This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kau Tidak Perlu Merasa Bersalah



Kau Tidak Perlu Merasa Bersalah

0Setengah jam kemudian, dikawal oleh dua bawahan Silver, Toma memasuki kamar tidur Luca. Silver segera mengambil alih pengamanan terhadap Toma dan memerintahkan kedua bawahannya untuk menunggu di luar kamar sebelum menutup pintu.     
0

Toma terlihat kebingungan. Kedua matanya masih merah karena menangis. Ketika ia melihat Luca telah bangun, ia tidak bisa merasa lega karena keadaan Luca yang tidak terlihat sehat.     

Di dalam pelukan Luca, Liviu segera memucat kala melihat kedatangan Toma. Genggaman tangannya pada kain pakaian Luca mengerat dan ia menatap ayahnya penuh cemas.     

"A—aku …." Toma ingin meminta maaf tapi Luca menghentikannya dengan senyum lembut.     

"Tidak perlu berlutut," ucap Luca, mengetahui apa yang ingin Toma lakukan.     

Toma awalnya tetap ingin berlutut tapi melihat Luca berusaha untuk bangun ketika Toma akan berlutut, Toma akhirnya mengurungkan niat.     

Di samping Luca, Ecatarina berdiri dengan wajah suram. Ia masih keberatan dengan keputusan Luca dan tidak bermaksud untuk menutupi perasaannya sedikit pun.     

Luca mengabaikan Ecatarina, mengamati Toma sejenak.     

Dilihat dari gerak gerik Toma, sepertinya pria itu tidak memiliki ingatan masa lalunya.     

Sebelum bangun, Carme memberikan pesan kepada Luca mengenai Toma, agar ia tidak menghukum Toma begitu berat. Luca sendiri tidak memiliki pemikiran untuk menghukum Toma karena ia tahu Toma sedang dikontrol dan pengontrolnya seharusnya merupakan Lauren atau bawahan Lauren yang entah bagaimana pria itu dapatkan.     

"Aku tahu kau dikontrol saat menyerangku. Selama kau memberitahuku siapa yang mengontrolmu, aku tidak akan membahayakanmu."     

Carme memberikan satu kandidat yang kemungkinan besar masih bekerja sama dengan Lauren tapi ia sendiri tidak yakin karena identitas kandidat itu cukup unik. Bukan tipe yang disukai oleh Lauren jadi Luca ingin memastikan kebenarannya.     

Toma tidak bereaksi untuk beberapa saat. Yang pertama kali bereaksi adalah Vasile yang menatap Luca penuh keterkejutan. Benaknya kembali teringat akan ucapan Toma di penjara bawah tanah.     

'Yang dia katakan itu benar? Dia benar-benar dikontrol?'     

Kemudian, Ecatarina dan yang lainnya ikut bereaksi. Mayoritas mereka tidak bisa mempercayai ucapan Luca karena mereka melihat bagaimana Toma menusuk Luca tanpa ampun dengan mata kepala sendiri.     

Barulah Toma bereaksi. "Tuan percaya bukan aku pelakunya?"     

Dari kemarin, ia telah berusaha menjelaskan semuanya kepada bawahan Silver tapi tidak ada yang mendengarkan ucapannya dengan serius. Semua orang meragukannya sehingga Toma sendiri mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah ia hanya berhalusinasi? Apakah benar ia yang telah menyerang Luca dengan kemauannya sendiri dan sekarang ia hanya berusaha mencari alasan?     

Luca mengangguk tanpa ragu. "Kau bahkan berusaha menghentikan dirimu tapi pengontrolmu itu sepertinya terlalu kuat sehingga kau tidak berhasil keluar dari kontrolnya, bukankah begitu?"     

Toma buru-buru mengangguk. "Benar, Tuan! Aku …."     

Ia segera menceritakan detail dari misinya lalu kronologinya pergi mencari Tuan Nemu alias Daigo Tudor untuk mengundurkan diri dari misi tersebut tapi ketika ia hendak pergi, tiba-tiba ia tidak sadarkan diri. Ketika ia tersadar kembali, ia berada di dalam sel kurungan bersama adik dan suami adiknya.     

Toma tidak bisa bicara dan tempat itu gelap. Ia hanya mendengar suara seorang wanita dan seorang pria sedang mendiskusikan sesuatu sebelum kembali kehilangan kesadaran.     

Saat ia tersadar kembali, ia sudah berada di tempat yang penuh dedaunan dan tanah yang menanjak. Di sampingnya terdapat seorang wanita berbalut putih yang ia temui berada di samping Nemu ketika ia ingin mengundurkan diri.     

"Aku tidak tahu identitasnya. Seluruh tubuhnya terbalut kain dan aku hanya bisa melihat sepasang mata emasnya," jelas Toma penuh penyesalan.     

Selama berada di organisasi GOHABI pun, ia bukanlah anggota berpangkat tinggi. Informasi yang ia punyai tidaklah banyak.     

Luca memaklumi hal tersebut. Tentunya bawahan Lauren tidak akan mempermudah pekerjaan Luca. Pada akhirnya, ia tetap harus bekerja keras untuk mengorek keberadaan Lauren dan rencana pria itu dengan jelas untuk mengantisipasi bahaya yang akan datang.     

"Terima kasih untuk informasi yang telah kau berikan. Kau bisa membersihkan dirimu dan beristirahat terlebih dahulu." Luca mengisyaratkan kedua anak kembar dengan matanya untuk mengurus kebutuhan Toma.     

Daniela dan Daniel buru-buru meletakkan tangannya pada pelipis seraya menserukan, "aye, sir!" lalu membawa Toma pergi, meninggalkan para penonton yang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Toma telah dikontrol.     

Vasile menatap keponakannya dengan harap-harap cemas. Matanya memiliki binar bahagia yang telah hilang selama lima hari ini tapi ia terlalu takut jika apa yang ia dengar tadi bukanlah kenyataan yang sebenarnya jadi ia berusaha menekan kebahagiaan itu dan meningkatkan kewaspadaan.     

Baru ketika Luca tersenyum padanya seraya mengangguk penuh keyakinan sambil berkata, "Apa yang aku katakan itu benar," barulah Vasile berhenti menekan kebahagiaan dan harapan di dalam hatinya.     

"Jadi, semua ini murni hasil kelicikan Lauren?" tanya Ecatarina penuh pertimbangan. Jari jemari mengusap dagunya dengan penuh kehati-hatian. Ia telah berhasil menerima bahwa Toma bukan pelakunya dan merubah pikirannya pada hal yang lebih penting.     

Luca sedikit terkejut mendengar nama Lauren karena dari tadi ia tidak mengucapkan nama itu sekali pun. Tidak hanya itu, ia sedikit terkejut karena Ecatarina telah mengingat nama Lauren sebelum kembali teringat mengenai pembahasan mengenai segel selama berada di alam bawah sadar.     

Sepertinya, tidak hanya fisik luarnya saja, organ-organ Luca juga ikut melemah termasuk ingatannya.     

"Pikiranmu selalu tajam, Rina."     

Mendengar persetujuan Luca, para pelayan tenggelam dalam pikiran mereka.     

Luca hendak membahas lebih lanjut ketika ia bertemu pandang dengan Ioan.     

Mertuanya itu berusaha terlihat biasa saja tapi sepasang mata kuning keemasannya itu penuh dengan tuntutan terhadap Luca. Ioan pastinya tidak sabar ingin menanyakan mengenai keadaan Mihai.     

"Mengenai Mihai …."     

Mendengar itu, mata Ioan berbinar.     

Luca tersenyum kecil. "Dia tidak apa-apa. Seseorang mengirim tubuhnya ke tempat lain agar Lauren tidak membahayakan Mihai lebih dari ini. Tempat itu jauh dan pintu masuknya sulit ditemukan. Hubungan di antara kami yang dibentuk dari tanda janji pun terputus karenanya. Sekarang, Mihai memiliki tugas penting yang harus ia lakukan. Ketika selesai, dia akan kembali."     

"Tempat jauh yang seperti apa?" tanya Ioan tidak dapat merasa tenang.     

"Tugas seperti apa?" tambahnya. Semakin ia berpikir, ia semakin cemas. "Apakah itu berbahaya?"     

Tugas itu ada hubungannya dengan Lauren jadi Luca tidak bisa bilang itu tidak berbahaya tapi ia sendiri tidak tahu detail tugasnya dan ia tidak ingin membuat Ioan semakin cemas. "Tenang saja. Mihai pasti baik-baik saja, Ayah."     

Mendapatkan senyuman penuh keyakinan dari Luca, Ioan mulai sedikit lebih tenang. Namun, Steve yang berada di sampingnya tidak semudah itu dikelabui Luca. Ia tahu ada sesuatu yang Luca tutupi hanya saja ia tidak ingin istrinya stress berat lebih dari ini jadi ia diam saja.     

Setelah meyakinkan Ioan beberapa kali lagi, Steve mengirim Viorel untuk membawa Ioan kembali ke kamar. Ia ingin Liviu ikut bersama Ioan tapi anak itu dengan keras kepala menolak jadi Luca membiarkan Liviu tinggal bersamanya.     

"Da!" Liviu dengan bahagia memeluk erat leher Luca.     

Baru setelah kamar itu hanya menyisakan para pelayan dan Silver, Luca melepas senyum hangatnya.     

"Ada yang harus kalian ketahui mengenai keadaanku sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.