This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Aku Tidak Bisa Memaafkan Diriku



Aku Tidak Bisa Memaafkan Diriku

0"TOMA! To … a …."     
0

Vasile terus berteriak, memohon pria itu untuk berhenti tapi hingga tenggorokannya terasa akan hancur pun, Toma tidak berhenti menusuk tubuh Luca.     

Para pelayan tidak berdaya. Silver juga tidak bisa bergerak. Ioan dan Cezar serta Viorel yang sempat diajarkan cara menggunakan kekuatan api hitam mereka pun tidak cukup kuat untuk menetralkan kekuatan ini.     

Tidak ada harapan lagi.     

Langit bahkan memahaminya dan menangis, menjatuhkan tetes-tetes air yang deras dan tajam.     

Dekorasi-dekorasi yang meriah dan hangat menjadi dingin dan lusuh, dirusak oleh tetesan-tetesan air hujan.     

Tiba-tiba ….     

Bola yang selalu dikalungkan di leher Liviu pecah. Cahaya menyilaukan terpancar dari bola itu, membutakan pandangan mereka seluruhnya.     

Memori-memori aneh mulai merasuki para pelayan dan Steve secara paksa. Kepala mereka seperti sedang berusaha dibuka, sangat menyakitkan hingga hampir membuat mereka pingsan.     

Di tengah cahaya itu, sebuah sosok samar-samar melayang di tengahnya. Tangannya terayun ke depan dan gelombang energi yang ganas meluncur ke arah area pepohonan di belakang tubuh Luca.     

Wanita yang daritadi bersembunyi itu tersadar bahwa ia telah ditemukan. Ia buru-buru mengumpulkan seluruh darah Luca dan menyelimuti dirinya dengan sihir teleportasi.     

Cahaya terus menyelimuti seluruh tempat itu untuk beberapa menit sebelum hilang tak bersisa bagaikan sebuah ilusi. Tepat saat itu juga, kekuatan yang menekan mereka pun sirna … bersama dengan tubuh Asaka Mihai ….     

*****     

Malam itu, badai melanda Kota Rumbell. Pepohonan membengkok ke samping diterpa angin kencang dan tetesan air hujan yang tajam dan ganas. Dedaunan dipaksa lepas dari rantingnya, terbawa bersama angin ke ujung cakrawala.     

Sesekali, cahaya kilat memotong langit, diikuti gemuruh petir yang membahana.     

Suasana suram memenuhi seluruh kota, terutama kediaman Luca Mocanu.     

Seluruh pelayan selain Albert berdiri di luar kamar Luca, menatap pintu yang tertutup rapat itu dengan mata memerah. Ketika pintu itu akhirnya terbuka, mereka buru-buru mendekati Albert dengan penuh harap tapi ekspresi wajah Albert tidak terlihat baik.     

"Tuan … masih hidup tapi …."     

Albert menjelaskan semuanya dengan terbata-bata. Hatinya berat dan ia sebenarnya enggan mengucapkan seluruh penjelasan ini, merasa jika ia mengucapkannya secara langsung keadaan akan menjadi semakin buruk. Namun, ia tetap harus melaksanakan pekerjaannya.     

Ekspresi wajah para pelayan semakin tidak sedap untuk dipandang.     

Sang tuan memang selamat, itu adalah hal yang sangat mereka syukuri dari lubuk hati yang terdalam.     

Hanya saja, Luca kehilangan terlalu banyak darah dan entah bagaimana caranya juga, Luca kehilangan keabadiannya. Kemampuannya untuk beregenerasi hilang tak berjejak.     

Dalam keadaan terluka parah seperti itu, Albert tidak dapat memperkirakan kapan Luca bisa sadar kembali. Kemungkinan terburuk, sang tuan bisa jatuh dalam keadaan koma yang cukup lama.     

Para pelayan juga menyadari hilangnya keabadian sang tuan jauh sebelum Albert mengatakannya karena mereka semua memiliki tanda kontrak dengan Luca. Untuk luka ringan yang mereka miliki sembuh, dibutuhkan waktu yang lebih lama dari biasanya. Incubus pada umumnya memiliki tubuh yang lebih kuat daripada manusia tapi kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan incubus abadi Oleh sebab itu, penurunan waktu regenerasi ini memberikan mereka tanda bahwa tubuh mereka telah beregenerasi menggunakan kekuatan diri mereka sendiri, bukan kekuatan tuan mereka. Berarti kontrak mereka tidak lagi aktif.     

Namun, kenyataan bahwa sang tuan bisa jatuh dalam koma jangka panjang mengguncang mereka.     

Ecatarina yang dari tadi menahan diri tidak lagi bisa mengontrol diri lebih dari ini. Satu tonjokan berat dilayangkan pada perut Vasile.     

Vasile tidak mengantisipasi hal itu dan langsung melayang menghantam dinding sebelum tersungkur di atas lantai dingin.     

"Lihat apa yang kau bawa kepada keponakanmu! Sudah kuduga, membawa serigala itu bukanlah ide yang baik!" Air mata jatuh mengalir dari pelupuk mata Ecatarina. Senyum yang biasa ia pasang telah sirna, meninggalkan ekspresi wajah yang terdistorsi dan penuh rasa sakit.     

Kedua anak kembarnya bahkan sudah menangis tersedu-sedu.     

Ecatarina hendak mendaratkan pukulan kedua tapi Victor, Albert, dan Lonel buru-buru menghentikannya.     

"Rina, hentikan!" tegur Albert tapi Ecatarina terus meronta.     

"Lepas Albert! Biarkan aku memberinya pelajaran!"     

"Semuanya sudah terjadi Rina! Tidak ada gunanya melakukan ini!" Victor berusaha membujuknya tapi Ecatarina masih tidak mau patuh.     

Di sisi lain, Vasile duduk di atas lantai dengan wajah tertunduk dalam.     

Tidak perlu diucapkan oleh orang lain, Vasile sangat sadar akan kesalahannya. Ia benar-benar menyesalinya lebih dari siapa pun dan rasanya ia ingin membunuh dirinya di masa lalu.     

PLAK!     

Vasile menampar pipi kanannya, lalu pipi kirinya, lalu pipi kanannya lagi, berkali-kali ….     

Yang lain tertegun. Mereka terkejut dan sedih serta sakit melihatnya tapi tidak ada yang berusaha menghentikan.     

Kulit pipi Vasile robek. Darah segar mengalir jatuh tapi Vasile tidak menghentikan tamparannya. Hingga seluruh tangan Vasile berlumuran darah dan mengotori lantai di sekelilingnya baru akhirnya Vasile berhenti.     

"Aku … setelah Tuan bangun, aku akan keluar dari sini."     

Ecatarina menyipit tajam. "Setelah melakukan kesalahan seperti ini, kau mau kabur?!"     

"Aku tidak! Ini … aku akan bertanggung jawab dan menepati janjiku dengan Tuan."     

"Janji?" Ecatarina mendengus. "Entah janji apa itu tapi kau kira dengan pergi dari sini akan membuatmu menebus kesalahanmu? Itu hanya cara seorang pengecut! Kau hanya ingin kabur!"     

"Aku tidak, Rina!"     

"Kau pengecut!"     

"Aku—"     

Vasile tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia sangat menyesal jadi ia ingin menebus semuanya sesuai dengan janjinya kepada sang tuan. Namun, keputusannya untuk pergi sekarang benar-benar sangat pengecut. Ia sadar itu.     

Ecatarina mendengus lalu meludah pada Vasile. Kedua tangannya terlipat tinggi di depan dada. "Terserah kau ingin menjadi pengecut tapi aku tidak akan membiarkanmu masuk kamar sampai Tuan sadar dan memberimu ijin!"     

"Jangan begitu Rina, aku—"     

BAM!     

Ecatarina tidak menghiraukannya dan langsung masuk ke dalam kamar. Tanpa lupa, ia membanting pintu itu di depan wajah Vasile.     

"Rina!"     

Bagaimana pun Vasile memohon, Ecatarina tidak mau mendengarnya sama sekali. Ia bahkan memasang penghalang khusus yang hanya akan menolak Vasile.     

Para pelayan yang lain merasa kasihan dengannya tapi mereka juga sangat marah kepada Vasile. Tidak ada yang berusaha berucap untuknya dan satu per satu dari mereka masuk ke dalam kamar, meninggalkan Vasile yang pada akhirnya hanya bisa berlutut dengan wajah tertunduk dalam.     

Darah segar menetes tanpa henti dari kulitnya yang robek ….     

*****     

"Mihai benar-benar tidak bisa ditemukan?"     

"Daaa! Daaaa!"     

Ioan yang telah mengganti pakaian pernikahannya segera menodong Steve dan kedua putranya serta Silver yang membantu dengan pertanyaan ketika ketiganya memasuki kamar tamu. Ia harus kecewa karena mendapatkan gelengan dari keempat pria tersebut.     

Di dalam pelukannya terdapat Liviu yang tidak bisa berhenti menangis.     

Ketika Liviu terbangun di taman, ia langsung menemukan ayahnya yang pingsan berlumuran darah dan papanya yang hilang tanpa jejak. Ia terlalu syok.     

"Livi … Livi, jangan menangis sayang." Ioan berusaha membujuknya tapi Liviu menangis semakin keras hingga terus tersedak ludahnya sendiri.     

Suasana ceria benar-benar sirna seluruhnya.     

Ketika mereka tersadar dari kekacauan itu, Shikida Toma sudah berlutut di samping tubuh Luca yang tidak bergerak, mengeluarkan cahaya aneh dari tangannya.     

Vasile dan yang lainnya buru-buru memisahkan Toma dari Luca sementara Toma yang mendapati keberadaan Vasile hanya bisa terus mengucapkan 'maaf.'     

Sekarang, Toma dikurung di penjara bawah tanah untuk sementara waktu. Oleh karena keadaan para pelayan yang sedang kacau, Silver akhirnya turun tangan dalam penjagaan Toma agar pria itu tidak kabur. Ia dengan sigap memanggil beberapa bawahan terpercayanya ke kediaman Luca dan bantuan darinya benar-benar membantu meringankan beban para pelayan sekarang.     

"Aku akan pergi melihat keadaan Luca," pesan Steve yang sudah lama tidak berekspresi begitu serius itu sebelum keluar dari kamar.     

Tidak mengherankan karena sahabatnya itu terluka parah. Steve tidak mungkin bisa tersenyum bodoh seperti biasa lagi. Tidak hanya itu, hilangnya Mihai juga menambah rasa frustasinya.     

Ioan hanya mengangguk sembari terus menepuk punggung Liviu dengan lembut. Ia juga sangat cemas.     

'Mihai … kau ke mana?'     

*****     

Jauh dari kediaman Luca, di dalam sebuah ruangan yang mewah dan kuno ….     

Seorang pria buntal dan pendek duduk di sofa panjang dengan tatapan kosong. Tangannya memijit pelipisnya dengan lembut. Ekspresi wajahnya tidak terbaca tapi ada setitik kesuraman yang samar-samar terlihat.     

Cahaya tiba-tiba muncul di tengah udara kosong ruangan itu, diikuti dengan kemunculan sesosok wanita incubus berbalut gaun hitam bermotif merah menyala.     

Melihatnya, senyum manis kembali menghiasi wajah pria buntal itu. Ia turun dari sofa dan segera berlari menuju wanita itu menggunakan kaki pendeknya yang hampir tertutup seluruhnya oleh perut besar, membuatnya terlihat seperti segumpal bola yang sedang menggelinding.     

"Istriku! Kau sudah kembali!" Pria buntal, Illiu Stoica, memeluk kaki wanita itu, Anna Stoica dengan penuh sayang.     

Anna tidak menghiraukannya. Matanya tersebar ke seluruh ruangan dan di saat yang bersamaan, dari udara kosong, muncul segumpal energi hitam.     

Senyum di wajah Anna merekah. Matanya mengkilat sadis. "Aku sudah mendapatkannya." Cahaya menyelimuti telapak tangannya dan sedetik kemudian, sebotol berisi cairan darah merah muncul. Ia melemparkan botol itu pada energi hitam dan botol itu segera menghilang di telan energi itu.     

Tawa misterius menggema dari energi hitam.     

"Kerja bagus."     

"Dengan ini, aku sudah membayar. Jangan lupa janjimu!"     

Energi hitam itu bergerak naik turun diikuti tawa yang dapat menaikkan bulu kuduk pendengarnya. "Tentu saja~"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.