This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Merawat



Merawat

0"Yah kaget sekali! Aku kira kau sedang memberikanku surat kematian secara terang-terangan hahahaha!" En memukul punggung Vasile beberapa kali dengan santai sambil berjalan mengikuti Vasile dan Luca.     
0

"Haha … maaf. Aku sudah salah memilih kata."     

Luca menatap kepala keluarga klan rubah ini dengan perasaan yang campur aduk: ragu, penasaran, dan heran.     

Ketika pertama kali Vasile mengucapkan permohonannya yang memang terdengar sangat mengancam itu, Rion sudah menarik pedangnya tanpa basa-basi. Luca juga telah berpikir bahwa sepertinya ia tidak akan bisa menyelesaikan rencana ini dengan damai.     

Namun, En hanya tertawa dan memaksa Rion kembali tenang. Ia dengan santai menanyakan maksud Vasile yang sadar bahwa ia telah salah berucap. Vasile segera menjelaskan bahwa mereka hanya membantu pembantai itu yang ingin bertemu dengan En. Pembantai itu tidak ingin Vasile dan yang lainnya melukai En dan Rion jadi seharusnya sang pembantai tidak bermaksud jahat.     

Pada akhirnya, kepala keluarga klan rubah itu dengan santai mengikuti para pemburu half-beast menuju sarang pembantai penguasa Kota Kai terlepas dari Rion yang memprotes keras karena ia tidak tahu apakah mengikuti dan mempercayai Vasile adalah keputusan yang aman.     

'Egh … situasi apa ini ….' Jika dipikir-pikir kembali, mereka sedang berada di situasi yang unik dan aneh.     

Di samping Luca, Rion cemberut. Ia bahkan tidak repot-repot menutupi ketidakpuasannya kepada En.     

Luca lebih tidak heran akan perilaku Rion. Jika ia ada di posisi Rion, ia pun akan berlaku hal yang sama.     

Lagi pula, siapa yang bisa dengan santai menuju ke sarang musuh.     

'Apa dia tidak sadar bahwa kepalanya berharga begitu tinggi bagi para pemberontak?' Luca menggeleng pasrah. Jika atasan half-beast begitu santai seperti ini, yang menjadi bawahannya pun akan sangat sulit.     

"Hah … apa dia tidak tahu yang namanya sikap waspada?" gerutu Rion yang tanpa sadar mengucapkan kata hatinya.     

Luca mengangguk, tanpa sadar menyetujui, "Kau harus mengajarinya jika ia tidak ingin mati muda."     

"Mengajarinya? Hah … aku hanya akan menyia-nyiakan energiku."     

Luca merenungkan ucapan itu sejenak sebelum tertawa kecil. "Aku rasa kau benar."     

Rion kembali menghela napas. Ia melirik Luca dan diam-diam mengamatinya.     

'Pria ini terlihat ramah sebagai seorang yang ingin memusnahkan seluruh half-beast ….'     

Menurut laporan dari bawahannya yang menyelidiki para pemburu half-beast, Luca Mocanu adalah sosok yang mirip dengan ketua di kelompok tersebut. Dikatakan bahwa semua rencana utama dari kelompok pemburu half-beast muncul dari Luca dan rekan-rekannya yang lain mempercayai keputusan pria ini.     

Tentunya tidak baik menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Bisa saja Luca memiliki rencana keji yang sesuai dengan reputasinya itu dan hanya berakting jinak untuk menurunkan kewaspadaan Rion.     

"Kita sudah sampai."     

Vasile berhenti di depan rumah yang mengeluarkan suara mesin. Melihat keadaan yang begitu ribut, Vasile tahu Victor tidak akan bisa mendengar suaranya walaupun ia berteriak meminta ijin untuk masuk jadi ia dengan santai melewati gerbang dan halaman.     

Seperti pagi tadi, Victor sedang memotong kayu menggunakan chainsaw-nya.     

"Victor?" panggil Vasile tapi Victor tidak mendengarnya.     

Vasile mengetuk pintu sambil memanggil pria itu beberapa kali tapi Victor tetap tidak menyadari keberadaan mereka. Ketika ia sedang menimbang-nimbang apakah aman menepuk bahu Victor untuk menarik perhatiannya – lagi pula Victor sedang memegang chainsaw yang diduga sebagai senjata yang pria itu gunakan untuk tindakan kriminalnya jadi Vasile tidak bisa gegabah – seorang pria mungil muncul dari ruang dalam.     

Pria mungil itu adalah Lonel yang Vasile dan lainnya temui pagi tadi sebelum meninggalkan kediaman.     

Melihat kedatangan Vasile dan Luca bersama dua orang bermantel, Lonel langsung paham apa yang sedang terjadi. Tanpa basa-basi, ia menarik baju Victor kuat.     

"Wuah! Ada apa?" Victor ingin memprotes tapi langsung berhenti ketika menemukan Vasile dan lainnya di ambang pintu.     

"Oh! Kalian benar-benar berhasil?!"     

*****     

"Silakan tehnya."     

Victor meletakkan dua cangkir teh – terdapat sedikit retakan pada kedua cangkir itu tapi masih layak untuk digunakan – untuk menyambut kedua tamu besar tersebut.     

"Terima kasih," terima En tapi pria itu hanya meletakkan cangkir terebut di atas meja tanpa meminumnya.     

Alis Luca terangkat melihat perilaku En. 'Pria ini ternyata bisa berlaku was-was juga ….' Sepertinya pria bernama En ini tidak akan begitu mudah untuk dipahami.     

"Jadi … aku mendengar kau mencari kami berdua? Apakah kau sadar kau sedang bertemu dengan orang yang ingin menangkapmu?" tanya En santai, sangat kontras dengan isi ucapannya.     

Victor menyunggingkan senyum miring. "Kau tidak akan bisa menangkapku semudah itu!" serunya penuh keangkuhan.     

Rion tidak menyukai sikap itu sehingga lagi-lagi hampir mengeluarkan pedangnya jika En tidak menghentikannya.     

En tertawa ringan. "Mari kita lihat."     

Victor hampir saja menjulurkan lidahnya untuk memprovokasi Rion jika Lonel tidak berdehem keras, mengingatkannya bahwa bukan waktunya untuk mengejek kedua half-beast tersebut. Victor hampir saja mengeluarkan kebiasaan nakal dan memberontaknya yang biasa ia perlihatkan kepada penguasa Kota Kai. Ia tidak boleh menyinggung En sekarang!     

"Ehem! Jadi aku ingin meminta bantuan Tuan En, itulah mengapa aku ingin bertemu dengan Anda." Victor berlutut di depan En untuk memperlihatkan kerendahan dan penghormatannya. Biasanya ia tidak akan mau melakukan hal ini tapi kali ini saja, ia harus melakukannya, berharap En akan mau menerima permohonannya dengan ini.     

En tidak merubah ekspresinya sama sekali. Ia hanya menunggu penjelasan selanjutnya dalam diam.     

"Jadi begini …."     

*****     

"Kau ingin aku merawat Tuan Muda keluarga yang telah kau bunuh?"     

Cara En mengucapkannya seperti tusukan tajam pada Victor tapi Victor hanya mengangguk sebagai jawaban.     

"Kau membiarkan Claudiu hidup?" En terkejut. Ia tidak mengharapkan perilaku seperti ini dari Victor.     

Keluarga yang menguasai Kota Kai adalah Keluarga Takase. Dalam deretan keluarga cabang klan rubah, hanya keluarga En yang memiliki nama keluarga Fuyuki karena keluarga En bercabang dari saudara kepala keluarga utama klan rubah yang memisahkan dirinya dari keluarga utama beberapa generasi sebelumnya. Keluarga cabang lainnya memiliki nama keluarga yang berbeda.     

En tidak pernah menyukai Keluarga Takase yang keji tapi ia menyukai tuan muda keluarga tersebut, Takase Claudiu. Walaupun masih muda, anak itu bijak dan berhati lembut.     

Ketika Claudiu berada di Kota Hanju untuk pendidikannya, En-lah yang merawat anak muda tersebut. Hal yang ia sesalkan adalah membiarkan Claudiu kembali ke Kota Kai hari itu, hari yang sama ketika informasi mengenai Keluarga Takase yang dibantai habis memasuki telinganya.     

Ia kira Claudiu juga kehilangan nyawanya. Tidak ia sangka ….     

"Aku punya alasan tersendiri untuk itu." Victor enggan menjelaskan lebih lanjut.     

Melihat itu, En tidak lagi bertanya.     

Di sisi lain, Luca teringat ucapan Victor pagi tadi. 'Orang berharga dari kaum half-beast … apakah itu adalah tuan muda ini?'     

"Aku tidak keberatan. Aku sudah merawatnya selama dia tinggal di Hanju. Tentunya aku sangat senang memiliki teman bicara yang semenyenangkan Claudiu."     

Wajah Victor langsung cerah. "Terima kasih!" Ia bahkan menunduk hingga dahinya menyentuh tanah.     

"Tidak perlu. Aku yang harus berterima kasih karena kau telah mengabarkanku mengenai Claudiu. Ngomong-ngomong, di mana ia sekarang?"     

En dengan tidak sabar mengamati sekelilingnya, mencari sosok teman kecil yang ia rindukan itu. Namun, ia menyadari gelagat Victor yang aneh.     

"Apa ada yang salah?"     

Victor menggaruk belakang kepalanya. "Itu … sebenarnya …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.