This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Legenda Incubus Abadi (1)



Legenda Incubus Abadi (1)

0"Hmph! Dasar licik! Aku ingin melihat strategi apa yang akan mereka gunakan untuk menutupi keterlibatan mereka!" Rion tidak bisa berhenti mengumpat.     
0

Rapat segera dibubarkan setelah semua masalah telah teratasi dengan baik.     

Kepala klan musang dan macan tutul buru-buru pamit dari ruangan diikuti dengan Marka yang tidak ingin bermasalah dengan Rion lebih dari ini. Lagi pula, ekspresi Rion menggambarkan dengan jelas bahwa pria itu masih ingin menghukum Marka yang bermulut kasar tanpa ampun. Siapa pun yang melihat itu pasti akan lari karena terlepas dari tubuh kurus Rion, tidak ada yang bisa menandingi kekuatan pria berwajah cantik itu, tidak bahkan oleh Marka yang atletis.     

Marka telah mendapatkan getahnya ratusan tahun lalu ketika meremehkan Rion. Lagi pula, mereka seumuran dan juga mengikuti pendidikan di sekolah yang sama. Marka tahu lebih jelas dibandingkan orang lain apa yang akan ia dapatkan setelah ini jadi ia buru-buru pergi.     

Ruangan menyisakan En, Rion, dan perwakilan klan singa, Kou, yang terlihat masih ingin berbicara tapi sudah langsung dipotong oleh gerutuan Rion.     

Rion juga tidak puas karena belum menonjok Marka tapi kekesalannya itu ia kesampingkan. Masalah dengan kepala klan musang dan macan tutul lebih penting sekarang.     

En hanya mengangguk singkat, merespons seruan Rion. Sementara itu, Kou yang tidak tahu seluruh detail masalah ini hanya bisa menduga-duga dalam diam.     

Kedua kepala klan itu mungkin mengira mereka bisa mengelabui En setelah membuat strategi baru tapi kecil kemungkinannya mereka mengetahui bahwa kepala klan rubah telah mengetahui hampir seluruh nama yang terlibat dalam DIstrik Yomi jauh sebelum kasus ini terjadi.     

Sejak sejarah pertama kali mencatat, telah menjadi pengetahuan umum bahwa klan rubah sangat peka terhadap segala informasi, bagaikan terdapat telinga klan rubah di setiap sudut kota tersebut. Namun, kecil pengetahuan mereka terhadap klan serigala yang disebut-sebut berada di posisi nomor dua sebelum klan singa menggantikan posisi tersebut.     

Klan serigala adalah klan yang anggun dan dingin. Anggun karena satu pergerakan yang dilakukan seorang anggota klan serigala bagaikan sebuah karya tari yang indah, begitu memesona. Ditambah kecantikan dan ketampanan yang tidak pernah luput dari keturunan klan tersebut, mereka merupakan klan tercantik nomor dua setelah anggota klan rubah. Namun, klan serigala juga terkenal oleh hati mereka yang dingin. Jarang ada yang menemukan senyuman di wajah anggota klan tersebut dan selain anggota klan rubah, tidak ada yang bisa mengajak mereka berbicara banyak – terkecuali Marka mungkin yang terus memancing amarah Rion.     

Namun, hanya itulah reputasi klan serigala di mata masyarakat. Anggun dan cantik tapi jika didekati begitu tajam dan dingin, bagaikan sebuah pajangan mahal yang tidak boleh didekati karena terlalu berharga.     

Performa klan serigala juga baik tapi tidak luar biasa. Banyak yang mengatakan bahwa klan serigala bisa mencapai posisi mereka hanya karena keroyalan yang mereka miliki terhadap klan rubah.     

Sedikit yang menyadari jati diri klan serigala.     

Klan serigala merupakan pembunuh ternama. Kaki mereka bergerak di tengah bayangan kegelapan.     

Telinga mereka tersebar di mana-mana dan kejayaan klan rubah sekarang tidak luput dari bantuan dari keahlian klan serigala tersebut.     

Informasi yang En dapatkan mengenai daftar nama mereka yang terlibat dengan Distrik Yomi juga berasal dari kerja keras Rion. Jika tidak ada kejadian misterius yang menghancurkan Distrik Yomi sekarang ini, Distrik itu juga akan hancur di tangan En dan Rion.     

"Dari pada itu, aku penasaran dengan identitas pemberani yang telah menghancurkan Distrik Yomi," ujar En seraya mengetuk-ngetuk dagunya.     

Rion hanya mengangguk singkat, mengisyaratkan bahwa ia sedang mencari tahu di belakang layar. Ia tidak bisa mengucapkannya begitu jelas karena terdapat Kou di sana.     

Di sisi lain, Kou tidak menyadari maksud yang lebih dalam dari anggukan Rion. Ia sendiri juga cukup penasaran dengan identitas pemberani ini.     

"Korban seluruhnya berasal dari kaum half-beast dan tidak ada jejak incubus maupun manusia yang menjadi penghibur di sana. Tidak perlu diragukan lagi, pemberani ini pastinya adalah incubus. Namun, yang membuat penasaran adalah teknik yang ia gunakan untuk melaksanakan pembantaian malam itu," analisa Kou.     

Setelah kakaknya pingsan, sebelum mendatangi rapat ini, ia ikut serta bersama petugas keamanan untuk menuju TKP. Di sana, setengah dari korban masih dalam posisi yang sama ketika pertama kali ditemukan lantaran para petugas kesulitan memisahkan setiap mayat. Seluruh mayat itu sudah mengeras dan banyak dari mereka yang terhubung satu sama lain (tentunya tidak perlu dijelaskan lagi apa yang terhubung).     

Keadaan di sana benar-benar sangat menyeramkan tapi juga menggugah rasa penasaran.     

Jika para korban meninggal karena hubungan seksual yang berlebihan dengan para pelacur, maka semuanya bisa dijelaskan dengan baik tapi tidak ada jejak para pelacur dan jelas-jelas benda-benda tak senonoh itu terhubung dengan korban lain yang seharusnya merupakan tamu atau karyawan Distrik Yomi.     

Bagaimana mungkin para pengunjung ini dapat bergairah dengan satu sama lain hingga mati karena kelebihan seks? Afrodisiak pun seharusnya tidak akan mengeluarkan respons sebesar ini.     

Ekspresi yang tersisa di wajah mereka semua, kecuali Petre, adalah senyum lebar nikmat. Tentunya mereka sudah tidak memiliki akal sehat lagi untuk bisa mengeluarkan ekspresi itu setelah melecehkan sesama pengunjung yang tidak secantik para penghibur. Bahkan ada beberapa yang … egh … sudah tua bangka!     

'Pastinya ada kekuatan yang menghasilkan ini tapi apa? Apakah ada obat baru atau alat baru yang tidak kuketahui?' Kou, walaupun harus bekerja di bidang perpolitikan untuk membantu keluarganya, sebenarnya merupakan ilmuwan sejati. Ia sangat tertarik dengan temuan-temuan baru dan hampir tidak ada temuan baru yang tidak ia ketahui sejak gagasan pertama mengenai temuan itu muncul. Ia punya banyak teman yang bekerja di bidang tersebut dan sepanjang ingatannya, tidak ada teman-temannya yang menyebutkan obat maupun teknologi yang begitu canggih hingga bisa menyebabkan kejadian di Distrik Yomi.     

Ketika Kou tenggelam dalam pemikirannya, En mengangguk singkat, merespons pernyataan Kou.     

Ia juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi malam itu, di tengah Distrik Yomi yang ramai dan penuh hiruk pikuk. Jejak para penghibur yang hilang total juga membuatnya penasaran. Ia bermaksud menemukan para penghibur yang menjadi korban Petre dan setelah mendapatkan detail-nya, memberikan penghidupan yang layak untuk mereka.     

"Hah … aku berharap bisa bertemu dengan penyerang Distrik Yomi ini," gumam En lagi dengan mata menerawang ke langit-langit.     

Ia ingin tahu apakah orang ini memiliki visi yang sama dengannya, yaitu menghilangkan seluruh sistem kasta dan memberikan kehidupan yang setara bagi semua kaum. Jika iya ….     

Mata En berkilat penuh tekad.     

Rion kira-kira bisa tahu apa yang sedang dipikirkan En sementara Kou bingung dan penasaran.     

"Apakah Tuan En ingin menghukum pelaku itu?" pertanyaannya seharusnya memiliki jawaban yang jelas. Petinggi mana yang tidak ingin menghukum pelaku itu, apalagi jika ia adalah incubus yang hanya seorang budak rendahan. Namun, Kou yakin En punya jawaban yang berbeda.     

"Tentu tidak," jawab En jujur yang segera mendapat pelototan dari Rion.     

En hanya tersenyum tipis. Ia tahu Rion takut Kou akan menghancurkan rencana mereka tapi instingnya mengatakan bahwa Kou dapat dipercaya.     

En mengalihkan pandangannya menuju Kou, menatap mata pria itu lekat-lekat hingga Kou tanpa sadar menahan napas. Untuk pertama kalinya, Kou menyadari bahwa En memiliki sepasang mata emas yang sangat indah dan berlawanan dengan perawakannya yang lembut, penuh dengan tekad kuat. Wajahnya tanpa sadar memerah.     

"Kou … bukankah begitu?"     

"Eh?" Kou mengerjap bingung.     

"Namamu?"     

"Ah! Ya! Daigo Kou. Itu namaku."     

En mengangguk singkat. "Apa yang kau ketahui mengenai sejarah hubungan kaum half-beast dan incubus?"     

Kou tidak menjawab untuk beberapa saat sebelum membuka mulut dengan ragu, "Ma—maksud Anda … mengapa kaum kita dan kaum incubus menjadi sangat berhubungan sekarang?"     

En hanya tersenyum tapi Kou tahu itu pertanda bahwa pertanyaannya benar.     

Alisnya terajut dalam. Kou berusaha menggali ingatannya tapi yang benar saja! Jika ia tidak pernah ditanya oleh En, ia tidak pernah menyadari bahwa ia tidak tahu menahu mengenai sejarah hubungan kedua kaum tersebut.     

Semua perselisihan dan kebencian ini sudah begitu natural hingga ia tidak pernah mempertanyakannya sejak ia mulai memahami dunia. Hubungan buruk kedua kaum itu terasa ada begitu saja dan walaupun ia memiliki pandangan lain terhadap kaum incubus yang berbeda dengan para half-beast lainnya, Kou tidak pernah mempertanyakan asal usul semua perselisihan ini bagaikan perselisihan ini sudah ada sejak kedua kaum pertama kali diciptakan.     

Jika dipikir-pikir lagi, ada asap pasti ada apinya!     

"Aku … tidak tahu. Mohon pencerahan dari Tuan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.