This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Hubungan



Hubungan

0Seekor burung merpati terbang mendekati Illiu saat pria kecil itu keluar dari ruang CCTV. Pada kaki burung itu terikat sepotong kertas.     
0

Sesuai apa yang dikatakan istrinya, Daigo Tudor telah menunggunya di tengah hutan kecil di samping gedung pemerintahan. Illiu segera membakar surat itu dan berjalan menuju tempat yang disebutkan.     

"Illiu Stoica, beraninya kau!" seru Tudor yang murka ketika melihat kedatangan Illiu. Ia segera meloncat turun dari kudanya dan hendak menarik kerah Illiu.     

Illiu dengan gesit menghindar. "Ada apa sahabatku? Mengapa kau begitu murka?' tanyanya pura-pura bodoh.     

Wajah Tudor menjadi semakin masam. Darah sudah mengalir dan mendidih di kepalanya. "Jangan pura-pura tidak tahu! Kalian menurunkan Luca Mocanu dari posisinya?! Baru saja aku membuat rencana untuk mendapatkan darahnya! Apa yang kau pikirkan?!"     

"Ah~~ itu…." Illiu terlihat menyesal. "Aku tidak bisa melakukan apa pun. Situasi mendesak kami untuk menurunkannya. Lagi pula, walaupun dia turun, kalian masih bisa menggunakan cara lain untuk mendapatkan darahnya dan membunuhnya, bukan?"     

Tudor menggertakkan giginya keras. "Kau kira itu segampang mencuci pantatmu?! Tidak ada rencana lain lagi yang bisa memancingnya ke area ku, sementara masuk ke rumahnya itu sudah sama dengan bunuh diri! Lagi pula, Kepala Kaum baru seperti apa yang akan kalian pilih? Jangan katakan aku harus melenyapkan kepala baru itu juga!"     

Begitu yang dikatakan Tudor, tapi dia sebenarnya sudah pasti akan melenyapkan Kepala baru itu jika sudah ditetapkan secara resmi. Ingat, tujuannya bukan mendapatkan kuasa yang setara dengan incubus tapi untuk melenyapkan semua incubus dan menjadi yang tertinggi di Kota Rumbell.     

"Jangan khawatir. Kepala baru kaum kami pasti akan mendukung kalian. Percayalah padaku!" Illiu menepuk lengan Tudor untuk menenangkannya. "Selain itu, bukankah kalian masih punya cara untuk menusuk Luca dari dalam?"     

"Apa maksudmu?"     

Senyum licik merekah di wajah Illiu. "Kudengar, serigala yang sedang kalian kejar itu berada di dalam kediaman Luca."     

"Pengkhianat itu?" Tudor mengernyit bingung. "Dia sudah berada di pihak mereka!"     

"Benarkah begitu?" Illiu menatap Tudor dengan penuh kemisteriusan.     

"Tentu saja…." Melihat keyakinan di mata Illiu, Tudor menjadi sedikit ragu.     

"Cobalah berkomunikasi dengannya. Aku rasa kau akan memiliki ide yang menyenangkan setelah itu."     

"Aku bahkan tidak tahu dia ada di mana. Bagaimana bisa berkomunikasi dengannya?" Tudor merasa Illiu hanya mencari-cari alasan untuk membawanya pada sebuah jebakan.     

'Kau pikir aku gampang dibodohi?!'     

"Hm? Tentu saja bisa! Bukankah besi yang kalian produksi itu memiliki alat komunikasinya?"     

"Maksudmu, serigala itu pasti masih memilikinya?"     

Illiu menepuk tangannya dengan heboh. "Bravo! Betul sekali, sahabatku!"     

Tudor mengernyit dalam. Bukankah ia telah bilang bahwa serigala itu sudah mengkhianati mereka? Jika ia ada di dalam kediaman Luca Mocanu pun, seharusnya serigala itu sudah tidak membawa-bawa besi itu lagi.     

Menyipitkan matanya, Illiu menatap tajam pada Tudor tanpa menghilangkan senyumannya. "Kau tidak percaya? Cobalah dan kau akan tahu aku tidak berbohong padamu."     

"Ah! jangan lupa mengambil darahnya untukku, ok?" Setelah menyampaikan itu, Illiu mengepakkan sayapnya dan pergi begitu saja, meninggalkan Tudor yang masih merenung di tengah hutan itu.     

*****     

"Adrian…."     

Kaki Adrian yang hendak menaiki kereta kudanya terhenti di udara. Ketika ia menoleh, sosok Silver memasuki tatapan matanya.     

Silver berdiri tegap dengan wajah datar seperti biasanya. Sinar mata tajamnya mengisyaratkan bahwa ia ingin berbicara sebentar.     

Adrian segera mengangguk. "Masuklah. Kita bicara di dalam," ujarnya seraya membuka jalan menuju kereta kuda.     

Setelah berpesan kepada kusirnya, ia masuk ke dalam kereta dan menutup pintunya rapat-rapat. Ia menjentikkan jari sambil menggumamkan sesuatu dan sebuah penghalang tak kasat mata menyelimuti seluruh kereta itu.     

"Ada apa?" tanyanya kepada Silver setelah duduk pada kursi di seberang pria itu.     

"Bagaimana menurutmu? Mengenai keputusan tadi."     

Adrian sudah menebak apa yang ingin dikatakan Silver. Jadi, ia tidak perlu berpikir lama lagi dan langsung menjawab, "Aku rasa buruk. Apa lagi yang mereka calonkan adalah Gheorghe. Walaupun di depanku, ia bilang ia ingin menyatukan ketiga kaum dan hidup harmonis, itu tentunya tidak dari dalam hati. Tadi, ia juga pergi bersama si pendek tua Stoica entah ke mana. Aku yakin mereka sedang merencanakan sesuatu."     

Sayangnya, Adrian tidak bisa mengikuti mereka karena kedua orang itu hanya menganggap dirinya orang luar.     

Beberapa bulan yang lalu, Adrian bergabung dengan kelompok Gheorghe dan Illiu untuk berusaha menurunkan Luca dari posisinya. Alasannya adalah karena mereka mengharapkan kesetaraan kaum yang tidak bisa terjadi akibat kebencian Luca terhadap kaum-kaum itu.     

Alasan sebenarnya Adrian melakukan ini adalah untuk membantu Silver, sahabatnya, yang saat itu sedang menyelidiki pergerakan aneh Gheorghe dan Illiu atas perintah dari Tuan Luca.     

Sejujurnya, Adrian memang tidak terlalu menyukai Tuan Luca dan benar-benar sangat mengharapkan kesetaraan itu terjadi. Namun, ia masih lebih memilih Tuan Luca dibandingkan Gheorghe karena Luca Mocanu masih memiliki rasionalitas yang lebih tinggi dari pada Gheorghe. Lagi pula, Tuan Luca tidak akan melukai jika tidak ada alasan yang benar-benar kuat yang membuat orang tersebut pantas untuk dilukai.     

Namun, kesalahan yang Adrian lakukan adalah, keluarganya, termasuk dirinya, terkenal sebagai pecinta half-beast di kalangan para incubus karena ibunya dan adik kecilnya yang juga seorang half-beast. Jadi, ketika ia berusaha mendekati Gheorghe dan Illiu, ia tidak bisa menggunakan alasan seperti menginginkan kekuasaan di atas para half-beast dan ingin menyingkirkan Luca karena Luca yang seratus tahun belakangan ini menjadi lembek kepada half-beast.     

Pada akhirnya, malah ia yang digunakan oleh Illiu dan Gheorghe. Kedua orang itu membohonginya bahwa mereka menginginkan kesetaraan ketiga kaum dan memintanya menghasilkan beberapa barang. Oleh karena membutuhkan informasi lebih, Adrian pada akhirnya hanya bisa membantu mereka.     

"Aku juga berpikir begitu," gumam Silver. Sinar matanya menggelap.     

"Maaf, aku tidak bisa membantu banyak."     

Silver menggeleng kecil. Sahabatnya ini sudah cukup banyak membantunya dan ia sangat berterima kasih untuk itu.     

"Aku akan coba menyelidiki apa yang sedang mereka rencanakan. Dari pada itu, bagaimana dengan benda yang mereka minta untuk kau kerjakan?"     

"Ah, pil sihir itu." Adrian mengeluarkan beberapa pil dengan warna yang berbeda-beda dan menyerahkannya pada tangan Silver. "Si pendek tua Stoica yang memintaku membuat ini. Di dalam setiap pil tersimpan sihir dengan elemen tertentu. Jika dimakan, orang itu akan mendapatkan energi sihir tambahan untuk beberapa saat. Satu pil akan efektif selama satu jam."     

Keluarga Udrea pandai dalam hal-hal seperti ini karena mereka bergerak di bidang pabrik. Meja, kursi, pena, hingga obat-obatan semua diproduksi oleh keluarga ini.     

Silver mendekatkan pil-pil itu pada matanya, menyelidikinya satu per satu.     

"Aku tidak tahu apa yang mereka inginkan. Namun, jika dilihat dari kegunaan pil ini, mungkin mereka ingin menambah kekuatan mereka di saat-saat penting," duga Adrian.     

Namun, Silver punya pemikiran lain. Ini berkat data yang ia dapatkan dari Luca. "Sepertinya Stoica memiliki hubungan dengan tetua di kaum half-beast."     

"Kau bercanda!" Adrian merasa itu konyol, sebab Illiu Stoica termasuk golongan tua di kaum mereka yang rata-rata masih sangat membenci half-beast. Walaupun Illiu tidak memperlihatkannya secara terang-terangan seperti yang lain, Adrian terkadang bisa merasakan kebencian Illiu itu ketika berada di dekatnya.     

"Tidak. Aku tidak bercanda. Kau ingat aku pernah bercerita bahwa para half-beast yang menyerang kepolisian dan bahkan memasuki rumah Tuan Luca?"     

Adrian mengangguk. Ia ingat bahwa para half-beast itu tiba-tiba memiliki kekuatan sihir … matanya terbelalak lebar. "Jangan-jangan…."     

Silver mengangguk. "Kemungkinan, pil ini jawabannya. Dan yang memintamu melakukannya adalah…."     

"Si penduk tua Stoica…."     

Mulut Adrian ternganga lebar. Tidak terpikirkan olehnya untuk mempertimbangkan benda buatannya yang dipesan oleh incubus akan digunakan oleh para half-beast. Itulah mengapa saat pertama kali mendengar cerita ini, ia tidak pernah mengaitkannya dengan pil sihir yang sedang ia kembangkan.     

Tanda tanya besar memenuhi kepala Adrian. "Untuk apa dia memberikan kekuatan untuk para half-beast?"     

Silver menggeleng. Ia juga ingin tahu jawabannya tapi tidak ada alasan logis yang bisa menjelaskan ini.     

"Hah … lupakan saja. Aku akan coba menyelidikinya lebih jauh lagi. Sebelum waktu menjadi terlalu larut, aku ingin membicarakan satu hal lagi denganmu." Silver menatap Adrian lurus-lurus dengan wajah yang sangat-sangat serius.     

"A—apa?"     

"Kau benar-benar menyukai Daigo Sophia?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.