This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Aku Akan Mengundurkan Diri dari Tugas Ini



Aku Akan Mengundurkan Diri dari Tugas Ini

0Selama empat hari ke depan, para saudara Asaka berganti-gantian dan diam-diam pergi ke area bukit untuk mendekorasi tempat dimana rencana mereka akan dilaksanakan.     
0

Silver dan beberapa pelayan lainnya yang senggang juga akan ikut membantu. Terkadang, Luca juga ikut pergi membantu – biasanya ketika Mihai juga ikut membantu di sana. Dia benar-benar protektif.     

'Tentu saja! Mihai baru sembuh. Aku harus mengawasinya!'     

Di sisi lain, Mihai berharap Luca bisa lebih memberinya sedikit waktu sendiri. Lagi pula, ia tidak terbiasa di perlakukan seperti gadis lemah jadi ini adalah pengalaman yang aneh.     

Namun, Luca akan berekspresi seperti anak yang hilang ketika Mihai mengucapkan pikirannya ini jadi Mihai memutuskan membiarkan Luca melakukan sesuai keinginannya.     

Selama itu, terjadi beberapa hal ….     

Pertama, setelah menginap selama dua hari di kediaman Luca, akhirnya Horia bersedia untuk pulang bersama Adrian.     

Adrian benar-benar gigih dan tanpa memusingkan harga dirinya, terus meminta maaf di depan Horia. Bahkan pada hari kedua Horia menginap, Adrian memutuskan untuk menginap juga dan memaksa Horia tidur di kamarnya. Entah apa yang terjadi selama malam itu tapi ketika pagi datang, Horia sudah luluh dan memaafkan kakaknya.     

Walaupun begitu, Horia sepertinya sudah terlanjur merasakan ikatan persahabatan dengan Liviu serta si kembar. Jadi, walaupun ia bersedia pulang, keesokan harinya, ia merengek untuk dibawa ke kediaman Luca lagi untuk bermain dengan Liviu.     

Liviu yang sudah cukup tersiksa karena harus berpisah dari papa dan ayahnya ketika Horia menginap tidak dapat bernapas lega. Padahal ia berpikir akhirnya ia dapat kembali melekat pada papa kesayangannya tapi pada akhirnya, ia harus meladeni Tuan Muda Kedua Keluarga Udrea itu lagi.     

'Huaa!' Liviu merengek dalam hati tapi tidak punya pilihan lain.     

Di sisi lain, Luca cukup menikmatinya karena ia bisa berduaan dengan Mihai tanpa perlu diganggu Liviu.     

Kedua, Mihai menggunakan waktu di sela-sela persiapan untuk berlatih mengendalikan sihirnya. Untuk ini, Mihai mengalami kesulitan besar.     

Walaupun Luca sudah menjelaskan caranya dengan kata-kata yang mudah dipahami, Mihai masih kesulitan merasakan aliran energi sihir di dalam tubuhnya. Dibandingkan dirinya, Liviu yang kebetulan melewati Mihai saat bermain dengan Horia dapat mengeluarkan sihir listriknya dengan lancar hanya setelah diajarkan selama 5 menit oleh Luca.     

Dalam hal kecerdasan, Mihai benar-benar kalah dari putranya.     

Hari-hari di kediaman terus berjalan dengan damai hingga pada malam hari Minggu itu, persiapan acara mereka pun hampir selesai. Hanya tersisa sentuhan terakhir.     

Mereka akan bisa melaksanakan acaranya besok!     

*****     

Malam hari minggu itu, di desa half-beast ….     

Kereta kuda berhenti beberapa meter dari pintu masuk desa. Pintu kereta terbuka dan sesosok half-beast bertelinga serigala turun dengan berbalut pakaian panjang berwarna hitam. Seorang wanita half-beast dan pria incubus berpakaian hitam juga mengikutinya keluar.     

"Kakak, apa tidak apa-apa mengantarmu sampai di sini saja?" tanya sang wanita, Shikida Nicole. Kedua tangannya saling bertaut. Keringat membasahi telapak tangannya yang terbungkus sarung tangan hitam.     

Di sampingnya, David Mocanu, merangkul bahu Nicole sembari menepuknya untuk menenangkan.     

Half-beast yang lain, Shikida Toma, menoleh pada adiknya itu seraya menggeleng. "Tidak perlu. Kereta kuda jarang terlihat di desa half-beast. Kita hanya akan menarik perhatian."     

Ia menjulurkan tangannya, menepuk bahu Nicole lembut. "Tenang saja. Mengapa kau begitu cemas? Aku hanya pergi untuk memutuskan hubungan kerja itu, bukan untuk mengaku bahwa aku memiliki perasaan dengan incubus. Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepadaku."     

Walaupun Toma mengatakan hal itu, ia sendiri tidak begitu yakin.     

Nicole tidak tahu tapi sebelum ia ditugaskan untuk mendapatkan darah Luca, ia berstatus pengkhianat di dalam organisasi.     

Jika ia memutuskan untuk melepaskan tugas itu, ia tidak tahu apakah status pengkhianatnya akan kembali dijatuhkan padanya.     

Diam-diam, ia menyediakan beberapa senjata di balik pakaiannya jikalau sesuatu yang buruk terjadi. Namun, di permukaan, ia berlagak tenang agar adiknya tidak begitu cemas. Meskipun begitu, sepertinya adiknya bisa menangkap kecemasan Toma sehingga ia ikut khawatir.     

Toma menepuk bahu Nicole sekali lagi sebelum berpamitan.     

Nicole menatap punggung kakaknya yang semakin menjauh, tetap tidak bisa menghentikan kecemasannya.     

David harus membujuknya beberapa kali sebelum akhirnya Nicole setuju untuk kembali ke dalam kereta kuda dan menunggu kakaknya kembali.     

Akan tetapi ….     

'Eh?'     

Pandangan Nicole tiba-tiba menjadi buram. David juga tidak dapat melihat dengan jelas. Mereka tidak dapat merasakan pijakan mereka pada tanah dan tubuh mereka terasa melayang.     

"…wa mereka …!"     

Samar-samar keduanya dapat mendengar seruan seseorang sebelum akhirnya kehilangan kesadaran ….     

*****     

"Selamat datang! Aku sudah menunggumu!"     

Ketika Toma memasuki salah satu gua yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan GOHABI, ia langsung disambut oleh Nemu dengan senyum lebar.     

Pria itu begitu bersemangat hingga berdiri dari kursinya dan berjalan turun dari altar untuk mendekati Toma secara pribadi.     

Toma mengamati sekelilingnya. Tidak ada anggota GOHABI yang lain jadi sepertinya ia tidak dipanggil sekaligus untuk menghadiri pertemuan atau rapat organisasi.     

Selain Nemu, hanya ada seorang wanita berbalut pakaian putih yang ketat, hanya menyisakan sepasang mata emas.     

"Bagaimana? Apa kau berhasil mendapatkan darahnya?!" Mata Nemu tertutup cadar putih tapi Toma merasa bisa melihat kilatan bahagia di mata pria itu. Nemu mencengkeram kedua lengan Toma, menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan penuh semangat.     

"Tu—Tuan …." Toma mengangkat tangannya, berusaha menghentikan Nemu. Kepalanya pusing karena digoyang terlalu cepat.     

Menyadari itu, Nemu buru-buru melepaskannya. Ia berdehem singkat. "Maafkan aku, aku terlalu bersemangat. Jadi bagaimana?"     

Toma menunggu hingga pusing di kepalanya menghilang sebelum menjawab, "Untuk itu … aku mohon maaf, Tuan!" Ia jatuh berlutut di depan Nemu. Kepalanya ia tundukkan hingga keningnya menyentuh tanah.     

Nemu tidak mengatakan apa-apa dan Toma tidak dapat melihat ekspresi pria itu karena posisinya. Ia tidak tahu apakah ia akan diampuni tapi Toma sudah memutuskan untuk berpegang teguh pada keputusannya.     

Jika keputusan ini membawanya menuju kematian, ia tidak akan protes. Mungkin hanya sedikit menyesal karena tidak bisa menyatakan perasaannya kepada Vasile tapi tidak apa-apa. Yang penting ia tidak melukai keluarga berharga milik paman itu.     

"Aku ingin mengundurkan diri dari tugas ini! Aku tidak cukup kuat untuk melaksanakannya!" Toma mengeluarkan alat ruang penyimpanan sihir dan sebuah pil sihir air dari kantungnya lalu menyerahkannya kembali kepada Nemu. Kepalanya masih tertunduk dalam. "Terima kasih sudah mempercayakan misi ini kepadaku. Aku sangat menyesal karena telah mengecewakan Tuan."     

Hening ….     

Suasana di sekitar mereka menjadi berat. Toma menelan ludahnya dengan susah payah. Kedua tangannya yang terangkat menggenggam alat ruang penyimpanan dan pil sihir mulai basah oleh keringat dingin. Ia tergoda untuk memastikan ekspresi Nemu saat ini tapi ia mengurungkan niatnya karena perilaku seperti itu tidaklah sopan.     

Entah berapa lama berlalu ketika benda di kedua tangannya akhirnya diambil oleh Nemu.     

Helaan napas jatuh dari atas kepalanya.     

"Begitu ya. Sayang sekali."     

'Aku selamat?' Toma buru-buru mendongakkan kepalanya, menemukan punggung Nemu yang membungkuk lesu, berjalan kembali ke altarnya.     

"Kau sudah bekerja keras. Terima kasih. Kau bisa pergi sekarang," tambah Nemu meyakinkan Toma bahwa ia benar-benar selamat.     

Menahan senyum lebar tersungging di wajahnya, Toma buru-buru berdiri dan membungkuk dalam. "Terima kasih Tuan! Terima kasih banyak!"     

Nemu hanya mengangguk singkat seraya mengibaskan tangannya.     

Toma segera berlari keluar dari gua. 'Akhirnya aku bisa kembali dan mengatakan yang sebenarnya kepada Vasile!' Membayangkannya saja membuat Toma tanpa sadar meloncat kecil setiap beberapa langkah kaki.     

Ia tidak menyadari Nemu yang melirik singkat wanita di sampingnya dan sedetik kemudian sosok wanita itu menghilang di udara kosong ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.