This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kebenaran (3)



Kebenaran (3)

0Di tengah kedalaman hutan gersang yang dianggap terkutuk, tidak mungkin ada orang yang berani bersemayam di sana. Luca menatap Mihai penuh tanda tanya. "Siapa yang kau cari, Mihai?"     
0

Seperti menjawab pertanyaannya, ranting-ranting pohon di sisi kirinya tiba-tiba bergemerisik. Dedaunan kering jatuh dari ranting-ranting bagaikan hujan. Dari sana, sesosok abu-abu muncul.     

Tubuh Luca menegang, penuh kewaspadaan.     

Sosok itu memiliki rambut abu-abu yang panjang, terikat satu secara longgar. Pakaian enam lapis berlengan lebar khas kaum half-beast berwarna hitam melapisi tubuh rampingnya, memastikan tubuh itu tetap hangat di tengah musim dingin. Ketika ia menegakkan tubuhnya, tingginya hanya mencapai dagu Luca. Pandangan Luca bertemu dengan sepasang mata abu-abu yang berpancar dingin. Ketika Luca mengangkat pandangannya, ia menemukan telinga seringa berbulu abu-abu terangkat tinggi di sana.     

Luca semakin was-was. Tangannya menarik Mihai ke belakang tubuhnya. "Mengapa half-beast ada di sini?"     

Bukit Luito berada di area paling ujung Kota Hanju. Tempat ini menjadi area kumuh yang ditinggali incubus. Jika ada half-beast di area ini, mereka hanyalah petugas keamanan dan pengusaha yang membuka jasa perbudakan. Melihat temperamen serigala ini, ia tidak terlihat seperti pengusaha tidak bermoral yang biasa berada di sekitar sini. Auranya mirip dengan para petinggi Klan Rubah yang dulu Luca layani.     

Serigala itu menatap Luca cukup lama tapi bibirnya tidak terlihat akan terbuka.     

Pikiran Luca semakin lama semakin rumit. Ia memikirkan berbagai kemungkinan tujuan serigala itu hingga ia tidak menyadari tarikan pada pakaiannya.     

"Kakak!" Entah berapa lama Mihai memanggil Luca sambil menarik pakaian pria itu ketika akhirnya Luca tersadar.     

Luca menatap Mihai yang mendongak tinggi di belakangnya. Sepsang mata emas bulat memberi Luca rasa aman.     

Mihai tersenyum lebar. "Tidak perlu takut. Paman ini sudah membantu Mihai lepas dari paman jahat tadi!" serunya seraya menunjuk si serigala. Mihai bahkan tidak ragu untuk keluar dari balik tubuh Luca dan memasuki pelukan si serigala sebelum Luca bisa menghentikannya.     

Si serigala mengangkat tubuh Mihai lembut lalu mengelus kepala Mihai tanpa mengubah sedikit pun kedinginan di wajahnya.     

Luca tertegun. Mulutnya terbuka lebar tapi ia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Kepalanya tidak dapat mengikuti alur ini.     

Si serigala tidak terlihat buru-buru. Ia masih mengelus kepala Mihai hingga beberapa menit berlalu, menurunkan Mihai kembali dengan puas. Mihai segera berlari kembali kepada Luca.     

"ini …." Luca pada akhirnya hanya bisa mengucapkan satu kata.     

"Toma."     

"Eh?"     

"Namaku … Toma."     

Luca mengerjap beberapa kali. "Oh …."     

Toma mengangguk singkat. Ia tidak menanyakan nama Luca karena setiap kali Mihai berbicara, nama Luca akan muncul hingga Toma tidak merasa ini adalah pertemuan pertama mereka.     

"Aku tidak akan berbasa-basi …."     

Luca menatap Toma yang daritadi menghabiskan waktu untuk mengelus kepala Mihai dengan penuh arti.     

Mengabaikan tatapan itu, Toma bersandar pada salah satu batang pohon. "Apakah kau bersedia melindungi Mihai bahkan jika kau harus mengkhianati kaummu sendiri?"     

"Apa maksudmu?"     

"Jawab saja sesuai hatimu."     

Mihai menatap keduanya secara bergantian, penuh rasa penasaran. Mendengar pertanyaan Toma membuat Mihai penuh dengan harapan tapi di saat bersamaan juga takut mendengar jawaban dari Luca. Lagipula—     

"Tentu saja," jawab Luca memotong pikiran Mihai. Pria jangkung itu mengelus kepala Mihai tanpa melepaskan pandangannya dari Toma. Senyum hangat tersungging. "Jika anak ini bisa hidup bahagia dengan itu, maka aku akan melakukannya."     

Toma memicingkan mata, penuh selidik.     

Luca membalas tatapan Toma tanpa gentar.     

Setelah beberapa saat hening, Toma akhirnya mengangguk singkat.     

"Aku akan mempercayaimu untuk sekarang."     

"Mengapa aku harus mendapatkan kepercayaanmu?" Luca tidak paham mengapa ia harus mendapatkan kepercayaan dari orang asing mengenai kasih sayangnya terhadap keluarganya. Rasa tidak suka mulai timbul terhadap Toma.     

Toma hanya mengedikkan bahu, tidak bermaksud menjelaskan.     

"Kau ingin membentuk dunia yang dapat memberikan keamanan dan kebahagiaan kepada Mihai bukan?"     

"Mengapa kau bisa tahu itu?"     

"Jawab iya atau tidak."     

Luca merasa jengkel tapi ia tetap mengangguk.     

"Aku bisa membantumu untuk itu tapi satu hal yang perlu aku peringati …." Tatapan mata Toma sangat dalam hingga Luca tiba-tiba merasa sesak napas.     

"Kau harus memusnahkan Lauren sebelum kau bisa mencapai mimpimu."     

*****     

Toma menceritakan sebuah rahasia yang bahkan incubus sendiri tidak pernah ketahui, mengenai perseteruan incubus dan half-beast, juga beast yang tidak hidup di dunia tempat Luca tinggal sekarang, serta segala hukuman yang akhirnya incubus dapatkan dan keberadaan incubus abadi. Pada saat itu terdapat enam incubus abadi yang hidup, salah satunya adalah Lauren. Seluruh incubus abadi memiliki tujuan mereka masing-masing ketika mereka ingin mencapai keabadian tapi di tengah keenam incubus itu, hanya dua incubus abadi yang mendapatkan keabadiannya melalui warisan generasi sebelumnya.     

Salah satu dari kedua incubus abadi tersebut merupakan Lauren dan ia adalah yang terkeji dari semuanya. Hidup dalam keluarga incubus abadi yang telah berdiri untuk beberapa milenia, keluarga tersebut terkenal dengan pandangan bahwa selain incubus, semuanya adalah makanan. Lauren yang besar di keluarga seperti itu juga memiliki prinsip yang sama. Ketika mereka berada di dunia para beast, Lauren menjadi pelopor tindakan seksual yang keji di dunia tersebut. Walaupun incubus abadi lainnya tidak berlaku seperti Lauren, mereka juga tidak menghentikan Lauren.     

Ketika hukuman dijatuhkan kepada para incubus, seluruh kekuatan fisik dan sihir yang dimiliki incubus dicabut dan disegel, membuat mereka memiliki fisik layaknya manusia biasa. Hanya Lauren yang inti kekuatannya dihancurkan dan tidak akan pernah kembali.     

Para incubus abadi lainnya membawa incubus-incubus lain yang menjadi pengikut mereka untuk hidup rendah diri, tidak lagi berbuat masalah. Oleh karena kekuatan yang lebih tinggi telah mencabut kemampuan incubus untuk mendapatkan keabadiaan dengan memakan banyak energi kehidupan, perilaku membunuh pada mangsa mereka juga berkurang. Hal ini dikarenakan, untuk mengisi perut hingga kenyang, mereka tidak perlu membunuh. Tindakan membunuh hanya dilakukan karena bobot energi kehidupan yang mereka dapatkan akan lebih besar dan mempercepat jalan mereka menuju keabadian. Kehidupan incubus pun menjadi lebih damai walaupun perseteruan dengan half-beast tetap terjadi. Walaupun begitu, semua incubus telah menerima nasib mereka.     

Hanya Lauren yang tidak bisa menerima semua ini. Ia berusaha membujuk kelima saudara incubus abadi lainnya untuk menyerang sang Rubah Mistis dan mendapatkan kembali kekuatan mereka yang telah disegel tapi rekan-rekan lainnya menolak.     

Entah bagaimana caranya tapi Lauren mendapatkan kekuatan dari makhluk gelap yang tersegel di dunia para beast. Makhluk itu memiliki dendam terhadap si Rubah Mistis yang telah menyegel makhluk tersebut. Dengan bantuan kekuatan itu, Lauren menyerang Rubah Mistis berkali-kali, tanpa henti.     

"Tujuan Lauren satu-satunya adalah untuk mendapatkan kembali kekuasaan kaum incubus. Dan orang itu mendekatimu sekarang. Dia bahkan hampir membunuh Mihai dan mengancam Mihai untuk menjauhimu. Jika Mihai menolak, Lauren bersumpah akan membunuhmu sebagai gantinya."     

Luca terkejut. Ia menatap Mihai, menanyakan apakah itu benar melalui pandangannya. Mihai mengangguk. Kedua tangan mungilnya meremas pakaian Luca.     

"Mengapa dia mendekatiku?"     

Toma tertegun sejenak sebelum menggeleng. "Aku tidak tahu tapi kemungkinan besar adalah ia tertarik dengan ambisi awalmu untuk membentuk dunia yang damai bagi kaum incubus … atau …."     

"Atau?"     

Toma melirik Luca sejenak, penuh pertimbangan. "Ini hanya asumsi tapi tubuh Lauren sekarang sudah hampir rusak. Tubuhnya lemah dan tidak memiliki inti untuk menampung kekuatan gelap yang ia dapatkan. Kekuatan itu terus menggerogoti tubuhnya dan jika dia tidak berganti tubuh, dalam puluhan tahun ke depan, pastinya tubuh itu akan hancur."     

Mendengar itu, genggaman Mihai semakin kuat. Wajahnya memucat dan mata emasnya berkaca-kaca.     

Luca kira-kira bisa menduga apa yang ingin Toma katakan. Rasa dingin menjelajati punggungnya tapi tidak ingin membuat Mihai semakin takut, ia memasang ekspresi kuat.     

"Aku akan menendangnya keluar dari rumah sekarang!" Luca menetapkan hati dan segera berbalik tapi Toma menghentikannya.     

"Lauren itu, jika kau bisa mengambil kepercayaannya dan mengelabuinya, itu akan lebih baik."     

"Tapi, Mihai akan—"     

"Aku punya ide. Berikan telingamu …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.