This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Biarkan Aku Mengambil Tugas Ini (3)



Biarkan Aku Mengambil Tugas Ini (3)

Melihat Separo tidak dapat menjawab secara langsung, keraguan para tamu mulai membesar. Tatapan curiga semakin banyak memicing pada Separo.     
1

Cengkeraman Separo mengerat pada sandaran lengan kursinya. 'Tidak! Aku tidak bisa kalah di sini!'     

"O—omong kosong! Atas dasar apa kau mengatakan semua itu?!" Separo membusungkan dadanya ke depan, menaikkan kepalanya untuk memperlihatkan bahwa ia percaya diri terhadap ucapannya dan tidak ada yang ia tutup-tutupi. Ia ingin menunjuk Luca di wajah tapi kedua tangannya masih bergetar dan ia tidak ingin orang lain mengetahui ketakutannya sehingga ia mengurungkan niat.     

Sementara itu, Luca berdiri dengan lugas. Posturnya tinggi dengan tubuh yang terisi cukup dan proporsional. Kedua kaki panjangnya mengambil satu langkah ke depan dengan sangat anggun dan berkarisma.     

Para tamu, hingga mereka yang pernah mencemooh Luca, tanpa sadar mundur untuk membukakannya jalan.     

Luca berhenti setelah mengambil beberapa langkah lalu mendongak kepada Separo. Senyum sempurna yang menghiasi wajahnya berhasil mengambil hati tidak hanya para wanita tetapi juga pria yang berada di ruangan tersebut. Beberapa bawahan Separo bahkan merasakan jantung mereka tidak mau berhenti berdetak.     

Pesona Luca sangatlah besar!     

Bahkan dengan Separo yang mengenakan pakaian berkilau, duduk di kursi yang mewah, dan posisinya yang lebih tinggi karena berada di atas panggung, pesonanya kalah oleh Luca yang berpakaian sederhana dengan warna gelap berlapis mantel yang sedikit compang-camping di bagian bawahnya.     

Luca memiringkan senyum. Satu alis bergerak naik memperlihatkan keangkuhan serta kepercayaan diri yang ia punya.     

"Aku tidak punya dasar tapi apa yang akan kukatakan ini juga dapat terpikirkan oleh kita semua yang ada di sini." Luca menyebarkan pandangannya kepada semua orang, menatap mereka satu per satu dengan kecepatan konstan sebelum mengangkat tangan kanannya, mengetuk jemari telunjuk pada pelipis. "Tentunya jika kalian menggunakan otak untuk berpikir."     

Senyumnya penuh cemoohan.     

Jika ini adalah keadaan biasa, semua orang sudah mengeroyok Luca karena marah oleh ejekan tersebut. Namun, sepertinya sekarang memang bukan keadaan yang biasa. Atau lebih tepatnya, Luca-lah yang tidak biasa karena tidak hanya tidak tersinggung, seluruh tamu terpesona oleh senyum miring sombong yang diperlihatkan Luca.     

Beberapa wanita muda bahkan dengan malu-malu memalingkan wajah, tidak sanggup menatap wajah tampan Luca lebih lama lagi.     

Luca kembali menatap Separo yang semakin tertekan. "Pertama, bagaimana kau bisa membuktikan bahwa mixed blood yang kau katakan itu bukan hanyalah ujaran dari mulut belaka?"     

Alis Separo terangkat tinggi, terkejut sekaligus heran sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. 'Aku pikir apa yang akan dia katakan karena sikap percaya dirinya tapi ternyata hanya ini?!'     

Cengkeraman Separo mengendur dan tubuhnya tidak lagi bergetar. Senyum penuh kebanggaannya kembali tersungging lebar. "Hah! Omong kosong! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Anak Muda!"     

"Benar! Beraninya kau meragukan kepala organisasi!" Bawahan pria itu ikut berteriak mencemooh Luca.     

Separo kira Luca akan langsung ciut tapi pria muda itu bergeming, masih berdiri dengan postur yang penuh kepercayaan diri. Tawa kecil bahkan kabur dari senyum miringnya.     

"Ho? Dan kau katakan itu valid? Siapa lagi yang dari kalian yang melihat keberadaan mixed blood itu?"     

Semuanya terdiam, celingak celinguk mencari siapa pun yang mengangkat tangannya.     

Di atas panggung, dua orang yang terkenal merupakan bawahan terpercaya Separo mengangkat tangan, tidak terlalu tinggi dan beberapa kali berhenti sebelum bergerak ke atas hingga dapat terlihat oleh semua orang.     

Melihat itu, Luca mendengus. "Hanya tiga orang? Kesaksian tiga orang tidak cukup untuk menggerakkan orang sebanyak ini!"     

"Tapi kami sumpah telah melihatnya jadi kami tidak membual!" Salah satu bawahan Separo bahkan siap memotong lidahnya jika mereka terbukti berbohong.     

Melihat itu, sebagian tamu mulai terbujuk sementara sisanya masih berdiri di sisi netral.     

Luca mengangguk-angguk. "Baiklah, baiklah."     

Semua orang mengira pria muda ini akan setuju begitu saja lalu mundur. Tentunya itu adalah hal yang memalukan karena pria muda ini telah dengan sangat berani mengucapkan ucapan besar tadi.     

"Katakanlah kalian bertiga melihatnya tapi apakah kalian benar-benar berkontak dengan mixed blood itu hingga yakin mereka benar-benar merupakan mixed blood murni? Bukan half-beast yang menyamar?"     

Semua orang mengernyit dalam. Memang kemungkinan ada tapi untuk apa? Rasanya tidak mungkin bagi para half-beast yang begitu sibuk itu untuk melakukan permainan bodoh seperti menyamar menjadi mixed blood.     

Pada saat itu, hampir seluruh orang di dalam ruangan mulai kembali berpihak kepada Separo. Seruan ragu membuat Separo kembali mendapatkan kepercayaan dirinya tapi sebelum Separo berucap, Luca sudah membuka suara, "Tenanglah Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya, aku belum selesai."     

"Omong kosong apa lagi yang mau kau katakan?"     

"Benar!"     

"Ck ck ck …." Luca menggoyangkan jari telunjuknya ke kiri-kanan beberapa kali, mengkritik semua orang di sana. "Mengapa tidak mungkin? Oh baiklah. Jika kalian berpikir begitu, bagaimana jika mixed blood itu dilepaskan oleh para half-beast tepat di depan kepala organisasi Cross lalu memancingnya untuk percaya bahwa mixed blood tinggal di tempat persembunyian yang telah diucapkan oleh Tuan Separo?"     

Permainan otak yang Luca mainkan ini benar-benar membuat semua orang pusing. Apalagi, para incubus yang ada di sini tidak terbiasa bekerja dengan otak mereka.     

Mereka tidak lagi bisa bersabar, langsung berteriak kepada Luca, "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?!"     

Bagaikan telah menunggu pertanyaan tersebut, Luca tersenyum lebar, sangat puas. Dengan mata berbinar misterius, ia menyebarkan pandangan ke seluruh ruangan.     

"Coba pikirkan Saudara-Saudari! Mengapa mixed blood yang tidak pernah muncul di permukaan, suatu hari tiba-tiba muncul, di tengah kekacauan pemberontakan antara kaum kita dan kaum jahanam itu?" Luca mengambil jeda sebentar, memastikan tidak ada yang mau mengucapkan sanggahan sebelum melanjutkan.     

"Biar kutanyakan lagi kepada Tuan Separo dan kedua bawahannya, apakah kalian mengobservasi mixed blood-mixed blood tersebut hingga kalian bisa meyakinkan bahwa mereka bukanlah half-beast yang menyamar?"     

Kedua bawahan Separo tidak bisa menjawab apa pun. Memang mereka hanya mengobservasi dari jauh. Yang ada di kepala mereka saat itu adalah mereka telah menemukan sesuatu yang luar biasa dan buru-buru pergi sebelum ditemukan. Separo terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi rahangnya kembali mengerat.     

Luca menepuk tangannya sekali. "Nah! Ini sangatlah aneh! Jika memang mixed blood – bahkan yang sudah dewasa masih hidup hingga sekarang, tentunya akan ada yang pernah melihat mereka sebelum ini tapi semua orang di sini tidak ada yang dapat memberikan kesaksian itu. Berarti, mixed blood baru pernah dilihat oleh ketiga orang di atas panggung di sana beberapa saat yang lalu. Bukankah ini aneh?"     

"Aneh bagaimana?"     

Para tamu menggaruk kepala mereka yang tidak gatal, masih tidak bisa memahami jalan pikiran Luca.     

"Tentunya aneh! Mixed blood yang tidak pernah muncul selama ini tiba-tiba muncul di tengah kota ketika mereka tahu risiko ketika mereka ditemukan, di tengah-tengah kemenangan demi kemenangan yang kaum kita dapatkan dalam upaya pemberontakan kita. Sekarang, akibat hal itu, hampir semua kelompok yang berjasa dalam pemberontakan berkumpul di sini, bersama-sama ingin menumpas mixed blood, melupakan tugas penting kita yang harus kita lakukan sebelum para half-beast dapat memulihkan tenaga petarung mereka. Ini bisa saja menjadi jebakan dari para half-beast. Itulah mengapa aku mengucapkannya di awal tadi."     

Para tamu mulai berdiskusi dengan satu sama lain. Semakin banyak yang merasa ucapan Luca cukup meyakinkan.     

Melihat perubahan ekspresi tersebut, Separo buru-buru memukul sandaran lengan kursinya dengan wajah merah padam. "Kau ingin mengatakan aku menjebak kaumku sendiri?!" serunya penuh amarah.     

Luca dengan santai mengedikkan bahunya. "Tentu tidak Tuan. Anda yang mengatakan itu dari mulut Anda sendiri."     

Ucapan Luca seperti menandakan sesuatu tapi semua tamu sudah cukup ribut dengan percakapan mereka jadi tidak banyak yang menyadari hal itu.     

Amarah Separo semakin kuat tapi ia masih punya otak untuk menutup mulutnya sekarang karena posisinya sedang tidak aman.     

Luca menepuk tangannya sekali lagi untuk mengambil kembali fokus semua orang. "Katakanlah apa yang dikatakan Tuan Separo benar, tentunya kita harus menumpas mixed blood ini. Namun, dikarenakan saksi mata yang begitu sedikit, kemungkinan semua ini adalah jebakan dari half-beast untuk mengalihkan perhatian kita dari pemberontakan dan mengambil kesempatan ini untuk memulihkan kekuatan atau bahkan menyerang kita juga menjadi besar. Tentunya bahaya bagi kita semua berbondong-bondong menuju tempat persembunyian mixed blood dan melupakan rencana kita menyerang sisa penguasa kaum half-beast yang masih hidup bukan? Kita hanya akan mengabulkan keinginan kaum jahanam itu."     

Hampir semua tamu mengangguk serentak.     

"Itulah mengapa aku mengusulkan diri untuk mengambil tugas ini. Jika memang ada mixed blood di sana, biarkan aku yang menumpas mereka. saudara-saudariku, aku akan mempercayakan tugas pemberontakan kepada kalian semua. Mari kita sukseskan usaha kita!"     

"YA!!" Semua tamu berseru lantang. Kobaran api telah tersulut di dalam hati mereka.     

Luca tersenyum puas seraya menatap Separo.     

"Bagaimana keputusanmu Tuan Separo?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.