This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Aku ingin Mendekatinya



Aku ingin Mendekatinya

0"Mihai di mana kau?!"     
0

Vasile menguak semak-semak hitam legam yang kering dan gersang, celingak-celinguk mencari sosok mungil yang entah hilang ke mana. Bunyi daun kering yang robek sesekali terdengar mengiringi langkah kakinya.     

"Mihai! Sudah jam makan siang! Cepat keluar!" serunya terus menerus. Ia telah menyerukan nama anak itu selama 15 menit sambil mengelilingi hutan gersang tersebut.     

Ia tidak menyadari sesosok mungil yang berpindah dengan hati-hati dari satu batang pohon ke pohon lainnya. Matanya berbinar seraya mengamati Vasile. Senyum jahil tersungging di wajah tembamnya.     

"Baa!!!"     

"Waa!!"     

Sosok mungil itu, Mihai, tiba-tiba muncul dari balik batang pohon yang paling dekat dengan Vasile.     

Vasile terlalu terkejut hingga refleks mundur beberapa langkah. Terdapat akar yang menonjol dari tanah di belakangnya, membuat Vasile tersandung dan jatuh terduduk di atas tanah.     

Melihat itu, Mihai tertawa terbahak-bahak. Jari pendeknya menunjuk-nunjuk Vasile. "Paman kena lagi! Hahahaha!"     

Mihai yang telah berumur 7 tahun sangatlah aktif dan nakal, terutama kepada Vasile. Lantaran, respons Vasile selalu menyenangkan dan tidak pernah membuat Mihai bosan.     

Vasile hanya bisa tersenyum pasrah.     

Sejak kejadian terbakarnya kediaman klan rubah yang menghasilkan ratusan korban jiwa, nama keponakannya, Luca Mocanu tersebar di mana-mana. Ia menjadi tersangka pembakaran tersebut karena banyak yang melihat sosoknya memasuki kediaman klan rubah sebelum api mulai berkobar.     

Vasile sangat cemas sehingga ia berhenti bekerja dari majikannya dan pergi mencari Luca. Ketika ia menemukan Luca satu bulan kemudian, pria itu telah tinggal di sebuah rumah kayu yang baru dibangun di tengah area kiri Bukit Luito bersama dengan bayi kecil yang dilahirkan Emilia.     

Area kiri Bukit Luito yang awalnya sudah gersang menjadi benar-benar tak berkehidupan sejak insiden kebakaran yang terjadi bersamaan dengan insiden di kediaman klan rubah. Ketika api padam, seluruh pepohonan dan semak-semak di sekitarnya berwarna hitam legam dan dedaunan kering terus berguguran sepanjang tahun. Ketika musim semi datang, pepohonan itu akan kembali menumbuhkan daun tapi tidak ada yang berwarna hijau. Semuanya berwarna coklat hingga hitam.     

Melihat itu, banyak yang mulai menyebarkan rumor bahwa tempat itu terkutuk sehingga menjadi area terlarang di Kota Hanju.     

Vasile masih ingat dengan jelas saat ketika ia akhirnya bertemu kembali dengan Luca.     

Keponakannya yang sudah kembali ceria sejak bertemu dengan Emilia itu kembali muram seperti ketika pria itu kehilangan ibunya.     

Vasile tidak bisa membiarkannya begitu saja jadi ia memutuskan untuk ikut tinggal di sana dan membantu Luca menjaga bayi kecil tersebut.     

Bayi itu Luca namai Mihai. Bayi yang sangat penyayang kepada Luca bahkan sejak sebelum dapat berbicara. Namun, sejak Vasile ada di sana, Luca menyerahkan perawatan Mihai seluruhnya kepada sang paman dan sangat jarang mendekati Mihai.     

Vasile samar-samar paham bahwa meninggalnya Emilia memiliki hubungan dengan bayi mixed blood ini tapi Luca tidak sanggup membinasakannya. Tentunya Vasile tidak menanyakannya secara langsung karena ia tidak ingin memperburuk keadaan Luca.     

Mengetahui bahwa ia telah menjadi buronan, Luca melepaskan nama keluarganya dan mengubah namanya menjadi Asaka Lucio. Vasile juga melepas namanya dan mengubahnya menjadi Asaka Venti. Luca juga mempelajari makeup untuk menyamar setelah meminta Vasile membelikan beberapa bahan untuknya.     

Tinggal di area kiri Bukit Luito yang gersang itu tentunya tidaklah mudah. Tidak ada buah yang bisa mereka konsumsi dan dedaunannya terlalu gersang untuk bisa dimasak. Hewan-hewan yang bisa diburu pun tidak sanggup hidup dalam lingkungan gersang itu dan mulai mati satu per satu.     

Untungnya, karena Bukit Luito merupakan tempat para incubus di perbudak untuk mengurus ladang, Vasile diam-diam mendapat bantuan dari para budak itu dan berhasil mencuri beberapa hasil panen di sana.     

"Mihai, ayo kita kembali. Sudah waktunya makan siang," ulang Vasile seraya mengangkat tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.     

Mihai kali ini dengan patuh membiarkan Vasile membawanya. Mendengar makan siang membuat wajahnya memerah, penuh semangat. Ekor rubah coklatnya bergerak ke kanan dan ke kiri, terlihat tidak sabar.     

Melihat itu, Vasile tidak bisa tidak tersenyum.     

'Anak ini senang sekali setiap kali bisa bertemu Luca,' pikirnya merasa itu sangat imut.     

Seperti yang sudah Vasile katakan tadi, Luca benar-benar hampir tidak pernah muncul di depan Mihai sejak Vasile mengurus bayi itu. Saat-saat Mihai dapat melihat Luca hanyalah ketika mereka akan makan, itu pun karena Vasile yang memaksa Luca untuk berjanji bahwa apapun yang terjadi, ketika waktunya makan, mereka harus berkumpul di meja makan bersama.     

Alasan Vasile melakukan itu tentunya untuk Mihai.     

Mihai ingin mendekati Luca tapi Luca tidak menutupi keengganannya dan kebenciannya kepada Mihai.     

Seperti sekarang, ketika Vasile memasuki ruang makan – rumah itu telah diperluas beberapa tahun yang lalu sehingga memiliki beberapa kamar dan ruangan di dalamnya – Luca telah duduk di sana dengan wajah dingin. Ia bahkan tidak berusaha melirik wajah Mihai.     

Di sisi lain, Mihai buru-buru turun dan berlari menuju Luca. Ia memasang ekspresi manis dan menyapa Luca dengan suara kekanakannya, "Halo Kakak!"     

Dulu Vasile pernah menyarankan Mihai untuk memangil Luca sebagai ayah karena sepanjang pengetahuan Vasile, status Mihai adalah anak angkat Luca. Namun, setelah melihat ekspresi wajah Luca yang menyakitkan ketika mendengar panggilan itu, Mihai tidak lagi pernah memanggil Luca dengan ayah. Sekarang, ia selalu memanggilnya dengan panggilan kakak dan walaupun Luca tidak pernah membalas, ekspresi wajahnya tidak berubah jadi Mihai yakin panggilan itu lebih baik dibandingkan ayah.     

Seperti biasa, Luca tidak menjawabnya. Dengan acuh tak acuh, Luca menyatukan kedua tangannya di depan mangkuk nasi dan mangkuk sup yang hanya berisi sedikit dedaunan sayur lalu mulai melahapnya.     

Mihai sudah terbiasa jadi tanpa melepaskan senyum riangnya, ia mulai melahap makanannya juga.     

"Paman akan pergi ke kota hari ini?" tanya Luca.     

"Ya. Ada yang ingin kau titipkan padaku?"     

Vasile melirik Mihai dengan seksama, memastikan anak itu benar-benar tidak sedih karena perlakuan Luca. Lagipula, entah sejak kapan, Mihai mulai pandai menutupi perasaannya jadi Vasile khawatir ia tidak sadar ketika anak ini benar-benar tersakiti.     

"Ya. Aku menulis beberapa buku baru, paman bisa membawanya untuk dijual."     

Setelah beberapa tahun bersembunyi, ketika pencarian terhadap Luca yang berstatus kriminal sudah mulai mengendur, Luca mulai berani keluar untuk mencari pekerjaan. Sekarang, dengan menggunakan riasan penyamaran, ia memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu. Jika ia memiliki shift pekerjaan, biasanya Vasile yang akan berada di rumah untuk menemani Mihai, begitu juga sebaliknya.     

Tidak hanya bekerja dengan orang lain, Luca juga menulis beberapa buku cerita anak untuk dijual. Ia tidak begitu berbakat jadi bukunya tidak begitu laku tapi jika ia beruntung masih ada yang mau membeli satu atau dua buah sehingga setidaknya mereka bisa memiliki uang tambahan untuk sandang dan pangan. Terkadang, Luca juga akan menjual hasil kerajinan tangan yang tidak begitu bagus ketika mereka mendapatkan bahannya.     

"Baiklah. Letakkan saja di dekat pintu. Nanti aku akan bawa," pesan Vasile sebelum kembali makan.     

Ia telah mengamati Mihai cukup lama tapi anak itu sepertinya benar-benar tidak tersakiti oleh bagaimana Luca memperlakukannya jadi ia bisa bernapas lega.     

Keduanya terus berbincang mengenai keadaan di Kota Hanju sekarang sambil menghabiskan makan siang. Mihai hanya mendengar tapi ia tidak paham karena perbincangan mereka terlalu sulit untuk anak umurnya.     

Mihai sesekali melirik Luca, berpikir ingin menarik perhatian pria itu tapi ia tidak ingin mengganggu perbincangan Luca dengan Vasile.     

'Aku ingin berbicara dengan kakak … aku ingin dekat dengan kakak … bagaimana caranya agar kakak bisa menerimaku?'     

Dulunya, Mihai heran mengapa Luca begitu membencinya. Ingatan ketika ia masih bayi sangatlah samar dan tidak ada yang mau memberitahunya hal yang sebenarnya.     

Seiring berjalannya waktu, ia sering diam-diam menguping pembicaraan Luca dan Vasile. Walaupun ia tidak memahami semuanya karena terlalu rumit, ia menyadari bahwa kebencian Luca ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada mama-nya.     

Walaupun begitu, ia tidak menemukan detail lainnya.     

Terdorong oleh rasa penasaran, sejak dua minggu yang lalu, Mihai mulai diam-diam mencari-cari barang yang berhubungan dengan mamanya.     

Luca selalu membawa dua buah botol kecil yang dikalungkan di lehernya, berisi abu mama Mihai dan ibu Luca. Namun, Mihai tidak pernah menemukan foto atau barang apapun lagi yang berhubungan dengan sosok mama itu.     

Mihai yakin barang-barang itu hanya tersembunyi di tempat yang Mihai tidak ketahui.     

Ia ingin tahu seluk beluk masalah yang terjadi karena jika ia tahu, ia mungkin bisa tahu juga cara untuk mendekati Luca dan kembali menerima kehangatan Luca seperti yang ada di dalam ingatan samar masa lalunya.     

Misi itu biasanya ia laksanakan ketika Vasile pergi bekerja dan hanya ada Luca di rumah. Jika Luca yang pergi bekerja, biasanya Vasile akan menemaninya bermain di luar dan tidak pernah meninggalkan sisinya. Namun, jika Luca yang di rumah untuk mengawasinya, Mihai hanya akan mengurung diri di dalam kamar dan Luca pergi ke kamarnya sendiri. Jadi, jika Mihai bergerak ke tempat lain, asalkan ia tidak keluar dari kediaman, biasanya Luca tidak akan memusingkannya.     

'Hari ini aku akan mencari lagi!' Tekadnya seraya menghabiskan makan siangnya dengan penuh semangat dan tidak sabar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.