This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Menutupi Kenyataan



Menutupi Kenyataan

0"Bagaimana keadaan Nyonya Daigo?"     
0

Setelah hening yang begitu lama, akhirnya kepala keluarga klan rubah, Fuyuki En, memaksa bibirnya yang berat mengucapkan empat kata itu. Helaan napas berat terdengar mengikuti pertanyaan tersebut.     

Kou tersentak kecil, tidak menyangka kepala keluarga klan rubah yang baru ini akan menanyakan keadaan kakaknya dibandingkan menanyakan keadaan kasus yang sedang menggemparkan seluruh kota.     

"Me—menjawab Tuan En, Kakakku belum mendapatkan kesadarannya kembali tapi Tuan tidak perlu khawatir. Kakakku hanya terlalu kaget dan pingsan. Tidak ada keadaan yang kritis." Kou mengatupkan kedua tangannya di depan wajah dan membungkuk kecil dengan hormat.     

En mengangguk kecil.     

"Mmm! Mmm!!" Marka terlihat ingin memprotes tapi plester masih membuatnya gagal berucap.     

"Tuan Rion, lepaskan Tuan Marka," pinta En lembut yang langsung mendapat ekspresi tidak setuju dari Rion.     

En hanya mengangguk singkat dan tidak mau mendapatkan bantahan lagi.     

Rion menghela napas. Tidak punya pilihan lain, ia berjalan mendekati Marka. Sebelum melepas kekangan, ia mendekatkan bibirnya pada telinga Marka, berbisik, "Jika kau berulah lagi kali ini aku akan memotong lidahmu!"     

"!!!" Pupil mata Marka menyusut kaget. Seluruh bulunya berdiri dan meruncing seperti duri.     

"Tuan Rion," tegur En yang tahu bahwa serigala itu melakukan hal yang tidak perlu lagi.     

Rion hanya mendengus dan tanpa ampun menarik plester itu.     

"AUW!!" kumis-kumis halus di sekitar mulut Marka ikut tertarik. Air mata langsung menggenang di pelupuk matanya.     

Rion tidak peduli. Ia melanjutkan melepas kekangan Marka sebelum kembali duduk diam di tempat duduknya.     

Marka melotot pada Rion dengan penuh dendam tapi ia tidak berani mengatakan apa-apa lagi karena serigala itu menyeramkan. Ia mengalihkan fokusnya kepada target yang lebih empuk, yaitu En. "Tuan En! Bukan waktunya menanyakan keadaan seorang wanita yang tidak penting. Sekarang masalahnya adalah perilaku si Petre bangsat yang telah mencoreng nama klan tingkat atas! Jika masalah ini semakin besar, kepercayaan masyarakat kepada klan tingkat atas akan hilang!"     

Rion mengernyit dalam. Mulut sampah klan harimau itu benar-benar memancing emosinya.     

Menyadari pikiran Kepala Keluarga Klan Serigala, En hanya bisa menatap Rion singkat, memesannya untuk menahan diri sebelum mengembalikan perhatiannya pada Marka. "Kesalahan Petre telah menyebar dan korbannya terlalu besar. Terdapat beberapa masyarakat biasa di dalam daftar korban. Akan sulit untuk menutupi—"     

Marka masih ingin memprotes tapi kali ini Kou yang menyela.     

"Mohon maaf menyela ucapan Anda Tuan tapi Tuan tentunya tahu Distrik Yomi tidaklah berhubungan hanya dengan Petre."     

Ruangan kembali menjadi hening. Awan hitam menyelimuti mata En. Marka juga mengepalkan tangannya dengan geram sementara kedua kepala keluarga yang terlibat dengan Distrik Yomi itu tidak bisa berhenti mengusap keringat dengan sapu tangan padahal mereka sedang berada di tengah musim dingin. Ekspresi wajah Rion pun tidak bisa tidak menggelap.     

Semua pemegang kekuasan tahu bahwa Distrik Yomi, walaupun impresinya yang begitu buruk di tengah masyarakat luas dan banyak yang tidak setuju dengan keberadaan tempat itu, tapi hampir tidak ada otoritas klan half-beast yang tidak terlibat dalam gelapnya bisnis Distrik tersebut.     

Jika sampai masalah ini diketahui seluruh rakyat, tentunya bukan hanya Petre dan Klan Tingkat Atas saja yang mendapatkan getahnya. Seluruh half-beast akan mendapatkan tatapan dingin, tidak hanya dari kaum mereka sendiri melainkan juga dari kaum lainnya.     

Lagipula, Distrik Yomi tidak hanya menjual kaum incubus tapi juga manusia – walaupun jumlahnya jauh lebih sedikit sehingga bahkan ada yang tidak mengetahui fakta ini – sementara kaum manusia menempatkan kepercayaan yang tinggi kepada Kaum half-beast sebagai penguasa tertinggi. Mereka tidak pernah memperlihatkan ketidakpuasan mereka terhadap kaum half-beast lantaran kaum half-beast tidak hanya memiliki kekuasaan yang tinggi tapi kekuatan fisiknya pun jauh lebih tinggi dibandingkan manusia.     

Namun, bukan berarti manusia-manusia itu bergantung sepenuhnya kepada kaum half-beast.     

Populasi kaum manusia jauh melebihi kedua kaum lainnya yang tinggal di dunia ini. Walaupun mereka berada di tingkat kedua dalam kasta, tapi pikiran dan tenaga mereka merupakan kunci yang penting dalam keberlangsungan hidup seluruh kaum.     

Jika ingin jujur, kaum manusia memiliki kemampuan yang cukup untuk memberontak dan memutar balik posisi mereka dengan kaum half-beast. Namun, kaum manusia tidak melakukannya karena selama ini kaum half-beast tidak pernah merugikan kaum manusia.     

Akan tetapi, jika masalah kali ini memasuki telinga para manusia, En tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.     

Apakah para manusia akan memberontak? Bahkan mungkin saja mereka membantu kaum incubus untuk menjatuhkan para half-beast sebagai pembalasan dendam.     

Apa pun itu, tidak ada yang akan berakhir baik.     

En tidak mau hal ini terjadi.     

Walaupun ia tidak menyukai ide untuk menutupi kebenaran masalah ini dan mencurangi rakyatnya tapi demi kedamaian, ia tidak punya pilihan lain.     

'Aku akan menggunakan cara lain untuk mengubah keadaan jenuh ini ….'     

"Baiklah … ide apa yang kalian punya untuk menutupinya?"     

Kedua kepala klan macan tutul dan musang buru-buru memberikan ide, sepertinya mereka telah menyusun rencana ini terlebih dahulu jauh sebelum rapat dilaksanakan.     

"Untungnya di hari yang sama, di Kota Krema yang tidak jauh dari sini, terdapat kecelakaan kerja yang menyebabkan hampir tiga per empat kota itu lenyap terbakar api. Banyak korban jiwa yang terbakar hingga menjadi arang, tidak lagi dapat diidentifikasi."     

"Benar!" timpal kepala keluarga klan musang. "Jika kita membakar mayat di Distrik Yomi lalu merekayasa mereka sebagai korban di sana …."     

Rion mengernyit dalam, tidak setuju. "Mereka sudah meninggal dan kau masih mau berbuat hal seperti itu pada mayat mereka?"     

Menurutnya ini bukanlah perbuatan terhormat. En juga berpikir begitu tapi Marka dan kepala klan lainya memiliki pemikiran yang berbeda.     

"Kehormatan apa yang mayat-mayat itu miliki lagi? Lebih baik dibakar hingga menjadi arang dibandingkan dikirimkam kembali ke rumah keluarganya dalam keadaan penuh 'semen' bukan?" seru Marka sengaja menekankan kata semen tanpa menyensornya sama sekali.     

Rion yang membenci kata-kata vurgal seperti itu hampir memplester mulut Marka lagi jika En tidak langsung memotong mereka.     

"Baiklah. Aku rasa kita tidak punya pilihan lain."     

Marka tersenyum puas kepada Rion, berusaha memprovokasinya sementara kedua kepala keluarga lainnya juga diam-diam menghela napas lega.     

Dengan begini, mereka bisa menutupi anggota klan mereka yang terbunuh pada kejadian di Distrik itu.     

Tentunya pemikiran mereka terlalu naif.     

"Sebelum mayat-mayat itu dibakar, pastikan mencatat identitas mereka terlebih dahulu," tambah En kepada petugas forensik dan pemakaman yang baru saja dipanggil masuk ke dalam dan mendapatkan beberapa gambaran rencana para petinggi.     

Kedua kepala klan itu tersedak ludah, menatap En dengan tidak percaya.     

En tidak menghiraukan mereka dan melanjutkan perintahnya untuk membuat seluruh petugas yang terlibat dalam kejadian ini untuk tutup mulut rapat-rapat. Untungnya karena Distrik Yomi sulit diakses dan tidak semua orang dapat mengaksesnya, saksi mata hanya berasal dari petugas keamanan, petugas forensik, dan petugas pemakaman. Sisanya adalah para pemegang otoritas kaum half-beast.     

Setelah menerima perintah En, para petugas itu keluar dari ruangan.     

Kepala keluarga klan musang buru-buru bertanya, "Tuan, mengapa perlu daftar nama?" Oleh karena ia terlalu ingin menutupi keterlibatan kaumnya pada DIstrik tersebut, ia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaannya begitu jelas hingga terlihat bodoh.     

En menjawab dengan santai, "Tentu saja. Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada keluarga korban. Jika tidak ada daftar bagaimana kita bisa melakukannya? Lagipula, aku mendengar banyak pemegang kuasa dari klan tingkat menengah dan tingkat rendah yang juga tidak diketahui keberadaannya. Kita harus memastikan apakah mereka termasuk dalam korban di Distrik Yomi dan tentunya harus ditindaklanjuti berdasarkan aturan dan etika kaum kita bukan?" Sudut bibirnya terangkat, membentuk senyum yang indah tapi tatapan matanya jauh dari kata ramah.     

Kepala keluarga klan musang sudah hampir membantah tapi kepala keluarga klan macan tutul buru-buru berseru, "Tuan En benar! Tuan En benar!" Ia tidak bisa berhenti mengusap keringat dinginnya.     

Diam-diam ia menghujam kepala keluarga klan musang dengan tatapan tajam. 'Bodoh! Jika kau mengatakan lebih dari ini, kau menjadi semakin mencurigakan!' Ujarnya melalui ekspresi wajah.     

Kepala keluarga klan musang segera mendapatkan kembali kejernihan pikirannya dan buru-buru menyetujui ide En juga.     

Setelah rapat ini selesai, mereka akan membicarakan strategi lain untuk meminimalisir konsekuensi yang akan mereka dapatkan dari kasus Distrik Yomi ini ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.