This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Pleasure Theatre



Pleasure Theatre

0"Selamat datang kembali, Tuan Tanah!"     
0

Tuan Tanah Distrik Yomi yang duduk tegap di balik tandunya dapat mendengar seruan para penjaga Distrik di luar. Kedua telinga singanya terangkat tinggi sebelum mengangguk puas walaupun ia tahu tidak ada yang bisa melihat responnya itu.     

Tanpa basa basi lagi, para penjaga beserta tamu yang sedang mengantri di gerbang masuk segera memberi jalan. Tandu yang dibawa oleh beberapa budak incubus segera bergoyang ringan, memasuki area Distrik.     

Tandu yang diangkut menggunakan tenaga manusia sudah ketinggalan jaman dan banyak yang menggunakan kereta kuda. Namun, untuk Tuan Tanah yang satu ini, lebih menyenangkan memperbudak dan melihat wajah para incubus yang penuh kesengsaraan setelah mengangkut tandunya dibandingkan melihat kuda-kuda yang kelelahan ketika ia keluar dari tandu.     

Wajahnya memerah penuh semangat.     

Hari ini adalah hari yang sudah ia tunggu-tunggu setelah hampir tiga tahun ia tidak dapat mengunjunginya. Ya! Pleasure theatre!     

'Para rubah tua itu benar-benar menyulitkan! Aku sampai tidak bisa mendatangi surgaku begitu lama!'     

Tidak ada yang tahu identitas asli Tuan Tanah Distrik Yomi yang adalah kepala keluarga klan singa bernama Daigo Petre. Lantaran, ia selalu mengenakan topeng seperti para pengunjung lainnya dan ia jarang muncul di depan umum. Ia selalu menikmati surganya dari balik balkon besar yang terletak di posisi paling tinggi di aula besar tempat diadakannya pleasure theatre, tertutup oleh tirai dan ditemani wanita-wanita cantik yang telah ia pilih secara khusus.     

Ia bahkan tidak pernah mengumumkan kedatangannya secara besar-besaran seperti hari ini. Ia selalu datang dalam diam dan pergi dalam diam pula setelah menikmati surganya. Yang mengetahui kedatangannya hanyalah pelacur nomor satu Tenkai-ya yang menjadi favoritnya.     

Alasan ia kembali dengan heboh adalah karena ia ingin merayakan kebebasannya dari tugas-tugas kepala keluarga yang menyakitkan kepala. Ia sedang meluncurkan rencana untuk menjatuhkan klan rubah dan mengambil posisi nomor satu klan tersebut di dunia ini. Untuk itu ia telah melakukan berbagai strategi dan akhirnya setelah ia harus vakum dari mendatangi Distrik Yomi selama dua tahun, usahanya mulai menghasilkan buah.     

Banyak klan-klan yang mulai kehilangan kepercayaannya pada klan rubah terutama setelah klan rubah menunjuk kepala keluarga baru dari anggota keluarga cabangnya setelah kehilangan seluruh anggota keluarga utama klan tersebut akibat pembantaian massal yang terjadi tujuh tahun lalu. Belakangan ini, kepala keluarga baru itu mulai mengeluarkan sebuah gagasan bodoh yang segera membuat hampir seluruh klan lain menjauh.     

Petre tidak perlu turun tangan secara langsung lagi seperti dulu. Usaha dari bawahan-bawahannya saja sudah cukup untuk menjatuhkan klan sombong tersebut.     

'Hah! Rasakan!' Petre tersenyum bangga.     

Ia akan bermain habis-habisan hari ini untuk memberi dirinya penghargaan atas usaha kerasnya.     

Pelacur nomor satu Tenkai-ya yang baru pun belum pernah ia cicipi sejak wanita itu menggantikan posisi pelacur sebelumnya. Berpikir bahwa ia dapat mencicipi barang baru membuat air liurnya hampir menetes jatuh.     

Gerakan tandu berangsur-angsur melambat sebelum akhirnya berhenti.     

Petre mengenakan topengnya ketika tirai tandu disibak terbuka. Dari balik tandu, seorang wanita berkulit sawo matang berbalut kimono tebal berwarna putih bersih menyambutnya. Rambut putih bersih wanita tersebut di tata sedemikian rupa dan dihiasi dengan hiasan rambut mewah terbuat dari batu-batu indah yang telah dipoles.     

"Selamat datang kembali, Tuan Tanah," sapa wanita itu, si Domba Putih, seraya menekuk lututnya sedikit sebagai tanda hormat.     

Mata Petre berbinar dari balik topengnya. 'Baru saja aku memikirkannya dan ia muncul sendiri untuk di mangsa!'     

Ekornya berayun dengan tidak sabar. Ia hampir menarik paksa wanita itu ke dalam balkon pribadinya dan menerkam wanita itu bulat-bulat.     

Tentunya, ia tidak boleh kehilangan martabatnya lantaran di sekitar tandu, berdiri puluhan tamu lainnya yang beruntung mendapatkan tiket untuk mengikuti pleasure theatre. Sebagai seseorang dengan posisi tinggi di Distrik, ia harus terlihat agung.     

Menegapkan tubuh dan mendongakkan sedikit wajahnya ke atas, Petre mengangguk kecil kepada Domba Putih lalu berjalan melewatinya. Tepat saat itu, ia membisikkan pesan singkat, "Masuk ke balkon setelah pertunjukkan selesai."     

"Baik," respon Domba Putih juga dengan berbisik. Wajahnya yang tertunduk dalam diam-diam menyunggingkan senyum misterius.     

'It's show time!'     

*****     

"Bocah, jangan menempel di pintu masuk seperti itu! Cepat ke sini dan main dengan Bibi."     

Di dalam ruang santai pribadi yang biasa digunakan Himijime untuk beristirahat di dalam toko besarnya, Himijime duduk di atas lantai kayu dengan mainan-mainan anak kecil berserakan di sekitarnya. Ia mengambil salah satu mainan secara acak dan mengayunkannya untuk menarik perhatian Mihai kecil tapi jangankan tertarik. Bocah itu bahkan tidak melirik Himijime sama sekali. Ia masih terus berdiri di dekat pintu masuk ruangan, menatapnya dengan begitu tajam hingga jika tatapan dapat menghancurkan barang, maka pintu itu sudah akan hancur tanpa menyisakan apa pun.     

Himijime menghela napas pasrah.     

Luca, Vasile, dan Steve sudah pergi menuju Distrik Yomi selama tiga jam, menyisakan Mihai di tempatnya. Selama itu juga anak ini berdiri di balik pintu tanpa bergerak sama sekali, menunggu kepulangan mereka dengan penuh kecemasan.     

Sejujurnya Himijime juga sedikit cemas. Walaupun ia yang merekomendasikan Domba Putih kepada Luca dan lainnya tapi bukan berarti ia bersahabat baik dengan wanita itu. Mereka hanya memiliki sedikit kesamaan di beberapa hal dan Himijime sendiri tidak bisa membaca Domba Putih sampai ke dalamnya. Masih banyak bagian dari diri wanita itu yang sangat misterius.     

Selain itu, ditambah dengan Domba Putih dan kedua anaknya, pelaku misi penghancuran Distrik Yomi ini hanya berjumlah enam orang!     

Seberapa kuat seseorang pun, menghancurkan Distrik Yomi yang begitu luas dan ramai pengunjung dengan hanya kekuatan enam orang … dipikirkan bagaimana pun tidaklah logis. Tidak terpikirkan olehnya bahwa Domba Putih akan segila itu walaupun Himijime sangat menghargai usaha wanita itu untuk naik ke posisi atas untuk balas dendam.     

'Seharusnya acara pleasure theatre akan segera memasuki main dishnya ….' Apa lagi jika bukan pesta seks ….     

Kruyuukkk ….     

Suatu bunyi aneh menarik Himijme kembali ke kenyataan. Otaknya memerlukan beberapa saat untuk akhirnya mengenali identitas bunyi tersebut. Ia menoleh pada Mihai yang diam-diam mengelus perutnya tapi tidak mengatakan apa-apa pada Himijime.     

'Anak ini … jika kelaparan, langsung bilang! Tidak perlu sungkan!' Batinnya tapi di saat yang sama, Mihai terlihat imut jadi ia tidak sanggup untuk menegurnya.     

"Tunggu di sini sebentar ya! Aku akan meminta karyawanku memasak sesuatu. Kau sedang ingin makan apa?"     

"Aku … apa saja Mihai makan."     

"Baiklah."     

Himijime telah memikirkan beberapa makanan enak yang mungkin akan Mihai sukai sebelum sosoknya menghilang dari balik pintu.     

Mihai kembali termenung. Ia lapar tapi otaknya masih terus mengkhawatirkan Luca dan yang lainnya.     

Ia secara tidak sengaja mendengar percakapan Luca dan Vasile mengenai misi mereka hari ini dan dari yang MIhai pahami, seharusnya misi hari ini adalah yang paling berbahaya.     

Di saat seperti inilah, dirinya menjadi kesal akan kenyataan bahwa ia masih anak kecil. Jika ia sudah lebih dewasa, bukankah ia dapat membantu Luca dalam rencana ini? Dengan begitu jika ada sesuatu yang terjadi pada Luca, ia bisa menyelamatkan Luca sesegera mungkin dan jika hal terburuk terjadi pun ….     

'… aku tidak akan ragu mengikuti Kakak Luca ke dunia sana ….'     

"Ugh?!"     

Tiba-tiba, sebuah tangan membungkam mulut Mihai dan dengan tangan lainnya, tubuh Mihai terangkat masuk ke dalam gendongan seseorang. Mihai dapat melihat kabut-kabut hitam mulai menutupi ruangan itu. Wajahnya memucat.     

'Orang jahat itu …!'     

"Hihihi, kita bertemu lagi! Bagaimana? Sudah siap berpisah dari Luca?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.