This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Distrik Yomi (2)



Distrik Yomi (2)

0Ketika gerbang pintu masuk Distrik dibuka, Steve, Luca, dan Vasile seperti telah memasuki dunia lain.     
0

Di bawah langit malam yang kelam, ribuan lentera tergantung di atas tali tipis yang hampir tak kasat mata sehingga di mata semua pengunjung, terdapat ribuan lentera melayang di atas udara. Bangunan-bangunan empat hingga lima tingkat yang didekorasi dengan meriah dan juga memancarkan cahaya terang mengapit jalanan besar yang dipenuhi orang-orang bertopeng.     

Sampai di sini, suasananya tidaklah beda jauh dengan suasana di pasar yang ramai walaupun penerangan di area pasar tidak secerah di dalam Distrik.     

Yang membuat rahang mereka hampir jatuh adalah yang selanjutnya.     

Layaknya distrik lampu merah, setiap bangunan memiliki ruangan luas yang hanya dipisahkan oleh jeruji. Di dalamnya terdapat para pelacur atau budak yang menjadi barang jualan, ditempatkan di sana untuk dipamerkan dan dipilih oleh para tamu.     

Yang berbeda adalah, para pelacur itu hampir tidak mengenakan apa-apa dan banyak yang mengekspos diri sedang memainkan bagian intimnya untuk merangsang para tamu. Bahkan, para tamu yang hanya memiliki uang terbatas dan tidak bisa memesan ruangan pribadi dapat melakukan seks di depan umum melalui sela jeruji tersebut jika membayar sejumlah uang. Bahkan ada tamu yang lebih memilih permainan depan umum itu dan datang hanya untuk membeli layanannya.     

Dunia yang tidak memiliki moral. Itulah yang muncul di otak mereka dalam sekejap mata.     

Puluhan pelacur tingkat tinggi yang memiliki kecantikan layaknya dewi – baik itu pria maupun wanita – berdiri hampir setengah telanjang di balkon tingkat atas bangunan mewah, membuat posisi-posisi yang menggoda untuk menarik tamu kaya. Sementara di tingkat bawah, kekacauan yang penuh dengan gairah membara terjadi di mana-mana. Erangan demi erangan tersebar di seluruh area Distrik itu membuat siapa saja yang awalnya jijik dengan ketidakmoralan ini akan terdorong untuk ikut jatuh dalam dunia yang penuh dengan lumpur gairah ini.     

Ketiga pekerja toko pakaian ini pun hampir terkena imbasnya jika Luca tidak segera menarik mereka untuk melangkah maju.     

"Ayo kita cepat laksanakan tugas kita. Jika kita tinggal terlalu lama aku takut kita benar-benar akan seperti para pengunjung gila ini."     

Luca merasa sangat terancam. Entah mengapa ia merasa erangan-erangan yang memaksa masuk ke dalam area pendengaran mereka memiliki kekuatan aneh yang tidak hanya akan menjatuhkan mereka ke dalam gairah tapi sesuatu yang lebih berbahaya lagi.     

Steve dan Vasile juga merasakan hal yang sama. Selama ini, Steve selalu mengirimkan barang dari toko di siang hari di mana tempat-tempat di dalam Distrik masih tutup, jadi Steve tidak pernah membayangkan bahwa Distrik Yomi merupakan tempat yang sekacau ini.     

Mereka buru-buru mengirimkan barang pesanan dan semakin mereka masuk ke dalam, semakin banyak hal baru yang lebih menjijikkan lagi terpampang di depan mereka.     

Bahkan ada toko di mana pelacurnya sudah mengeluarkan darah terlalu banyak tapi terus meneriakkan betapa nikmatnya dirinya diperlakukan seperti itu.     

Isi perut Luca diputarbalikkan berkali-kali dan ia telah muntah hingga tidak ada lagi isi yang keluar sebelum mereka akhirnya menuju ke toko terakhir dan merupakan tujuan utama mereka, Tenkai-ya.     

Tenkai-ya terletak di area paling dalam Distrik dan merupakan mimpi dari semua pengunjung yang tidak memiliki kekayaan cukup untuk bahkan melewati gerbangnya.     

Sistem Distrik Yomi sangatlah unik. Distrik ini terbagi menjadi empat wilayah. Wilayah paling depan yang penuh dengan kekacauan itu dapat dimasuki tanpa membayar biaya masuk gerbang. Sementara, ketika ingin memasuki wilayah kedua, ketiga, dan keempat, biaya pintu masuk akan semakin meningkat dan peningkatannya sangat drastis hingga dapat membuat satu orang langsung bangkrut jika ia tidak berhati-hati. Tentunya ketiga pegawai toko pakaian tidak perlu membayar karena mereka hanya datang untuk mengirimkan keperluan Distrik.     

Wilayah kedua dan ketiga memiliki permainan yang semakin ekstrim dan semakin kacau. Permainan yang membuat Luca muntah itu adalah toko yang berada di wilayah ketiga.     

Wajah Luca pucat pasi. Seluruh isi perutnya telah dikeluarkan sementara Vasile juga tidak dalam keadaan yang baik. Untuk dirinya yang berhati lembut, perlakuan yang diberikan kepada pelacur di distrik lampu merah saja sudah cukup memuakkannya. Melihat ketidakmoralan tempat ini hampir membuat Vasile jantungan. Sementara itu, Steve yang tidak bisa melihat tapi sebaliknya memiliki pendengaran sensitif mendapatkan pukulan terbesar. Hatinya sakit karena ia bisa mendengar pelacur-pelacur yang tersiksa tapi harus berakting menyukai kegiatan ekstrim tersebut.     

Ketika mereka sampai di depan gerbang masuk wilayah keempat, sejujurnya hati mereka tidak siap.     

Bahkan wilayah ketiga sudah bagaikan neraka. Walaupun wilayah keempat di sebut Tenkai*-ya, entah neraka apa yang akan diperlihatkan di balik pintu gerbang tersebut.     

*) Tenkai adalah surga dalam bahasa Jepang     

Memikirkannya saja membuat Luca hampir muntah di depan wajah penjaga gerbang.     

"Silahkan masuk!"     

Pintu gerbang dibuka. Ketiganya tanpa sadar menahan napas seraya melangkah masuk.     

"Ara~ Ara~ Selamat datang di Tenkai-ya tamu yang terhormat. Semoga Anda bisa melihat surga malam ini, fufufufu …."     

Seorang wanita cantik berambut putih bersih – jika seluruh pelacur tingkat atas di ketiga wilayah sebelumnya adalah dewi, maka kecantikan wanita ini berada di level yang berbeda. Luar biasa memukau! – menyambut mereka tepat setelah pintu gerbang kembali di tutup. Bola mata merah tuanya melirik sejenak pada Luca dan yang lainnya sebelum kembali tertawa lembut. Tidak seperti para pelacur-pelacur sebelumnya yang mengenakan pakaian mengekspos tanpa memikirkan bahwa sekarang adalah musim dingin, wanita di hadapan mereka jauh lebih sopan dan tertutup dengan dress indah dan mantel tebal berwarna merah. Hanya belahan dada besarnya yang sengaja terekspos.     

Saking terkejutnya, mereka tidak bisa berkata-kata. Perubahan ini terlalu tiba-tiba dan di luar dugaan.     

Mereka mengikuti wanita itu memasuki Tenkai-ya dan tidak hanya wanita itu saja, pelacur-pelacur lainnya juga mengenakan pakaian yang cukup tertutup.     

Awalnya mereka bingung tapi mereka segera paham.     

Setelah melewati tiga wilayah yang penuh dengan tubuh telanjang, tiba-tiba disuguhkan wanita-wanita cantik berpakaian tertutup benar-benar merangsang. Berbagai pikiran liar akan langsung memenuhi otak para pria mesum.     

Luca tidak bisa memungkiri bahwa ia termasuk dalam pria-pria mesum itu. Walaupun begitu, tentunya ia tidak melakukan aksi apa pun. Hatinya masih tetap kokoh pada Emilia saja.     

Wilayah Tenkai-ya sangatlah luas. Berbeda dengan wilayah pertama, kedua, dan ketiga yang walaupun luas tapi terdiri dari berbagai toko-toko, wilayah keempat ini hanya terdiri dari Tenkai-ya saja.     

Bangunan panjang nan luas dengan delapan tingkat yang memiliki dekorasi mewah sekaligus elegan itu memperlihatkan betapa high-class-nya wilayah ini. Hanya wilayah keempat ini yang memiliki suasana berbeda dan para pelacurnya pun terlihat lebih berkelas dan terhormat.     

Selama mereka berjalan menuju resepsionis yang berada di dalam bangunan, mereka akan melewati jalanan panjang yang diapit balkon-balkon ruangan pribadi setiap pelacur. Para pelacur itu akan menebarkan pujian dan kata-kata indah kepada mereka, tidak seperti pelacur-pelacur di tiga wilayah sebelumnya yang menarik tamu dengan melakukan hal-hal tak senonoh.     

Melihat suasana yang damai dan tentram ini, suasana hati ketiganya berangsur-angsur membaik dan tubuh mereka kembali rileks.     

"Ketiga tamu ingin memilih siapa?" tanya wanita itu ketika akhirnya mereka sampai di resepsionis.     

Saking kagum dan terkejutnya dengan perubahan tersebut, mereka lupa memberitahukan tujuan kunjungan mereka sehingga Steve buru-buru berucap, "Kami tidak datang untuk memesan wanita. Kami kurir dari Toko Pakaian Himijime untuk mengirimkan pakaian yang telah di pesan oleh pihak Tenkai-ya."     

Mengikuti penjelasan tersebut, Luca dan Vasile mengangkat beberapa tas kain besar yang seluruhnya merupakan pesanan dari Tenkai-ya. Dari semua tas yang mereka bawa, pesanan dari tempat ini adalah yang terbanyak.     

Menyadari ia telah melakukan kesalahan, wanita itu refleks menutup mulutnya dengan satu tangan lalu membungkuk dalam. "Ara … maafkan saya. Saya akan memanggil Tuan Tanah. Anda bisa menunggu di ruangan khusus sambil minum teh."     

Tuan Tanah merupakan panggilan bagi pendiri Distrik Yomi sekaligus pemilik Tenkai-ya. Mereka tidak menyangka akan bisa bertemu dengan sosok besar itu. Memikirkannya saja membuat mereka gugup tapi jika mereka bisa membangun hubungan baik degan Tuan Tanah itu, mereka mungkin bisa memanfaatkannya agar dapat lebih mudah mengakses Distrik ini yang berarti mereka juga akan lebih mudah menghancurkannya.     

Wanita itu mengangkat satu tangannya dan beberapa staff di sekitar segera bergerak untuk membawa mereka ke ruangan yang dimaksud. Sepertinya wanita tersebut bukanlah pelacur biasa karena ia memiliki kuasa yang cukup tinggi hingga dapat menggerakkan para pekerja.     

"Silahkan …." Staff itu berlutut di sebelah pintu geser lalu membukakan pintu untuk ketiganya seraya membungkuk dalam dengan sopan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.