This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Impresi Pertama yang Tidak Menyenangkan



Impresi Pertama yang Tidak Menyenangkan

0Pada saat yang sama, di kediaman Silver ….     
0

"Kapan kau akan pulang?" Silver meletakkan dua gelas minuman di atas meja ruang tamunya lalu duduk pada sofa di seberang pria itu sembari memeluk kembali boneka jumbonya.     

Adrian mengernyit melihat perpaduan pria besar dengan boneka ini. Berapa kali pun ia melihatnya, ia tetap tidak bisa terbiasa. Kernyitannya menjadi semakin dalam ketika ia melihat gelas itu berisi coklat panas.     

"Kau tidak punya alkohol?" Coklat panas merupakan minuman untuk anak kecil, setidaknya begitulah yang ada di benak Adrian.     

"Alkohol tidak baik untuk kesehatan. Minum itu dan kau akan kembali tenang." Silver tidak pernah menyukai alkohol. Ia punya lidah layaknya anak kecil dan ia juga menyukai makanan manis.     

Benar-benar tidak cocok dengan tubuh besar dan umurnya itu.     

Adrian berdecak kesal tapi ia tahu ia tidak akan mendapatkan alkohol di rumah ini. 'Seharusnya aku beli bir sebelum ke sini,' gerutunya.     

Tidak punya pilihan lain, ia meneguk coklat panas tersebut. Rasa manis yang pekat langsung menyerang lidahnya, membuat ia kesulitan menelan seluruh cairan itu.     

"Ini terlalu manis!"     

"Eh?" Silver mencoba coklat panasnya. Ia menatap Adrian bingung. "Ini pas kok."     

"Hah …." Adrian menepuk jidatnya pasrah. "Aku tahu kau suka yang manis-manis tapi tidak separah ini … aku bisa kencing manis habis minum ini."     

Walaupun masih menggerutu, Adrian tetap menghabiskan coklat panas itu. Apapun yang sudah dihidangkan untuknya harus dihabiskan adalah prinsipnya. Ia tidak mau menyia-nyiakan makanan.     

"Ini biasa saja," gumam Silver kembali meneguk minumannya dan mengangguk yakin bahwa pendapatnya benar. "Dari pada itu, kau belum menjawab pertanyaanku. Kapan kau pulang?"     

Hari sudah berganti dan Silver berkali-kali menguap karena ngantuk.     

Beberapa jam yang lalu, tiba-tiba Adrian mengunjungi rumahnya dengan wajah muram. Adrian menceritakan masalahnya lalu setelah itu jatuh dalam perenungan.     

Silver tidak mengganggunya dan hanya meminta nomor telepon Cezar untuk menghubunginya mengenai barang belanjaan Viorel. Baru setelah beberapa saat, Adrian kembali berbicara.     

"Aku tidak bisa pulang. Kau tidak dengar betapa menggelegarnya suara ibuku? Hori tidak pulang artinya aku juga tidak bisa pulang."     

"Kalau begitu, menginaplah di hotel atau di distrik lampu merah favoritmu. Aku tidak punya kamar lebih untuk kau tinggal."     

Silver tidak berbohong. Ketika membangun rumah ini, ia hanya membentuk satu kamar tidur karena yakin tidak akan ada yang datang mengunjunginya. Hal itu juga bertujuan untuk mencegah Mugur tinggal di rumahnya. Pria tua itu selalu terlalu mencemaskan Silver padahal ia punya keluarga yang perlu diperhatikan juga.     

"Aku bisa tinggal di kamarmu."     

Setelah bermasalah dengan Horia, ia tidak memiliki mood untuk bersenang-senang dengan pelacur.     

"Aku tidak punya matras."     

"Aku akan tidur di lantai. Tenang saja."     

Alis Silver terangkat heran. "Kau yakin?"     

Adrian Udrea yang bahkan tidak mau tidur di tenda saat camping itu benar-benar bersedia untuk tidur di lantai. Silver tanpa sadar menyentuh kening Adrian.     

"Aku tidak demam." Adrian menepis tangan Silver dengan kesal. "Sudahlah. Pokoknya biarkan aku tinggal di sini hari ini. Tidur di mana saja terserah."     

"Kau aneh. Apa hal lain yang mengganggumu selain masalah dengan Horia?"     

"..."     

"Adrian?"     

Sudut bibir Adrian menekuk turun. Ia terlihat sangat tidak senang.     

Silver berpikir sejenak. "Biar aku tebak. Cezar?"     

BAM!     

Mendengar nama itu membuat Adrian langsung memukul meja dengan kesal. "Ya! Dia menyebalkan! Mengapa Hori memilih untuk bersama orang yang baru ia kenal belum lama? Aku ini kakaknya! Siapa itu Cezar dibandingkan aku yang adalah kakaknya?!" gerutu Adrian tak berhenti-henti.     

'Ah … dasar brother complex ….'     

Adrian sangat menyayangi adiknya. Silver masih ingat bagaimana ia merayakan kelahiran adiknya sampai ia rela menghadiahkan bonus besar-besaran untuk seluruh karyawannya. Sebegitulah besarnya cintanya kepada adik kecilnya itu.     

Ia sudah sangat menyesal karena tanpa sadar melampiaskan kemarahannya kepada Horia dan jika ia bisa memenggal kepalanya untuk dimaafkan, dia rela memenggalnya untuk Horia.     

Brother Complex ini tidak bisa menerima Horia yang memilih untuk tinggal dengan Cezar daripada berbaikan dengan Adrian.     

"Seharusnya aku memecatnya dari awal!" Adrian menyesali keputusannya dulu ketika Cezar masih menjadi karyawan baru di perusahaannya.     

Itu adalah ketika Cezar baru lulus dari sekolahnya dan akhirnya diterima di perusahaan Adrian sebagai staff biasa.     

Adrian mendapatkan laporan mengenai beberapa anak baru yang terlihat menjanjikan dari divisi HR dan salah satunya adalah Cezar. Ia sendiri juga memiliki harapan tinggi setelah melihat hasil rekaman interviewnya.     

Semuanya berjalan dengan lancar hingga tiga bulan setelahnya, perusahaan Adrian sedang memiliki projek besar yang sangat penting. Tidak ada yang boleh melakukan kesalahan karena satu kesalahan saja akan menyebabkan kerugian besar.     

Adrian selalu mengecek hasil kerja bawahannya secara cermat dan biasanya jika ada cara yang kurang tepat, ia akan menyerahkannya kembali untuk diperbaiki. Akan tetapi, entah apa yang ia pikirkan saat itu, ada satu laporan yang bukannya ia kembalikan tapi langsung ia ubah sesuai pemikirannya sendiri. Menurutnya itu adalah ide cemerlang, tapi ….     

"Ini adalah ide terburuk yang pernah aku lihat! Lebih cocok di tempat sampah!"     

Suatu hari, Cezar yang baru pertama kali mendapatkan peran besar di dalam sebuah proyek memasuki ruangan Adrian dan melempar laporan yang diperbaiki Adrian itu di mejanya. Seruan Cezar yang begitu menghina itu masih terngiang jelas di telinga Adrian hingga sekarang.     

Lagi pula, ini adalah penghinaan pertama yang ia dapatkan yang tidak ada hubungannya dengan asal usul ibu kandungnya.     

Ide yang ia berikan itu seharusnya ide tercemerlang yang ada. Dengan sifatnya yang narsis dan gengsian, ia tidak bisa menerima ucapan Cezar.     

Untungnya adalah tidak ada yang tahu bahwa yang menuliskan itu merupakan Adrian.     

Jika Cezar tahu itu adalah ide dari Adrian, ia pasti akan berpikir lebih jauh sebelum mengambil tindakan.     

Setelah mengeluarkan penghinaan itu, Cezar mengusulkan solusi baru yang … Adrian tidak ingin mengakuinya tapi memang jauh lebih baik.     

Adrian yang penuh amarah sudah hampir memecat Cezar saat itu juga. Namun, Cezar tidak melakukan kesalahan apapun selain menghinanya. Jika ia menggunakan itu sebagai alasan, karyawannya yang lain juga akan tahu bahwa ide (yang ternyata buruk itu) merupakan milik Adrian dan itu akan menjatuhkan namanya juga.     

Pada akhirnya, dengan berat hati, Adrian membiarkan Cezar lolos. Yang menyebalkan adalah, ide dari Cezar benar-benar sangat cemerlang hingga kesuksesan proyek itu meningkat berkali-kali lipat dari perkiraan, yang artinya SUKSES BESAR!     

Kebencian Adrian menjadi semakin besar juga tentunya!     

"Rendah! Terlalu mementingkan diri sendiri! Narsis! Bego! Hidung belang! Buaya darat!" Silver melemparkan berbagai cemoohan yang ada di dalam kamusnya. Tatapan matanya jelas sekali merendahkan Adrian.     

"Aku tidak rendah! Oi! Apa hubungannya hidung belang dan buaya darat dengan masalah ini?!"     

Silver menopang dagunya pada kepala boneka empuknya seraya memanyunkan mulut. "Jika kau benar-benar memecatnya saat itu berarti kau lebih rendah lagi. Lebih rendah dari eek!"     

"Woi!"     

Harga diri Adrian teriris-iris hingga tak bersisa. "Kau berada di pihak siapa sih?!"     

"Tentunya di pihak Asaka Cezar. Dia tidak salah. Jelas-jelas kau yang salah." Silver selalu menyayangkan kepribadian Adrian yang terlalu congkak dan narsis ini. Siapa yang mendengar cerita Adrian pun akan berpendapat sama dengan Silver bahwa Cezar tidak salah.     

Adrian cemberut. Kedua kakinya dihentakkan ke lantai seperti anak kecil yang sedang ngambek.     

Jika ia mau jujur, ia tahu ia yang salah. Akan tetapi, mengingat kembali wajah Cezar membuat hatinya terlalu gengsi untuk mengakuinya.     

'Walaupun aku yang salah, jika itu Cezar, aku tidak akan pernah salah!'     

"Huft! Silver pengkhianat! Kau tidur di lantai hari ini!" Adrian meloncati sandaran sofa lalu segera berlari menuju kamar Silver untuk menguasai tempat tidurnya.     

"Eh?! K*mpret! Adrian kembali sebelum kau menyesal!"     

Malam pun menjadi semakin larut ….     

___     

EXTRA:     

Cezar setelah mengeluarkan penghinaannya terhadap Adrian secara tidak sadar:     

Cezar: *Bersenandung ria* Aku sudah berlaku hebat di depan Pak Direktur!     

Ia bangga telah melakukan hal yang menurutnya luar biasa dan bahkan bisa berbicara langsung dengan Adrian melalui kesempatan ini. Ia mengira akan mendapatkan pengakuan dari Adrian setelah ini karena kehebatannya tanpa sadar bahwa ia telah menyinggung direktur yang ia kagumi itu ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.