This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Pengecut



Pengecut

0Vasile menghapus air mata dari wajahnya sebelum menempuh tiga anak tangga terakhir menuju halaman kediaman. Dua petugas kepolisian yang dipercaya Silver untuk menjaga pintu masuk penjara segera menyerukan sapaan hormat kepada Vasile.     
0

Vasile hanya mengangguk kecil sebelum melangkah pelan menuju kediaman.     

Udara sejuk memasuki rongga hidungnya, mengalir menuju dada sesaknya. Setelah menghirup begitu banyak udara, akhirnya kesesakan itu berangsur-angsur hilang. Meskipun begitu, matanya masih nyeri, penuh cairan yang berbinar akibat pantulan cahaya bulan.     

Sejak Luca terluka dan tidak sadarkan diri, Ecatarina tidak pernah mengijinkan Vasile memasuki kamar sang tuan. Untung saja, Albert bersedia menjelaskan keadaan keponakannya secara jelas dan ketika mendengar deskripsi perubahan fisik yang terjadi pada keponakannya, Vasile merasa dadanya diremas kuat.     

Semua orang yang mendengarnya langsung tahu bahwa Luca tidak bisa hidup lama lagi dan jika keadaan Luca bisa menjadi separah ini maka Mihai ….     

Para pelayan tidak sanggup menjelaskan apa pun dan Steve juga menutup mulut tapi Ioan memiliki insting yang kuat. Melihat ekspresi wajah mereka, Ioan tidak bisa berhenti menangis. Nyawa putra bungsunya bisa saja telah kembali ke dimensi dunia atas dan memasuki lingkaran reinkarnasi.     

Hingga hari ini, Ioan tidak pernah menghabiskan makanannya. Ia hanya menyicip beberapa suap sebelum menolak untuk makan. Jika Viorel, Cezar, dan Steve tidak terus merecokinya, Ioan bahkan tidak akan menyentuh sedikit pun makanan yang dihidangkan.     

Melihat keadaan ini, beban yang menimpa Vasile semakin berat. Semua penderitaan ini merupakan hasil yang dibawa oleh Vasile sendiri. Tanggung jawab semuanya berada pada dirinya.     

Walaupun begitu, jika ia mengatakan ia akan pergi setelah Luca siuman, ia akan dihujam tatapan dingin dari rekan-rekan kerjanya terutama Ecatarina.     

Ecatarina akan menuduhnya pengecut dan tidak mau berbicara lagi dengannya.     

Setelah seribu tahun bekerja dengan rekan-rekannya ditambah dengan fragmen memori yang telah kembali, Vasile sangat mengenal karakter Ecatarina.     

Wanita yang sangat berani. Jika ia melakukan sebuah kesalahan, ia akan bertanggung jawab dengan apa pun.     

Pada hari penyerangan Luca, Ecatarina mengaku mencium sebuah bau menjijikkan di tengah kekacauan. Jika sebelum memori mereka kembali, mereka tidak tahu identitas sosok misterius yang memberikan Ecatarina kekuatan, setelah memori itu kembali, mereka tahu bahwa sosok tersebut merupakan Lauren.     

Walaupun pelaku utamanya adalah Toma, keberadaan bau itu merupakan bukti ikut campur Lauren. Sebagai wanita yang telah memperkenalkan Luca terhadap pria pembawa penderitaan itu, Ecatarina memiliki rasa bersalah yang mendalam di dalam hatinya. Meskipun begitu, ia tetap tidak akan kabur. Oleh sebab itu, ia tidak bisa setuju dengan keputusan Vasile.     

Namun, Vasile harus berbuat apa?     

Ia memutuskan untuk pergi merupakan bentuk pertanggung jawabannya terhadap perjanjian yang telah ia buat tapi di mata Ecatarina, Vasile yang memikirkan perjanjian seperti itu sendiri sudah merupakan seorang pengecut. Jika Toma melakukan sesuatu yang melukai sang Tuan, bagaimana mungkin Vasile sebagai pamannya berjanji untuk pergi meninggalkan kediaman, meninggalkan Luca yang merupakan keluarganya dalam keadaan terluka? Walaupun itu dikarenakan rasa bersalah pun, Ecatarina tetap menganggap keputusan ini salah.     

Vasile juga tahu itu adalah keputusan seorang pengecut. Vasile juga tahu ia selalu merupakan seorang pengecut seberapa besar usahanya berakting gagah berani.     

"Hah …."     

Ketika kakinya menginjak ke dalam kediaman, ia mendengar pergerakan yang terburu-buru dari lantai atas.     

'Apakah Luca sudah siuman?'     

Binar bahagia melintasi matanya tapi ketika ia ingin melangkah menaiki tangga, hatinya kembali ragu.     

Aku harus berwajah seperti apa? Ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi keponakannya setelah semua kejadian ini.     

*****     

Beberapa saat yang lalu, di dalam kamar Luca ….     

"Huhuhuhuhuhuhuhuhuhu … anakku huhuhuhuhuhu! Kenapa kamu jadi seperti ini?! Huhuhuhuhu …."     

Di dalam kamar yang sunyi, Liliane menangkupkan wajahnya di atas tubuh Luca – lebih tepatnya sedikit tembus ke dalam tubuh Luca, menangis tersedu-sedu. Hatinya sakit setiap kali ia melihat keadaan putranya.     

Sejak kakaknya memberikan peringatan untuk tidak ikut campur dalam masalah Mihai dan Luca, ia telah menghindari tempat-tempat yang memiliki Mihai atau Liviu jadi ia juga tidak menghadiri pesta pernikahan Ioan dan Steve di Bukit Herme. Ia hanya bisa menempel pada jendela kediaman Luca, mendengarkan seruan samar kegembiraan di sana.     

"Tidak kusangka Luca akan kembali dalam keadaan seperti ini huhuhuhuhuhu! Jika aku tahu, aku akan mengabaikan perintah kakak dan mengikuti pesta huhuhuhuhuhuhuhu!!!"     

Putranya sekarang terbaring lurus di atas tempat tidur, tidak bergerak sedikit pun. Pakaiannya telah diganti menjadi piyama hitam yang biasa ia pakai tapi piyama itu menjadi sangat longgar membalut tubuh Luca yang kurus. Wajahnya masih tampan tapi kulitnya tidak lagi kencang dan penuh keriput di sekujur tubuhnya. Rambut hitamnya yang segar pun telah menjadi putih seluruhnya.     

Menurut Albert, keabadian Luca telah hilang. Intinya tidak bisa ditemukan di dalam tubuh Luca dan kemungkinan besar, Luca hanya bisa hidup setengah hingga satu tahun.     

Jika Liliane berada di tempat pesta saat itu, ia bisa diam-diam mencari pelakunya!     

Tidak terpikirkan olehnya bahwa setelah mengetahui siapa pelakunya pun, ia tidak bisa melakukan apa-apa dalam keadaan gentayangan dan transparan.     

Ia pun menangisi Mihai yang tidak dapat ditemukan hingga sekarang. Bahkan, Mihai mungkin sudah ….     

"Huhuhuhuhuhuhuhuhuhu! Anakku! Setelah kamu bangun pun, kamu harus tegar!" Liliane terus menangis tapi Ecatarina yang sedang membersihkan tubuh Luca dengan kain basah tidak terganggu sama sekali.     

Ya … suaranya memang tidak dapat didengar oleh siapa pun selain Mihai dan Liviu.     

Ngomong-ngomong tentang Liviu, anak itu pun sangat menyedihkan.     

Setelah menangis hingga tertidur ketika salah satu orang tuanya terluka dan satunya menghilang, anak itu setiap hari mengunjungi Luca yang tidak sadarkan diri. Ia akan memeluk tubuh Luca dan ketika ia tidak tahan lagi, ia akan menangis hingga tertidur. Melihat keadaannya, tidak ada yang berani mengatakan dugaan mengenai keadaan Mihai sekarang. Liviu masih terlalu kecil untuk mengemban beban yang begitu besar.     

Liliane masih sesenggukan ketika ia merasakan pergerakan kecil pada tubuh Luca.     

"Luca?!" Liliane buru-buru mendongak kemudian mencondongkan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Luca.     

Walaupun pergerakannya sangat kecil tapi Liliane bisa melihat bulu mata Luca yang bergetar. Liliane sudah mau berjingkrak bahagia ketika kelopak mata Luca terbuka. Sepasang mata emas bertemu dengan mata merah tua.     

"?! Tidak mungkin kan?" Liliane mengernyit dalam. Ia merasa Luca menatapnya sekarang tapi Luca selama ini tidak bisa melihat dirinya.     

Mulut Luca bergerak kecil, terbuka untuk beberapa saat sebelum berucap pelan, "Ibu …."     

"?!!!!!!"     

Liliane refleks menegapkan tubuhnya, menatap Luca tidak percaya.     

Di sisi lain, Ecatarina yang mendengar gumaman Luca langsung berlari keluar dari kamar. "TUAN SUDAH SIUMAN!"     

Tidak butuh waktu lama untuk seluruh penghuni kediaman tergopoh-gopoh memasuki kamar.     

Luca berusaha untuk bangun tapi seluruh tubuhnya bagaikan jeli, tidak memiliki kekuatan sama sekali. Ecatarina buru-buru membantu Luca bangun dan menyandarkan punggungnya pada bantal yang telah disandarkan pada kepala tempat tidur.     

"DAAA!!"     

Belum sempat Luca bersandar dengan nyaman, Liviu sudah terbang dengan kecepatan roller coaster, menubruk dada Luca tanpa ampun.     

Luca hampir memuntahkan sedikit ludah dari mulutnya tapi Liviu tidak peduli.     

Ia sudah begitu marah sehingga tubrukan itu merupakan bentuk pelampiasannya. Ketika kemarahannya telah dilampiaskan, kesedihannya meluap. Air mata mengalir deras tanpa henti. Ia langsung memeluk leher Luca erat menggunakan kedua lengan pendek.     

Luca melirik lengan mungil yang kehilangan sedikit keempukan, membuat dadanya sakit. Mengangkat tangannya, ia mengelus punggung Liviu dengan lembut. Kecupan jatuh pada pangkal kepalanya.     

"Aku kembali. Mihai juga berpesan kepadamu, dia akan segera kembali jadi jangan bersedih …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.