This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Sudah Tiba!



Sudah Tiba!

0Ketika matahari pagi terbit di ufuk timur, ribuan incubus terbang melewati Bukit Herme, memenuhi langit dengan sayap-sayap hitam.     
0

Penduduk Kota Hanju yang baru saja bangun dan hendak bersiap-siap membuka toko memekik ketakutan. Mereka buru-buru berlari masuk ke dalam rumah, menutup rapat seluruh pintu dan jendela lalu membulatkan diri di sudut, berharap tidak akan ditemukan oleh para pemberontak.     

'Habis kita! Mereka sudah sampai ke ibu kota!' Batin mereka merasa dapat menggambarkan hari terakhir mereka hidup di dunia.     

Sorakan penuh semangat menggema.     

Di saat yang bersamaan, petugas keamanan ditambah dengan prajurit khusus milik klan tingkat atas berlari dari arah yang berlawanan. Rombongan pertama yang sampai memiliki busur di setiap tangan. Satu per satu menarik busur dan menembak tajam ke arah para incubus di atas langit.     

Sesuai dengan rencana, rombongan incubus mulai berpencar.     

Petugas keamanan pun menjadi bingung, tidak tahu harus mengejar ke arah yang mana. Baru ketika salah satu kepala prajurit khusus yang berpengalaman menyerukan perintah, barulah mereka membagi rombongan sesuai dengan perintah tersebut untuk mengejar setiap rombongan incubus yang telah turun dari langit untuk menjarah kota.     

Pertarungan berlangsung dengan sengit.     

Bunga darah bermekaran di seluruh kota. Tubuh-tubuh kaku berserakan di setiap langkah.     

Kedua pihak sama-sama kehilangan banyak nyawa tapi tidak ada yang mundur.     

Dalam kurun dua hari, para incubus semakin mendekati gedung pemerintahan Kota Hanju yang ditempati para petinggi dari klan tingkat atas. Melihat hal itu, para pemberontak bersorak. Kobaran api semangat di dalam hati mereka semakin kuat dan terang.     

Pada saat itu, sebuah siulan terdengar. Setelahnya, siulan lainnya terdengar. Nada siulannya sama dengan siulan sebelumnya. Tidak butuh waktu lama, beberapa siulan kembali terdengar dengan nada yang juga sama persis.     

Itu adalah isyarat bagi kelompok pemberontak untuk melaksanakan strategi selanjutnya.     

Sorakan menggema.     

Gerombolan incubus mulai berpencar lagi menghasilkan kekacauan. Para petugas yang panik tanpa sadar membentuk area-area lemah yang gampang diterobos. Luca menemukan salah satu area yang penahanannya menjadi lemah dan langsung menguak tempat itu secara paksa dengan menggunakan pedang yang telah ia lumuri racun. Diam-diam ia menggunakan sihir agar tebasan pedangnya tidak begitu dalam hingga menyisakan luka serius, cukup untuk bertahan hingga kelompok En menemukan tubuh mereka dan mengobati luka tersebut.     

Di belakang Luca, Ecatarina dan kedua anak kembarnya mengikuti.     

Dalam waktu satu jam, Luca berhasil menerobos. Walaupun membawa luka-luka ringan di sekujur tubuhnya, Luca tidak peduli dan segera berlari menuju area gedung pemerintahan yang hanya berjarak beberapa meter.     

Dari arah yang berlawanan, Luca dapat melihat Lauren, Vasile, Steve, Victor, Lonel, dan Albert beserta beberapa kelompok pemberontak lain berhasil menerobos pertahanan dan berkumpul kembali dengan Luca. Luca mengamati seraya mengangguk puas ketika ia memastikan semua orang yang ditugaskan untuk berkumpul di sini lengkap, tidak kehilangan satu kepala pun.     

Mereka langsung menyerang prajurit-prajurit khusus yang melindungi gedung pemerintahan. Kedamaian tempat itu pun hancur.     

Ketika matahari terbenam, ledakan demi ledakan terdengar di penjuru kota. Ledakan pun terjadi di dalam area gedung pemerintahan, membuat malam itu terang benderang oleh kobaran api.     

Kelompok pemberontak yang menyerang gedung pemerintahan telah terpecah belah sambil melawan petugas keamanan. Korban jiwa tidak bisa dipungkiri. Setengah dari rombongan mereka telah tergeletak di tanah.     

Akan tetapi, kobaran semangat semakin terang ketika mereka menatap gedung pemerintahan yang telah dilahap api.     

'Sebentar lagi!'     

'Sebentar lagi!'     

Mereka akan mendapatkan kebebasan mereka kembali!     

Harapan mereka akan terkabul!     

Tidak ada yang menyadari sebuah insiden besar di halaman belakang gedung pemerintahan. Di sana, sesosok yang menguarkan aura hitam legam penuh dengan keinginan membunuh terbang tinggi. Kulitnya koyak di beberapa tempat, mengucurkan darah yang berwarna hitam legam, menarik pertanyaan dari semua orang akan asal usul darah hitam itu.     

Auranya begitu besar dan sosoknya yang terbang di tengah kobaran api begitu mencengangkan. Seharusnya semua orang dapat melihat keanehan itu dan ternganga olehnya tapi kedua belah pihak masih terus bertarung bagaikan tidak ada keanehan di tengah langit malam.     

Hal itu dikarenakan penghalang yang telah dipasang di penjuru halaman belakang gedung pemerintahan. Orang di luar tidak dapat memasuki penghalang dan juga tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalamnya.     

Dengan mata merah seluruhnya, Lauren menatap penuh kebencian pada orang-orang yang tersebar di halaman belakang itu: Luca, Vasile, Victor, Steve, Lonel, dan Albert yang seharusnya merupakan rekan seperjuangannya. Namun, sekarang rekannya itu berdiri di sana, mendongak ke atas dengan keinginan membunuh Lauren. Tangan mereka diselimuti energi yang berwarna-warni, tajam dan ganas. Energi-energi itu merupakan sihir dan itulah yang berhasil merobek kulit Lauren dan memberikannya luka.     

"MENGAPA?!" teriaknya penuh kebencian.     

Rekannya itu sekarang malah berdiri bersama sosok pria yang menempati urutan kedua dalam daftar orang yang paling dibenci oleh Lauren, Carme! Tidak hanya Carme saja, En, Rion, Kou, Marka kepala klan harimau, dan Sen Stoica ikut berdiri di sana.     

Lauren memicing pada Sen yang merupakan kenalan lamanya. Tawa mencemooh langsung tersembur keluar. "Kau sama saja dengan Vasile! Tidak hanya tergoda oleh rubah terkutuk itu, menampung kaum hina, dan sekarang kau membantu half-beast untuk membunuhku?! DARI KAUM MANA KALIAN BERASAL HA?!" teriakan terakhirnya tidak hanya diucapkan kepada Sen tapi juga kepada incubus lain dalam rombongan itu.     

Mata merahnya berhenti pada sosok Luca. Sosok yang selama ini memberinya harapan dan penuh semangat tiba-tiba menjadi sebuah sosok yang menyakitkan matanya. Ia ingin menghancurkan sosok itu dari dunia.     

Luca menyadari keinginan membunuh Lauren, membuat bulu kuduknya berdiri tegak. Tapi ia tidak gentar. Ini adalah tahap terakhir menuju dunia yang ia mimpikan. Tidak mungkin ia mundur!     

Sesuai dengan kesepakatan dengan En dan lainnya, mereka memancing Lauren ke halaman belakang ini dan ketika penghalang aktif, mereka akan berbalik menyerang Lauren. Apa pun yang terjadi, mereka harus memusnahkan Lauren agar dunia mengerikan yang ingin dibentuk Lauren tidak akan pernah bisa dikabulkan.     

Luca tidak ingin melihat dunia yang dikuasai oleh incubus di mana seluruh penjuru kota dipenuhi dengan pesta seks setiap harinya. Sangat tidak bermoral dan membayangkannya saja memberikan hawa dingin pada punggung.     

Luca dan Carme membuat kesepakatan bahwa selama penyerangan kepada Luca, Carme akan melepaskan sedikit bagian dari segel sihir agar Steve dan yang lainnya dapat menggunakan sihir untuk menyerang Lauren. Jika tidak begitu, Lauren akan terlalu kuat untuk Luca atasi. Carme juga sangat kuat tapi karena Lauren telah mendapatkan kekuatan dari musuh terbesar Rubah Mistis – musuh yang bahkan hanya bisa Rubah Mistis lemahkan dan segel, Carme tidak tahu apakah kekuatannya cukup untuk menahan Lauren.     

Vasile yang merupakan incubus abadi tidak dapat menggunakan sihir karena segelnya berbeda dari yang dimiliki Carme. Untuk mengatasi hal itu, Luca membagikan sihirnya kepada Vasile.     

Menurut Carme, segel kekuatan incubus abadi membuat para incubus abadi itu tidak dapat memproduksi sihir tapi bukan berarti mereka tidak dapat menggunakan sihir yang disalurkan secara eksternal dari orang lain.     

Carme juga menyalurkan sihirnya kepada Sen Stoica yang ternyata juga merupakan incubus abadi. Luca mengetahuinya ketika Vasile bertemu dengan Sen di Bukit Herme saat melakukan penyerangan kepada mixed blood.     

Untuk Sen yang telah melihat bagaimana bentuk dunia sebelum kekuatannya disegel, ia tahu Lauren terlalu berbahaya. Jika itu adalah dirinya dulu sebelum kekuatannya disegel, mungkin ia akan menutup mata. Vasile juga pernah mengatakan hal yang sama. Namun, setelah ribuan tahun telah berlalu dan memiliki keluarga yang berharga, Sen tidak dapat membiarkan Lauren membentuk dunia menyeramkan itu lagi.     

Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Marka ada di sini juga. Jawabannya adalah pria harimau berkepala panas itu tanpa sengaja menemukan rencana En dan bersedia untuk membantu. Bukan berarti ia setuju dengan perubahan yang ingin En buat tapi setidaknya, dunia itu lebih baik dibandingkan dunia yang dimimpikan Lauren.     

Tanpa menghiraukan teriakan Lauren, semua orang terus menyerang Lauren dari berbagai arah.     

Pria itu telah mengalami banyak luka dan menjadi semakin lemah.     

Luka-luka itu tidak memperlihatkan tanda-tanda akan sembuh karena tubuh Lauren sudah rusak parah.     

Kekuatan yang ia dapatkan dari musuh Rubah Mistis sangat kuat dan sulit ditampung oleh tubuh tanpa inti sihir. Tubuh itu telah mencapai batasannya.     

Yang menjadi kekhawatiran Carme adalah nyawa Lauren. Lauren masih memiliki keabadiannya sehingga walaupun tubuhnya rusak, nyawa Lauren belum tentu langsung kembali ke dunia atas untuk bereinkarnasi.     

Untuk memastikan tidak ada kesalahan, Carme membawa jaring penangkap jiwa. Jika Lauren terlihat akan lari atau mengambil alih tubuh orang lain, Carme akan segera menggunakan alat tersebut.     

Lauren berusaha melawan semua serangan itu tapi tubuhnya tidak lagi dapat bergerak sesuai keinginannya. Ia terus mengumpat, "SIALAN! KEPARAT! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN KALIAN SEMUA HIDUP BAHAGIA!!"     

Tepat saat itu ….     

BOOM!!     

Luca meluncurkan sihir listrik dengan tegangan yang sangat tinggi. Tangannya menembus dada Lauren. Dari lubang di dadanya, garis-garis retakan menyebar ke sekujur tubuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.