This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Memenuhi Syarat



Memenuhi Syarat

0"Aku tidak mengerti mengapa kau memberinya tawaran seperti itu?! Jelaskan Luca!" Lauren langsung meledak ketika rombongan telah berjalan cukup jauh dari rumah Victor. Ia telah menahan emosinya terlalu lama sehingga ia tidak lagi bisa mengontrol diri. Aura gelap yang biasanya ia tekan pun ikut menguar, membuat udara di sekeliling mereka menjadi sesak dan berat.     
0

Luca menepuk pundaknya pelan. "Tenanglah. Aku bisa jelaskan tapi pertama-tama tekan dulu amarahmu. Aku tidak bisa menjelaskan dengan baik jika kau membuatku sesak napas."     

Lauren hampir kehilangan akal sehatnya tapi ia memaksa diri untuk menekan seluruh emosinya seperti yang Luca minta. Setelah menarik napas dalam-dalam, ia berkata, "Jelaskan."     

"Kau tahu kita membutuhkan tenaga lebih. Walaupun sihirmu sangat membantu tapi dengan kemampuanmu sekarang saja, kita tidak akan bisa mencapai tujuan kita."     

"Itulah mengapa aku menawarkan memberikanmu sihirku juga seperti yang kuberikan kepada wanita itu!" seru Lauren geram seraya menunjuk Ecatarina.     

Ecatarina mengernyit kecil, tersinggung, tapi tidak mengatakan apa-apa.     

"Kau tahu itu tidak akan menyelesaikan apa pun. Kau memberikanku kekuatanmu berarti kau akan menjadi lebih lemah dari sekarang ini. Jumlah kekuatan kita tidak bertambah sama sekali! Itulah mengapa kita butuh tambahan orang."     

"Tapi aku tidak suka padanya! Dia menyukai half-beast! Dia bahkan memintamu untuk membawa kepala keluarga klan rubah dan klan serigala kepadanya tanpa memberikan kedua orang itu cedera apa pun. Padahal ini kesempatan kita untuk membunuh mereka!"     

Luca menggeleng tidak setuju. "Tidak perlu begitu gegabah. Mungkin memang ini kesempatan besar untuk membunuh kepala keluarga kedua klan besar itu tapi kita harus memikirkan hasil akhirnya. Jika kita membunuh kedua sosok besar itu dengan kekuatan kita sekarang, para half-beast pastinya tidak akan diam. Jika mereka bekerja sama dan menyerang kita dalam gerombolan besar, kita tentunya tidak akan bisa menang dan seluruh usaha kita dua tahun ini akan menjadi sia-sia."     

Lauren ingin membantah. Ia sudah membenci half-beast lebih dari setengah hidupnya dan ia tidak sabar melihat kaum itu musnah. Ketidaksabarannya itu mengkabutkan akal sehatnya.     

Luca benar. Alasan mereka bergerak diam-diam dan menyerang sedikit demi sedikit dari klan tingkat rendah adalah untuk merobohkan fondasi kaum half-beast tanpa membuat kaum tersebut merasakan ancaman. Jika mereka membunuh dua sosok besar klan tingkat atas sekarang juga, semua klan pasti akan berjabat tangan untuk memusnahkan mereka tanpa basa-basi. Namun, jika mereka menjatuhkan kaum tersebut dari tingkatan terendah, para half-beast hanya akan merasa seperti digigit oleh nyamuk dan ketika mereka tersadar, semuanya sudah akan terlambat.     

Dengan kekuatan rombongan kecil mereka sekarang, itu adalah rencana yang terbaik.     

"Kau benar. Maafkan aku," ujar Lauren yang sudah kembali berkepala dingin.     

Luca diam-diam menghela napas lega.     

"Tapi, aku tetap tidak setuju dengan janjimu kepada pria bernama Victor itu. Aku tahu kita butuh tambahan kekuatan tapi aku tidak suka hati lembutnya kepada half-beast. Jika kita membiarkan satu atau dua half-beast tetap hidup, tentunya akan ada kesempatan bagi yang ketiga, keempat, dan seterusnya. Aku tahu hati lembekmu itu Luca."     

Lauren menembakkan tatapan tajam, penuh selidik pada Luca. Walaupun Luca bersikap seperti yang ia inginkan selama dua tahun ini, ia tidak pernah melupakan bahwa Luca pernah menyayangi mixed blood kecil itu. Lauren juga tidak berhasil menemukan keberadaan si kecil itu jadi ia tidak berhasil membunuhnya setelah si kecil itu kabur.     

Jika si kecil kembali secara tiba-tiba, Lauren masih punya keyakinan bahwa Luca akan kembali ke diri lembeknya yang tentunya sangat tidak Lauren inginkan. Jadi, secara berkala, ia akan menguji hati Luca. Jika ia menemukan sedikit saja kelembekan hati Luca itu kembali, ia akan ….     

"Haha …." Luca tiba-tiba tertawa dingin. Kilat matanya membuat Lauren menggigil.     

"Aku bilang aku akan menghargai keputusannya tapi bukan berarti aku tidak bisa menggantikannya untuk membunuh half-beast itu bukan?"     

Jantung Lauren berpacu cepat. Wajahnya memerah bahagia melihat senyum dingin yang menghiasi wajah Luca. Ini! Ini yang aku inginkan!     

"Ha! Hahahahahaha!" Lauren tidak bisa berhenti tertawa.     

Ia tidak membayangkan Luca akan berubah menjadi sekejam itu.     

"Kau sudah tenang?"     

Lauren tertawa semakin keras. "Lebih dari itu! Aku puas!"     

Luca mengangguk. "Untuk sekarang, aku butuh kepercayaannya jadi Lauren kita harus bersikap patuh dan penuh dengan penghargaan kepada Victor hingga ia bersedia menjadi anggota kita, mengerti?"     

"Aku akan mengikuti apa yang kau inginkan. Tenang saja!"     

*****     

Ketika bulan menggantikan matahari di langit, saat itulah Luca dan rombongannya mulai bergerak.     

Setelah pembicaraan yang panjang, mereka memutuskan bahwa Luca dan Vasile-lah yang paling cocok untuk melaksanakan tugas ini – melihat latar belakang Vasile dan bagaimana sang kepala keluarga klan rubah mengenali Luca menurut cerita Vasile. Anggota rombongan lainnya akan bersembunyi dan mengamati, berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak mereka prediksikan.     

Menemukan keberadaan kepala keluarga klan rubah dan klan serigala tidaklah begitu sulit. Lagipula, selain half-beast yang berseragam tersebar di seluruh kota, sangat sedikit half-beast yang berpakaian berbeda. Apalagi, Luca telah bertemu dengan sang kepala keluarga klan rubah sekali – walaupun ia hanya mengatakan hal ini kepada Vasile dan Steve – jadi tidak sulit untuk mencari sosok tersebut.     

Kedua kepala klan tersebut sedang bersantai di salah satu halaman belakang rumah reyot sambil menikmati makan malam yang sederhana ketika Luca dan Vasile menemukan mereka.     

Beberapa petugas keamanan yang sepertinya memiliki pangkat lebih tinggi dari yang berkeliaran di tengah kota mengelilingi kedua kepala klan. Mereka terlihat sedikit ragu.     

"Kedua Tuan tidak perlu memakan makanan yang sama dengan kami. Kami bisa membeli makanan yang—"     

"Tidak perlu, Kepala Petugas. Makanan ini sudah cukup baik," sela En tanpa basa-basi.     

Di sampingnya, Rion makan dalam diam. Pikirannya terlihat sedang berkeliaran ke tempat lain sehingga ia tidak memberikan respons apa pun hingga harus disikut oleh En.     

"Ah ya … tidak perlu. Ini sudah cukup," tambah Rion, merekahkan senyum En lebih lebar lagi.     

Kepala Petugas dan beberapa bawahan terdekatnya masih terlihat ragu. Namun, mereka tidak bisa membantah jika kedua tuan telah mengatakan hal tersebut. Jadi mereka mengucapkan beberapa kata hormat sebelum undur diri agar tidak mengganggu istirahat kedua sosok besar.     

Sepeninggal para petugas, En menatap Rion dengan saksama. "Tumben sekali. Apa yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanyanya tanpa basa-basi.     

Rion mengernyit dalam. Ia tidak tahu apakah ia perlu menceritakannya kepada En atau tidak. Ketika ia sedang menimbang-nimbang hal tersebut, Luca dan Vasile muncul dari balik semak-semak.     

Melihat kedua sosok yang jelas-jelas merupakan para pemberontak, Rion tidak lagi menghiraukan pikirannya dan buru-buru berdiri di depan En untuk melindunginya. Satu tangan bersiap pada pedang yang terikat di pinggang.     

"Ka—kami tidak bermaksud menyerang Tuan!" Vasile refleks mengangkat kedua tangannya di depan dada untuk memperlihatkan bahwa ia tidak membawa apa pun yang membahayakan.     

Luca juga mengikuti perilaku pamannya.     

Mata Rion menyipit tajam. Ia tidak bisa mempercayai kedua orang ini tapi En dengan santai menarik Rion kembali duduk di sampingnya.     

"Sudah lama tidak bertemu, Vasile. Bagaimana kabarmu?" sapa En ramah, lengkap dengan senyum lebarnya yang bagaikan matahari pagi.     

Vasile meninggalkan kediaman majikannya tepat ketika En sedang dalam keadaan sulit karena Keluarga Utama Klan Rubah kehilangan kepalanya dan membutuhkan pengganti. Pada saat itu, En ingin Vasile menjadi salah satu orang yang membantunya jika ia benar-benar resmi menjadi kepala keluarga klan rubah tapi Vasile tidak dapat memenuhinya. Ia bahkan harus meninggalkan tempat majikannya walaupun ia belum menebus seluruh kebaikan mereka yang membuat Vasile merasa sangat tidak enak.     

"Baik, Tuan. Lama tidak bertemu juga. Bagaimana dengan kabar Tuan?"     

"Kesulitan. Banyak kesulitan. Dan kau tahu siapa yang membuatku berada di posisi ini." En tertawa kecil. Ia tidak bermaksud menyinggung dan hanya menyatakannya dengan ringan tapi Luca menjadi sedikit waspada.     

'Dia tahu!' Pikir Luca yang awalnya masih mengira klan tingkat atas belum menemukan identitas mereka. Apakah kedua kepala klan ini datang untuk menangkap mereka?     

Namun, Vasile diam-diam menusuk lengan Luca, mengisyaratkannya untuk tidak begitu tegang dan membuat rekan-rekan mereka yang lain ikut curiga dan waspada. Vasile merasa En hanya berusaha memperingatkan mereka akan keadaan yang ada tapi mantan majikannya ini tidak bermaksud melakukan lebih dari itu.     

Untungnya rekan-rekan mereka juga bersembunyi dengan jarak yang sulit bagi mereka untuk mendengarkan percakapan di sini. Lantaran, jika Lauren mendengar ucapan En tadi, sudah pastinya pria itu akan muncul dan menyerang tanpa basa-basi.     

Luca menatap pamannya sejenak sebelum kembali rileks. Ia mempercayai penilaian pamannya terhadap En dan ia juga telah bertemu dengan En sebelumnya. Pada saat itu En juga tidak terlihat ingin menangkapnya.     

Berbeda dari suasana kekeluargaan di antara ketiga orang itu, Rion menguarkan ancamannya secara terang-terangan. Jika En tidak mencengkeram lengannya begitu kuat, Rion pastinya sudah menangkap kedua orang ini tanpa basa-basi.     

"Tuan En, aku tahu ini terdengar begitu tidak sopan dan tiba-tiba, tapi apakah Tuan bisa ikut dengan kami untuk bertemu dengan pelaku pembantaian di Kota Kai?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.