This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Siapa yang Sudi Melahirkan Mixed Blood?



Siapa yang Sudi Melahirkan Mixed Blood?

0Perayaan terbesar Tenkai-ya yang biasa disebut Pleasure Theater merupakan event terbesar yang bisa meraup uang triliunan dari kantong para petinggi mesum kaum half-beast. Itu merupakan acara yang selalu dinanti-nantikan siapa pun dan merupakan sumber yang memotivasi para pelanggan setia Tenkai-ya mengeluarkan banyak uang di Tenkai-ya.     
0

Pleasure Theater dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya di akhir tahun di tengah musim dingin. Orang-orang yang dapat berpartisipasi hanya 50 orang yang menghabiskan uang terbanyak di Tenkai-ya selama satu tahun tersebut.     

Mereka akan berkumpul di satu hall besar dan di atas panggung besar, seluruh pelacur kelas atas Tenkai-ya akan melakukan pertunjukkan, dari berakting, menari, bernyanyi, membacakan puisi. Namun, itu hanyalah di permukaan.     

Semua orang mengetahui Tenkai-ya sebagai surga para dewi. Semua pelacur di sana tidak akan berlaku layaknya jalang lainnya di Distrik Yomi. Mereka semua terlihat berkelas dan terpelajar.     

Bagi para pelanggan, sangat menyenangkan untuk melihat para pelacur berkelas dan terpelajar itu dipermalukan di depan umum.     

Itulah tujuan dari Pleasure Theater.     

Ke-50 penonton akan melemparkan uang kepada pelacur yang mereka pilih dan pelacur yang sedang memberikan pertunjukkan itu, tanpa menghentikan pertunjukkannya, akan melakukan apa yang diminta penonton yang membayarnya tersebut. Jika ia diminta untuk melepas bajunya, ia harus melepas bajunya dan melanjutkan pertunjukkan dalam keadaan telanjang. Jika ia diminta untuk memainkan area bawahnya dengan jari, maka ia harus melakukannya hingga akhir pertunjukkan.     

Ketika pertunjukkan yang panjang selesai, semuanya akan ditutup dengan pesta seks. Seluruh pelacur itu akan melayani ke-50 orang di dalam hall tersebut dan mematuhi apa pun yang mereka inginkan. Bahkan banyak dari ke-50 orang yang memaksa para pelacur itu untuk melakukannya di luar hall, di bawah langit malam yang dingin.     

Untuk itu, banyak dari pengunjung yang gagal mendapatkan posisi ke-50 orang tersebut berlomba-lomba memanjat gerbang tinggi Tenkai-ya untuk menikmati keindahan di dalamnya walaupun hanya sebentar.     

Tentunya identitas para tamu tidak akan terekspos.     

Untuk melindungi martabat ke-50 tamu yang diyakini penuh dengan petinggi kaum half-beast, mereka tetap menggunakan topeng dan menggunakan tudung sehingga tidak akan ada yang bisa mengenali mereka. Hal itu juga yang membuat ke-50 orang yang berhasil mendapatkan kursi di Pleasure Theater dapat berlaku begitu ekstrim.     

"Ketika aku mengatakan waktu beraksi itu, maksudku adalah pleasure theater tahun ini. Menurutku kau tidak akan rugi, bahkan sangat beruntung," ujar Domba Putih.     

Luca tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Ia tahu maksud Domba Putih.     

Ke-50 tamu yang terpilih, berapa persen dari mereka dapat dipastikan merupakan petinggi kaum half-beast. Domba Putih ingin memusnahkan Tuan Tanah Distrik Yomi yang dirumorkan merupakan petinggi kaum half-beast atau salah satu dari tokoh terkemuka di dunia perpolitikan juga. Jika Luca membantu Domba Putih dalam hal ini di hari Pleasure Theater dilaksanakan, tidak hanya ia bisa menjatuhkan Distrik, ia juga dapat memusnahkan beberapa petinggi yang datang untuk hari istimewa tersebut.     

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui!     

Ini akan sangat menguntungkan mereka.     

Luca mengangguk singkat. Jari jemari membelai dagunya dengan penuh pertimbangan. "Ide yang menarik tapi melaksanakannya tidak akan mudah. Apakah kau sudah punya rencana?"     

Mendengar itu, salah satu sudut bibir Domba Putih terangkat tinggi membentuk sebuah senyum miring yang licik. Matanya berbinar.     

"Tentu saja! Mendekatlah sebentar …."     

*****     

Di saat yang bersamaan, di tengah area pasar ….     

"Tidak ada yang ingin kau mainkan?!"     

Himijime melirik sosok mungil di dalam pelukannya. Dari balik tudung yang menutupi kepala sosok itu, ia dapat melihat ujung telinga berbulu yang tertekuk lemas. Kepala sosok itu menggeleng lemah menjawab pertanyaan.     

Himijime menghela napas pasrah.     

Beberapa saat sebelumnya, ia masih duduk di kursi santainya sambil membaca buku yang telah menjadi kesehariannya di setiap malam tiba.     

Menyanggupi permintaan dari Luca, sosok mungil ini, Mihai dititipkan kepadanya.     

Anak ini masih tersenyum lebar sambil melambai kepada Luca yang hendak pergi ke Distrik Yomi. Namun, setelah sosok Luca tidak dapat terlihat lagi, senyum anak itu langsung hilang digantikan dengan wajah muram.     

Himijime beberapa kali memanggil anak itu untuk duduk di kursi pendek yang telah ia sediakan. Ia juga menawarkan Mihai untuk duduk di pangkuannya sambil membaca buku.     

Akan tetapi, seberapa banyak kali ia memanggil Mihai, anak itu hanya duduk di belakang pintu yang telah tertutup rapat dalam diam. Kedua telinganya tertekuk lemas dan matanya terus menatap pintu itu, berharap pintu itu akan terbuka dan sosok Luca akan muncul di sana.     

Melihat keadaannya yang menyedihkan, Himijime akhirnya membawa anak itu keluar bermain.     

Area pasar di malam hari akan penuh dengan stan-stan mainan yang dapat membuat bahkan anak yang biasanya pendiam berjingkrak-jingkrak bahagia.     

Ia berpikir Mihai akan kembali riang setelah bermain.     

Pada akhirnya, pikirannya salah.     

Bukannya bermain, Mihai bahkan tidak meliriknya sama sekali. Tiap kali Himijime bertanya apakah ia tertarik untuk memainkan barang yang dijajarkan di atas stan, Mihai terus menggeleng seperti tadi.     

Himijime tidak bisa bertahan lagi jadi pada akhirnya, ia bertanya, "Mengapa kau tidak ingin bermain?"     

Mihai tidak langsung menjawab. Setelah beberapa saat, ia melirik stan yang penuh mainan lalu kembali menggeleng. "Mihai tidak punya uang."     

"Jika kau mengkhawatirkan itu, aku akan membayarnya untukmu."     

Tapi, Mihai kembali menggeleng lagi. "Mihai tidak mau berutang."     

"Aku tidak akan menagih uang yang kuhabiskan untuk mainanmu."     

"Tidak mau. Mihai tidak mau main."     

Baiklah … anak ini benar-benar tidak mau bermain. Ia khawatir dengan Luca setelah mendengar rencana berbahaya yang ingin dilaksanakan pria itu.     

Ia tidak punya mood untuk bermain. Walaupun setiap kali ia melihat mainan-mainan baru yang tidak pernah ia lihat, ia sangat penasaran tapi ia akan terus teringat oleh Luca dan kembali sedih.     

Himijime kira-kira paham apa yang sedang dipikirkan Mihai. Ia ragu-ragu ingin memberikan penghiburan ketika ….     

"Auw!"     

"Wua!"     

Seorang anak tanpa sengaja menabrak Himijime. Oleh karena ia terlalu fokus pada anak malang ini, Himijime tidak terlalu memperhatikan jalan sementara anak yang tiba-tiba menabraknya ini sepertinya sedang berlari dengan kecepatan tinggi jadi keduanya langsung jatuh terduduk di atas tanah.     

"Ah! Kalian tidak apa-apa? Maaf anakku tidak melihat jalan." Wanita half-beast yang seharusnya adalah ibu dari anak itu buru-buru mendekat dan meminta maaf. Ia ingin menarik anaknya untuk ikut meminta maaf tapi langsung terkesiap oleh sosok yang ada di hadapannya.     

Bukan sosok yang besar tapi yang kecil di dalam dekapan sosok besar itu.     

Matanya terbelalak lebar. Putranya yang melihat ibunya bertingkah aneh tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi. ia menarik lengan lebar pakaian ibunya, bertanya "Ada apa ibu melihat anak itu? Ada yang aneh?"     

Mendegar pertanyaan itu, Himijime buru-buru melihat ke bawahnya. Tudung Mihai telah jatuh memperlihatkan telinga dan tanduknya dengan jelas. Mihai juga akhirnya tersadar bahwa tudungnya telah jatuh akibat tabrakan tadi. Ia buru-buru berusaha menggapai tudungnya tapi semuanya telah terlambat.     

Wanita itu menatap Mihai dengan wajah yang menakutkan. Beberapa orang yang lewat dan menyadari keributan itu juga berwajah sama. Tidak hanya half-beast, incubus yang kebetulan lewat juga menatap Mihai dengan wajah seperti ingin mencekik Mihai.     

Tubuh mungil itu gemetaran.     

"Mi—Mixed—"     

"Hahaha … Anda salah paham. Dia bukan mixed blood. tanduk ini hanya aksesoris kostum yang aku beli di stan tadi." Himijime berdusta dengan lancar. Tawanya bahkan tidak sumbang sama sekali, riang dan penuh semangat.     

Ekspresi seram segera hilang dari wajah mereka. Wanita itu buru-buru tertawa dengan malu.     

"Ah begitu. Benar juga hahaha … half-beast mana yang ingin melahirkan mixed blood hina itu? Semua mixed blood juga langsung dimusnahkan oleh Klan Rubah jadi tidak mungkin mereka berkeliaran di tengah kota. Tapi, saran saja Nyonya, lebih baik segera melepaskan aksesoris itu. Jika kau bertemu dengan yang berkepala panas, anak ini bisa mati tanpa sempat mendengarkan penjelasan dari Nyonya."     

Himijime hanya tertawa ramah dan mengucapkan terima kasih kepada wanita tersebut.     

Setelah wanita dan anak itu pergi, ia memperbaiki posisi tudung Mihai. "Pegang baik-baik. Jangan sampai lepas lagi."     

Mihai mengangguk singkat. Kedua tangan mungilnya menggenggam erat kain tudung hingga kerutan di kainnya terlihat jelas, seperti ditarik kuat. Oleh karena hari telah malam, Himijime tidak dapat melihat dengan jelas tapi seharusnya buku-buku jari mungil itu telah memutih karena saking kuatnya genggaman itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.