This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kau Pengganggu



Kau Pengganggu

0Setelah Luca mulai membawa Mihai ke luar area hutan terlarang di Bukit Luito satu bulan yang lalu, Mihai mulai berani mengeksplor area-area lain di sekitaran Bukit Luito. Tentunya tanpa sepengetahuan Luca karena jika diketahui, ia pasti akan ditegur habis-habisan.     
0

Walaupun begitu, Mihai tidak paham mengapa.     

Luca selalu memperingatkannya untuk mengenakan tudung besar ketika mereka bepergian untuk menutupi identitasnya. Mihai melakukannya dengan patuh tapi ia sebenarnya tidak tahu alasan mengapa ia harus melakukan hal tersebut.     

Sejak mulai mengenali area di bawah bukit, Mihai menyadari bahwa ia tidak bisa melihat sosok yang sama dengan dirinya. Semua sosok memiliki tanduk atau telinga berbulu. Tidak ada yang memiliki keduanya sekaligus seperti Mihai.     

Ia menyadari bahwa identitasnya unik. Namun, ia tidak tahu apa bahayanya menjadi bagian dari keunikan itu hingga satu minggu yang lalu ….     

Mihai lagi-lagi diam-diam berkeliaran di sekitar area luar hutan terlarang. Oleh karena musim belum berganti, biasanya tidak ada penduduk yang mendatangi ladang. Namun, hari itu, Mihai tanpa sengaja berpapasan dengan segerombolan petani.     

Saat itu, Mihai sedang berlari kecil sambil mencari hal-hal yang menarik di sekitarnya. Ia tidak memperhatikan sekelilingnya ketika tanpa sengaja menabrak seseorang di depannya. Ia segera jatuh terduduk di atas salju.     

"Ah! Maaf—eh?"     

Petani dari kaum incubus yang sedang menaiki bukit bersama teman-temannya untuk melaksanakan pekerjaan kecil dari majikannya itu mematung di tempat. Tangannya belum seluruhnya terulur pada Mihai ketika telah berhenti di tengah udara kosong. Sepasang mata merahnya terbelalak lebar.     

Mihai buru-buru bangun dan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam. "A—aku minta maaf!" serunya sedikit cemas.     

Ia tidak takut dengan para petani itu. Lebih tepatnya, ia tidak menyadari adanya keanehan.     

Yang ia cemaskan adalah jika Luca menemukan kenakalannya karena ia berpapasan dengan para petani ini. Ia takut akan ada satu dari mereka yang mengadukan dirinya kepada Luca. Mihai baru saja ingin meminta mereka tidak menceritakan kejadian ini kepada Luca ketika seluruh bulu kuduknya berdiri tegak.     

Jantungnya berhenti berdegup.     

Di hadapannya, tatapan mata sekelompok petani itu menatap begitu tajam dan menusuk langsung pada MIhai. Warna merah melingkari bola mata mereka dan alis mereka mengernyit dalam.     

'Menyeramkan …' itulah yang dipikirkan Mihai.     

Orang-orang di hadapannya itu tidak mengatakan apa-apa tapi Mihai merasa ia dalam bahaya.     

"Mengapa ada mixed blood di sini?" suara petani tadi yang seharusnya riang berubah menjadi dalam dan memberikan rasa merinding.     

Mihai semakin ketakutan. Tatapan mata mereka seperti sedang menghakimi si kecil. Ia tidak mengingat telah melakukan sebuah kesalahan yang begitu besar untuk mendapatkan tatapan seperti itu.     

Para petani itu mengulurkan tangan mereka pada Mihai.     

Mihai tidak tahu mengapa tapi ia semakin merasa terancam. Instingnya mengatakan bahwa jika ia tidak segera lari dari sini, ia tidak akan bisa bertemu dengan Luca lagi.     

Tanpa pikir panjang, Mihai menghentakkan kakinya dan berlari pergi.     

"Tunggu!"     

"Cepat tangkap dia! Makhluk seperti itu tidak boleh dibiarkan bertumbuh dewasa!"     

Mihai samar-samar bisa mendengarkan teriakan mereka tapi ia tetap tidak bisa memahami maksudnya. Ketika ia berhasil masuk ke dalam area hutan terlarang barulah para petani itu berhenti mengejarnya. Sepertinya para petani itu benar-benar mempercayai rumor bahwa hutan ini terkutuk dan segera menjauh dari sini sambil menggerutu.     

Mihai bersembunyi di balik semak-semak gersang. Napasnya terengah-engah dan ia kesulitan menarik napas karena udara yang begitu dingin terus menusuk bagian dalam rongga hidungnya. Namun, walaupun sulit, ia tetap akhirnya berhasil menormalkan napasnya.     

"Sebenarnya apa yang terjadi tadi?"     

Mihai berusaha memikirkannya.     

"Hihihi …."     

Telinga dan ekor Mihai langsung berdiri tegak hingga bulu-bulunya meruncing seperti duri. Dari telinga kirinya, tiba-tiba Mihai bisa mendengar suara tawa yang menggelikan sekaligus mengerikan.     

Mihai buru-buru berdiri dan bergerak menjauh dari sumber suara itu. Ketika ia menoleh, ia bisa melihat sebuah sosok.     

Sosok itu terlihat aneh. Ia terlihat berdiri di atas tanah tapi tidak ada jejak kaki yang tertinggal di atas salju. Seluruh tubuhnya terbalut pakaian hitam dan Mihai bisa melihat benda-benda aneh berwarna hitam mengelilingi tubuh sosok tersebut. Ia tidak pernah melihat benda-benda yang seperti api atau asap itu pada orang lain.     

"Si—siapa?"     

Bukannya menjawab pertanyaan Mihai, sosok pria itu kembali tersenyum dan tertawa. Bibirnya merah seperti darah dan kulitnya pucat seperti akan bersatu dengan salju di sekelilingnya. Ia tidak terlihat seperti makhluk hidup dan seharusnya MIhai menatapnya lurus-lurus tapi entah mengapa fitur wajah pria itu terlihat samar.     

"Kau pengganggu yang seharusnya mati saat itu."     

Sebuah pisau seperti menancap pada jantung Mihai ketika ia mendengar ucapannya.     

"A—apa maksud—"     

"Bukankah kau mendengar kata-kata para petani itu? Kau itu makhluk kotor, mixed blood yang tidak berhak hidup. Keberadaanmu hanya akan menghalangi Luca dan memberinya kesengsaraan!"     

Tubuh Mihai bergetar seluruhnya. Ia tahu Luca membencinya dan walaupun sekarang Luca berlaku baik kepadanya, fakta bahwa ia merupakan alasan akan kematian ibunya tidak akan pernah terhapuskan. Namun, terlepas dari semua itu, Luca bahkan tidak akan pernah mengatakan kata-kata menyakitkan itu secara langsung kepada Mihai layaknya sosok pria asing yang bahkan Mihai tidak ketahui namanya.     

Bulir besar air mata langsung jatuh membasahi wajah Mihai dengan deras. "Me—mengapa … kau mengatakan … jahat … ?!"     

"Jahat? Hah!" Melihat tangisan itu pun, sosok misterius tidak memperlihatkan rasa iba sama sekali. Senyum di wajahnya semakin miring, penuh kelicikan.     

Sosok itu tidak terlihat menggerakkan kakinya tapi dalam sekejap mata, sosok itu telah berada tepat di depan wajah Mihai, hampir tidak berjarak sama sekali. Jari jemarinya yang ditumbuhi kuku hitam panjang berujung runcing mengapit kedua pipi Mihai dan menariknya secara paksa. Ujung kuku-kukunya menancap dalam pada kulit lembut anak itu membuatnya meringis kecil     

"Kukatakan padamu. Kalau kau tidak ingin menjadi pengganggu maka tinggalkan sisi Luca sekarang juga!"     

*****     

"…para petani itu bilang aku tidak berhak hidup dan hanya akan menjadi penghalang kakak."     

Mihai tertunduk suram setelah mengucapkannya.     

Ia tidak menyinggung mengenai sosok pria menyeramkan itu kepada Himijime karena pria itu mengancamnya untuk tidak mengatakan apa-apa tentang sosok itu.     

Setelah diancam seperti itu, sosok pria itu melepaskan pipinya dan pergi begitu saja. Pesan terakhir yang pria itu katakan adalah "Aku akan selalu memperhatikanmu."     

Mihai awalnya tidak begitu paham dan ia hampir mengira semua itu mimpi karena sosok pria itu memberikan impresi bahwa ia bukanlah makhluk yang hidup di dunia ini. Namun, setelah melihat respon dari half-beast tadi dan kembali teringat oleh bagaimana para petani incubus itu menatapnya ketika mengetahui identitas mixed blood-nya, Mihai akhirnya tahu apa yang dikatakan sosok pria itu ada benarnya.     

Jika MIhai ada di samping Luca, pastinya ia akan menjadi suatu halangan yang besar bagi Luca.     

Ia mulai berpikir apakah ia harus melakukan perintah sosok tersebut tapi lubuk hatinya enggan.     

Ia menyukai Luca dan tidak ingin terpisah dari pria itu.     

"Bukankah itu ucapan orang lain? Jika Kakakmu tidak terganggu, mengapa kau harus ambil pusing?" Himijime menjawab dengan cuek. Ia berkata jujur.     

Ia tahu orang-orang bisa begitu kejam dan jika Luca menyimpan Mihai di sisinya, pria itu pasti tidak akan selamat tanpa luka. Namun, jika Luca memiliki tekad untuk melindungi Mihai apa pun yang terjadi, Himijime tidak berada di posisi untuk menyuruh MIhai menjauh dari Luca dan mengatainya sebagai penghalang.     

Mata Mihai membuat lebar. Air mata tanpa sadar mengalir jatuh.     

"Eh?! Jangan menangis!" Himijime buru-buru mengeluarkan sapu tangannya. Ia hanya mengatakan fakta tapi mengapa anak ini menangis hanya karena kata-kata sepele itu?     

Ia tidak tahu bahwa Mihai sangat menginginkan seseorang untuk mengatakan kepadanya bahwa ia boleh tetap berada di sisi Luca. Bahwa ia boleh dengan egoisnya tetap ada di sisi orang yang ia cintai.     

'Benar … Kak Luca tidak pernah panggil Mihai untuk pergi. Kak Luca walaupun benci Mihai tetap membiarkan Mihai di sekitarnya ….'     

Selama Luca tidak menyuruhnya pergi dengan kata-katanya sendiri, Mihai tidak akan bergerak satu inci pun dari Luca. Tidak akan pernah!     

*****     

Sosok gelap samar-samar berdiri di atas sebuah ranting pohon. Mata merahnya menatap tajam pada sosok mungil yang walaupun masih sesenggukan, mulai tersenyum ceria sambil meletakkan sebuah lentera di atas air. Lentera itu terbawa oleh arus sungai yang lambat semakin jauh bersama dengan pantulannya di atas permukaan air. Mata basah anak itu kembali menyiratkan keceriaan membuat wanita di sampingnya menghela napas lega.     

Bunyi gemeretak gigi terdengar.     

'Anak itu … aku pasti akan menyingkirkannya ….'     

Segumpalan energi hitam mulai berkumpul di dalam telapak tangannya, membuat udara di sekitarnya terasa berat. Walaupun begitu, tidak ada yang menyadari keberadaannya sama sekali.     

Mata merahnya menyipit tajam, memandang lurus pada sosok mungil bernama Mihai itu.     

Tawa kecil kabur dari mulutnya.     

Namun, belum sempat gumpalan hitam itu meluncur, sesuatu yang putih dan tajam memotong dari arah sampingnya.     

Bunyi udara yang dipotong menusuk tajam tapi sosok yang menjadi targetnya berhasil kabur.     

Pria itu berdecak kesal. "Kau lagi …."     

Aura gelap yang menyelimuti sosok itu mulai mengecil dan hilang tanpa meninggalkan jejak. Tepat di saat yang sama, sesosok berpakaian sederhana mendarat ringan di atas ranting pohon. Rambut abu-abunya terikat longgar ke belakang menganyun lembut mengikuti pergerakannya. Sepasang mata abu-abunya jatuh pada Mihai secara sekilas sebelum akhirnya ikut menghilang ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.