This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Perasaan yang Mulai Tumbuh



Perasaan yang Mulai Tumbuh

0Setelah kejadian racun itu, Steve menjadi sangat protektif terhadap Ioan. Pria itu memutuskan untuk mengurus kebutuhan sehari-hari Ioan secara pribadi. Setiap minggu, ia akan turun bukit dengan menyamar untuk membeli bahan makanan dan seluruh makanan yang dikonsumsi Ioan dan Cezar adalah hasil masakannya pribadi.     
0

Tidak hanya itu, untuk pemeriksaan rutin kandungannya pun, Steve melakukannya secara pribadi.     

Pria itu bahkan tidak lagi mempercayai Damian dan mengatakannya tidak becus membuat Damian menghentakkan kaki dengan marah. Jika tidak ada Jack, Damian mungkin sudah melayangkan beberapa tonjokan kepada atasannya itu.     

Steve tetap tidak peduli dan pada akhirnya mengirimkan Damian untuk melanjutkan penelitiannya.     

Jadi sekarang, keduanya bertukar posisi: Damian yang sibuk melakukan penelitian sementara Steve menjadi 'pengasuh' pribadinya.     

Walaupun begitu, Steve tetap sama seperti dulu. ia sangat miskin kata dan Ioan kerap kali melupakan keberadaan Steve di dekatnya karena pria itu begitu diam.     

Ia jadi sedikit merindukan Damian yang comel dan penuh cerita itu.     

Namun, berbeda dengan Ioan, Cezar semakin berani mendekati Steve. Walaupun sesekali ia masih terintimidasi dengan tatapan tajam pria itu, Cezar berangsur-angsur menyadari bahwa tatapan itu tidak mengartikan ancaman apapun.     

Apalagi ketika Cezar sudah pandai berjalan, ia akan mengikuti Steve ke mana-mana dan berusaha mengajaknya berbicara. Terhadap anak ini pun, Steve sepertinya rela untuk mengeluarkan suaranya yang mahal dan terus menjawab segala ucapan tidak masuk akal putra kecilnya.     

Melihat itu, Ioan merasa hangat sekaligus cemburu. Cezar kecil tidak lagi menempel dengannya tapi ia juga senang karena ternyata Steve terlihat tidak membenci putra yang ia lahirkan.     

Hari ini, genap setahun ia mengandung kembaran Cezar tapi perutnya belum begitu besar dan berat seperti sebelumnya.     

Sepertinya apa yang dikatakan Steve memang benar. Dibutuhkan waktu yang sangat banyak untuk memperbaiki keadaan janinnya ini.     

Steve meletakkan alat medisnya di meja. Mereka baru saja menyelesaikan makan siang dan setelah menidurkan Cezar di kamar, mereka berpindah ke ruangan khusus untuk menjalankan pemeriksaan rutin.     

"Janin ini sudah pulih seluruhnya. Jika perkembangannya lancar, ia akan bisa lahir dengan sehat."     

Ioan menghela napas lega mendengar itu. Tangannya mengelus perut dengan lembut. 'Bertumbuhlah dengan tenang di dalam sana. Aku akan memberimu semua nutrisi jadi kau bisa lahir dengan baik.'     

Melihat kelembutan itu, tatapan mata Steve tanpa sadar ikut melembut. Ia berdiri seraya membereskan alat-alatnya.     

Tubuh Ioan tiba-tiba menegang.     

Pemeriksaan rutinnya sudah selesai jadi sekarang adalah giliran penyaluran energi sihir.     

Jantungnya berdegup kencang setiap kali ia memikirkannya. Dulu jantungnya berdegup kencang karena ia gugup tapi sekarang, ia merasa ada alasan lain yang ikut menyebabkannya tapi Ioan tidak bisa menemukan identitas dari alasan itu.     

Steve menarik Ioan lembut agar ia berdiri lalu kedua bibir segera bertemu.     

Seharusnya ini adalah proses penyaluran energi sihir tapi Ioan malah merasakan energinya seperti disedot oleh Steve. Kakinya langsung lemas membuat Steve buru-buru melingkarkan tangannya pada pinggang Ioan, menahannya dari jatuh.     

Selama proses penyaluran, mereka tidak boleh melepaskan bibir mereka sampai akhir. Jika itu terjadi, energi yang disalurkan dengan hati-hati bisa kehilangan kendali jadi tanpa melepaskan ciuman mereka, Steve mendudukkan kembali Ioan sambil membungkuk.     

Ioan benar-benar sangat kacau hingga ia bahkan melupakan cara duduk yang benar. Tubuhnya jadi sedikit meluncur ke bawah, membuat Steve tidak bisa melepaskan genggamannya pada pinggang.     

Secara refleks, Ioan melingkarkan tangannya pada leher Steve. Keduanya bergerak semakin dekat dan bibir mereka semakin erat. Air liur mengalir dari sudut bibirnya, membentuk seutas garis hingga ke tengkuknya.     

Mereka tersadar bahwa tidak ada lagi energi yang disalurkan tapi ciuman itu tetap berlanjut hingga beberapa detik, sebelum akhirnya keduanya dengan enggan melepaskan masing-masing.     

Wajah mereka merah padam dan mata mereka berkabut oleh gairah. Ioan menyadari bagian bawahnya benar-benar mengeras seutuhnya dan buru-buru berbalik agar Steve tidak menangkap basah dirinya.     

"A—aku akan kembali ke kamar," ujarnya buru-buru berjalan pergi.     

Steve tidak mengatakan apa-apa. Ketika pintu ruang khusus ditutup, ia bersandar pada meja. Helaan napas panjang kabur dari mulutnya.     

Tatapan matanya jatuh pada bagian tengah pahanya. Ada sesuatu yang menyembul di sana membuat wajahnya panas. "Aku harus menenangkannya terlebih dahulu…."     

*****     

Ketika kembali ke kamar, Ioan langsung mengurung diri di dalam kamar mandi. Setelah melepaskan muatan gairahnya, ia keluar dari kamar mandi dengan wajah merah padam. Tidak ia sangka hari dimana ia harus memainkan benda di bawahnya itu dengan tangannya sendiri akan tiba. Sebelumnya, benda itu tidak mengeras seutuhnya jadi ia tidak perlu repot-repot melakukan ini.     

Sepertinya, tubuhnya semakin penuh gairah terhadap Steve. Dugaannya tidaklah salah.     

Sejak hari itu, ia harus menutup bagian bawahnya dengan selimut setiap kali mendapatkan ciuman dari Steve. Setelah itu, ia harus melepaskan gairahnya lagi di kamar mandi.     

Bahkan, terkadang ia tanpa sadar membuka kedua kakinya selama proses ciuman, seperti menginginkan sesuatu yang lebih memasuki bagian bawahnya.     

Ia benar-benar malu oleh tubuhnya sendiri. Ini benar-benar sangat tidak pantas!     

Untungnya Steve tidak menyadari keanehannya itu. Lebih tepatnya, Ioan tidak tahu bahwa Steve juga terlalu sibuk dengan masalah biologisnya sendiri sehingga ia tidak bisa mengkhawatirkan Ioan.     

Steve juga menyadari betapa tubuhnya menginginkan hal lebih dengan Ioan. Namun, ia menganggap hal itu karena bulan baru semakin dekat.     

Di sisi lain, Ioan sangat curiga dengan keadaannya ini.     

Selama masa ekstensi kehamilannya ini, ia telah menemukan berbagai kehangatan yang walaupun tidak begitu kentara tapi tetap Ioan tangkap dari Steve. Ia juga semakin yakin bahwa pria ini tidak membencinya. Pria ini pada dasarnya memang dingin, hanya itu dan tidak lebih.     

Walaupun pria ini tidak pernah tersenyum, ia tetap meladeni Cezar tanpa mengeluh dan ia bahkan mulai sering memeluk Cezar. Sesekali, Cezar tidur bersama Steve dan itu membuat putra kecilnya sangat bahagia.     

Steve juga tidak berlaku kasar kepada Ioan. Ia akan menemani Ioan tanpa mengeluh dan membantu Ioan ketika ia ada dalam kesulitan. Walaupun mungkin ini hanya dikarenakan Steve ingin melindungi bayi yang ada di dalam kandungannya, tapi ia tidak bisa tidak tersentuh oleh semua perlakuan itu.     

Pada suatu malam, Ioan tiba-tiba terbangun karena haus. Sialnya, teko yang biasa berisi air telah kosong jadi ia harus berjalan menuju dapur untuk mendapatkan air.     

"Aa! … ack itu … aa!"     

Keluhan-keluhan samar tertangkap oleh telinga Ioan. Ia mengenali suara ini. Itu adalah milik Damian tapi mengapa suaranya begitu aneh?     

Suara itu berasal dari dalam kamar Damian dan Jack. Ioan sedikit khawatir jadi ia mendekati kamar itu tapi pada akhirnya, ia hanya bisa terbengong di tempat dengan wajah merah padam.     

Dari balik pintu yang tertutup, Ioan bisa mendengar lenguhan-lenguhan nikmat dan ucapan-ucapan permohonan untuk mendapatkan lebih dan lebih, semakin dalam dan semakin cepat.     

Ioan segera berlari keluar. Seluruh tubuhnya mendidih.     

Kedua orang itu sedang melakukan hubungan intim!     

Jika hanya itu masalahnya, Ioan masih bisa menahan diri tapi ketika mendengar lenguhan-lenguhan itu, benaknya dengan liar memutarkan bayangan dirinya dan Steve melakukan hal yang sama dan dirinya yang memohonkan hal yang sama.     

'Ini … ini benar-benar!' Ioan merasa ingin menonjok wajahnya sendiri.     

"Mengapa kau ada di luar malam-malam begini?"     

Ioan terperanjat. Entah sejak kapan, Steve telah berdiri di belakangnya dengan ekspresi bingung.     

Sebenarnya, Steve sedang tidak bisa tidur jadi ia duduk di taman sambil memandangi langit. Pada saat itu, ia melihat Ioan tiba-tiba berlari keluar tanpa menggunakan jaket. Padahal ini sedang pertengahan musim gugur. Udaranya sangat dingin, menusuk hingga ke tulang.     

Steve baru saja ingin menegur pria itu ketika Ioan yang menatap wajahnya langsung menundukkan kepala.     

"A—aku tidak ada apa-apa! Aku akan masuk kembali!" seru Ioan. Suaranya tidak terkontrol dengan baik sehingga lebih keras dari biasanya dan sedikit tidak stabil. Tanpa menunggu jawaban Steve, sosok Ioan telah hilang di balik pintu kediaman.     

Steve berkedip bingung. "Ada apa dengannya?"     

*****     

Ioan menutup pintu kediaman dan seketika itu juga tubuhnya merosot hingga ia terduduk di atas lantai keramik yang dingin. Namun, seberapa dinginnya itu, tubuhnya tidak bisa berhenti memanas.     

Jantungnya berdegup sangat kencang.     

Wajah Steve tidak bisa lepas dari benaknya. Ia bisa membayang dengen jelas bentuk dagunya yang tegas, hidungnya yang mancung, sepasang mata biru muda yang redup tapi hangat. Telinganya juga tidak bisa berhenti memutar kembali suaranya. Bagaimana ia terdengar ketika cemas, ketika mendesah, ketika berbisik, dan ketika memberikannya kecupan yang basah dan dalam.     

Kupu-kupu menari-nari pada perut bagian bawahnya.     

Ia tidak bisa lagi lari dari ini.     

Saat itu juga ia tahu....     

Bahwa ia telah jatuh cinta.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.