This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Permintaan Maaf



Permintaan Maaf

0Setelah acara makan malam selesai, Mihai pamit dan membawa Liviu kembali ke kamarnya sementara Luca mengumpulkan seluruh bawahan di dalam ruang kerjanya.     
0

"Alasan aku meminta kalian untuk berkumpul di ruanganku sekarang adalah…." Luca memulai ucapannya ketika para pelayan sudah lengkap berkumpul di hadapannya.     

Para pelayan terbelalak terkejut ketika melihat Luca yang tiba-tiba membungkuk dalam kepada mereka.     

"Tu—Tuan?!" Vasile yang pertama bisa berkata-kata walaupun saking terkejutnya, nada suaranya menjadi tidak stabil membuat ia seperti orang yang sedang cegukan.     

"Aku memutuskan untuk menerima Mihai dan akan menjaganya seumur hidupku," lanjut Luca masih dalam keadaan membungkuk. Kepalanya juga tertunduk sangat dalam. "Aku tahu kalian sangat membenci half-beast, begitu juga diriku. Namun, kenyataan bahwa aku telah menghamili seorang half-beast juga tidak bisa dihapus. Hari ini, aku juga memutuskan bahwa aku ingin menghargai pria harimau yang sudah menjadi istriku itu dan memberinya kehidupan yang nyaman sebagai seorang suami. Aku tahu aku sewenang-wenang tapi aku mohon pengertian kalian dan bersedia untuk memperlakukan Mihai penuh hormat seperti kalian memperlakukanku. Aku tidak akan memaksa kalian. Jika kalian tidak ingin melakukan hal itu, aku bersedia melepaskan kontrak di antara kita."     

Sudah lama Luca tidak berbicara sepanjang ini membuat ia merasa lidahnya akan tergagap dan kelu di tengah-tengah ucapannya. Untungnya, hal itu tidak benar-benar terjadi.     

Keheningan meliputi ruangan itu.     

'Mereka pasti sangat keberatan. Aku juga awalnya sangat keberatan, tapi….'     

Tiba-tiba, suara tertawa menggema di dalam ruangan itu. Luca tidak pernah seterkejut ini hingga matanya sedikit melebar. Ia menatap seluruh pelayannya yang sudah tertawa terbahak-bahak. Bahkan, ada yang memegang perutnya karena mulai merasakan sakit.     

"Kalian…." Luca tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia terlalu terkejut sekaligus bingung, apa maksud tawa ini?     

"Tuan … kami sangat-sangat tidak keberatan!" ujar Vasile setelah berhasil menghentikan tawanya. Yang lainnya mengangguk setuju.     

"Kami bahkan menunggu-nunggu hari ini terjadi, bukankah begitu?" ujar Ecatarina seraya menatap kedua anaknya.     

Daniel dan Daniela segera mengacungkan jempolnya sambil berseru, "Yeay!"     

"Penantian ini terasa sangat lama. Tuan terlalu lambat," gumam Victor yang terdengar seperti gerutuan. Ia memang membenci half-beast tapi jika itu Mihai, rasanya aneh mengapa ia bisa berpikir seperti ini, tapi ia bisa menerimanya.     

"HAHAHAHAHA! TUAN TIDAK PERLU KHAWATIR! AKU DAN LONEL SUDAH MENERIMANYA SEJAK PERTAMA KALI MELIHATNYA! HAHAHAH—mph!"     

"Berisik!" Lonel menutup mulut Albert dengan erat hingga Albert kesusahan bernapas karena hidungnya juga ikut tertutup. "Dan jangan bawa-bawa namaku juga. Aku tidak menerimanya dari awal," lanjutnya setengah berbisik.     

Luca masih tidak bisa berkata-kata. Ia tidak menyangka para pelayannya bisa menerima dengan sangat mudah, kecuali Albert dan Lonel – keduanya tidak memiliki kebencian yang dalam kepada half-beast. Oh ya, pamannya juga. Namun, bagi Ecatarina dan Victor untuk bisa menerimanya dengan mudah, ini bisa disebut keajaiban.     

"Hah … aku bahkan hampir mengomel kepada Tuan dan memberi sedikit nasihat tentang cinta!" Ecatarina ikut menggerutu seraya menghela napas panjang. "Aku sudah geram. Untungnya Tuan akhirnya menyadari rasa cintanya."     

Para pelayan mengangguk paham dengan apa yang dimaksud Ecatarina. Mereka juga telah mengamati Tuan dan Mihai beberapa hari ini. Walaupun keduanya terus bertengkar – lebih tepatnya, Mihai yang terus mencari gara-gara sementara Tuan mereka hanya mengabaikannya dengan kesal – mereka bisa menyadari ikatan yang misterius di antara keduanya. Seperti, keduanya saling tertarik tapi tidak mau mengakuinya dan menutupinya dengan berlaku kasar atau cuek terhadap satu sama lain. Hal itu membuat mereka gemas.     

Mereka sendiri tidak menyangka akan menerima Mihai dengan mudah, tapi melihat Mihai yang begitu polos dan tidak memiliki niat jahat itu, mereka pun tidak bisa menghentikan diri mereka untuk tidak menerima dan merestui pria itu untuk bersama sang tuan.     

Sementara para pelayan sangat bahagia, Luca menatap mereka dalam diam. Matanya berkedip-kedip bingung.     

"Aku tidak berkata bahwa aku mencintainya."     

Ucapan sang tuan membuat para pelayan terdiam seribu bahasa.     

"..."     

"..."     

Helaan napas panjang dari para pelayan menggema di dalam ruangan. Luca mengernyit semakin dalam melihatnya.     

Para pelayan menatap sang Tuan dengan tatapan yang sulit diartikan. Yang pastinya, Luca tahu itu bukan tatapan yang memuji ataupun berarti baik.     

"Apa? Aku mengatakan yang jujur," ujar Luca bingung. Ia tidak bisa memahami ekspresi rumit seperti itu.     

Melihat Tuan mereka yang tidak peka ini, para pelayan kembali menghela napas panjang.     

"Tuan, bukankah keputusan Anda ini sudah mewakili perasaan Anda? Anda jatuh cinta kepada Mihai!" Ecatarina tidak lagi bisa bersabar. Tuannya terlalu tidak peka!     

Luca terdiam sejenak. Alisnya berkerut dalam, sepertinya ia sedang memikirkan perkataan Ecatarina dengan penuh kehati-hatian. Namun, jawabannya tidak memberikan kepuasan sama sekali. "Aku tidak jatuh cinta."     

Ecatarina yang geram sudah mau menjawab lagi tapi Luca menghentikannya.     

"Tidak … maksudku, aku tidak bisa mengatakan dengan pasti aku mencintainya atau tidak. Selama masih dalam keadaan tidak memiliki perasaan, aku tidak bisa mengatakan hal itu dengan sembarangan."     

"Ta—"     

"Aku tidak bisa membuktikan perasaanku, Rina. Tidak bisa jika aku masih dalam keadaan ini. Yang bisa kukatakan hanya, aku ingin menjaga Mihai mulai dari sekarang. Namun, apakah itu adalah hasil dari perasaan cinta atau kasihan atau apa pun yang dapat memicu munculnya pemikiran ini, aku tidak tahu dan aku tidak bisa sembarangan mengklaimnya."     

Walaupun begitu, Ecatarina masih ingin berargumen. Akan tetapi, Vasile segera menghentikannya.     

'Kau tahu bagaimana, Tuan….' Ekspresi Vasile seperti mengatakan hal itu.     

Akhirnya, Ecatarina menghela napas lalu mengangguk kecil. "Baiklah, Tuan."     

Luca mengangguk kecil. "Terima kasih sudah mau menerima keputusanku ini," ujarnya, sekali lagi membungkuk.     

Para pelayan segera menghentikannya.     

Setelah berbincang kecil, akhirnya Luca pamit untuk kembali ke kamarnya.     

"Selamat tidur, Tuan," ujar seluruh pelayan sebelum Luca benar-benar menghilang dari balik pintu.     

Sepeninggal sang Tuan, Ecatarina yang masih geram langsung menggerutu.     

"Aku tahu Tuan adalah orang yang sangat bertanggung jawab – ah, kecuali saat mengetahui telah menghamili Mihai, saat itu Tuan benar-benar seperti orang kampret – dan tidak mau mengeluarkan pernyataan yang tidak bisa ia buktikan. Aku tahu! Tapi, oh ya ampun! Kita semua bisa melihat benih-benih cinta itu! ini membuatku tidak sabar!"     

Semuanya mengangguk menyetujui.     

"Sepertinya aku mendengar kalimat yang mengejek Tuan di sela-sela perkataanmu tapi yah, aku juga setuju. Namun, kita tidak bisa memaksa Tuan yang sudah mengambil keputusan ini. Tadi, ia bahkan rela melepaskan kita demi merealisasikan keputusannya," ujar Vasile yang sedikit memicingkan matanya kepada Ecatarina, seperti mengatakan 'aku tetap tidak akan memaafkan perkataan yang mengejek keponakanku'.     

Ecatarina pura-pura tidak menyadari tatapan Vasile.     

"Jadi, bagaimana? Apa ada jalan lain untuk menyadarkan Tuan dengan perasaannya?" tanya Lonel sambil menguap. Ia tidak tidur dengan nyenyak kemarin malam jadi ia sekarang mengantuk.     

Semuanya berpikir keras.     

Yang pertama kali bersuara lagi adalah Daniela. "Aku rasa hanya Mihai yang bisa menyadarkannya, bukankah begitu El?"     

Daniel mengangguk setuju.. "Dari yang kita lihat, Mihai sepertinya juga memiliki perasaan yang sama. Jika kita membujuk Mihai untuk bekerja sama, bisa saja Tuan menyadari perasaannya!"     

"Lagi pula, Mihai juga sedang membantu Tuan mendapatkan kembali perasaannya secara total," tambah Daniela lagi.     

Yang lainnya manggut-manggut. Ini masuk akal.     

"Aku akan coba membicarakan ini kepada Mihai besok." Ecatarina sebenarnya sangat ingin membujuknya hari ini tapi hari sudah larut jadi, walaupun ia harus menahan semangatnya yang sudah menggebu-gebu, ia akan menyampaikannya besok.     

Daniela dan Daniel mengangguk setuju dan menawarkan diri untuk membantu mama mereka yang tentunya diterima dengan senang hati.     

"Ngomong-ngomong tentang Mihai…." Vasile tiba-tiba teringat kejadian di bioskop tadi sore di mana Mihai diserang oleh incubus. "Siapa incubus-incubus itu? apa tujuan mereka?" ujarnya setelah selesai menceritakan detail kejadian itu.     

"Seharusnya tujuan mereka adalah Tuan," gumam Lonel yang berpikir keras.     

"Namun, pergerakan mereka terlalu aneh. Tapi, jika tujuan mereka adalah Mihai, untuk apa?" ucapan Albert membuat mereka semua semakin bingung.     

"Sepertinya kita harus mendiskusikannya dengan Tuan," usul Lonel tapi langsung mendapatkan gelengan dari Vasile dan Ecatarina.     

"Nanti kami ketahuan sudah menguntit Tuan!" seru keduanya bersamaan.     

Lonel menatap keduanya dengan tatapan bosan. "Ini bukan waktunya mengatakan hal itu. jika Mihai benar-benar dalam bahaya, Tuan pasti akan sedih. Ketahuan sudah menguntit merupakan risiko yang lebih kecil dibandingkan Tuan kehilangan Mihai. Jadilah seperti Victor yang tidak keberatan sama sekali dengan ini." Tidak biasanya, Lonel mengomel panjang lebar. Jika ini ada hubungannya dengan sang Tuan, kepribadiannya selalu berubah 180 derajat, dari yang pasif menjadi sangat aktif.     

Daniel dan Daniela celingak celinguk lalu menatap satu sama lain dengan bingung sebelum menatap Lonel. "Victor tidak ada di sini!"     

"Apa?!"     

Para pelayan mencari ke sekeliling ruangan dan benar, sosok Victor sudah tidak ditemukan di mana pun padahal ia masih ada ketika sang Tuan pamit.     

"Ke mana dia?"     

*****     

"Tuan Luca."     

Langkah kaki Luca terhenti ketika ia mendengar suara Victor memanggilnya. "Ada masalah?" tanyanya ketika melihat ekspresi wajah Victor yang serius.     

"Tuan, kapan terakhir kali Anda bertemu dengan Takase Claudiu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.