This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Shikida Toma (2)



Shikida Toma (2)

0Adiknya Nicole, sepertinya merupakan salah satu korban dalam kegiatan Keluarga Mocanu untuk memproduksi mixed blood, kaum campuran itu, yang dianggap oleh kedua kaum sebagai makhluk yang hina dan telah dibenci oleh keponakannya begitu dalam.     
0

Kemungkinan Toma pun adalah salah satu korban dari praktek hina tersebut.     

Vasile mengepalkan tangannya erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia semakin membenci kegiatan tak manusiawi itu. Entah apa yang keluarga besarnya pikirkan hingga mereka memiliki wajah untuk melakukan praktek memalukan itu. Ketika ia pertama kali melihat betapa kotornya dan tidak manusiawinya keadaan para half-beast yang digunakan sebagai alat untuk memproduksi mixed blood, ia hampir kehilangan kendali amarahnya.     

Pemandangan yang ia lihat saat itu benar-benar menyayat hatinya.     

Tiba-tiba lengan Toma ditarik kuat. Ia yang tidak mengantisipasi tarikan itu langsung kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke dalam pelukan Vasile.     

"Le—lepas! Bangsat! Brengsek! Aku pasti akan membunuh kau dan tuanmu yang brengsek itu!" Toma terus bersumpah dan mengumpat sambil memukul Vasile dengan sekuat tenaga.     

"Toma dengarkan aku." Vasile berusaha menghentikan pukulan Toma dengan menangkapnya tapi Toma dengan mudah mengelak dan pukulan terus-menerus jatuh ke punggung Vasile.     

"Tidak!"     

"Toma!"     

"Aku akan membunuh kalian!"     

"TOMA!"     

Pukulan Toma berhenti di udara kosong, kaget oleh bentakan yang tiba-tiba.     

Vasile juga baru tersadar bahwa ia telah berlaku terlalu kasar jadi ia melembutkan kembali suaranya. "Tolong dengarkan aku sebentar." Tangannya menangkap kedua pipi Toma dan dengan lembut mendongakkan wajah pria yang ia cintai itu.     

"Jika adikmu dan kau terlibat dalam masalah yang dibuat oleh Keluarga Mocanu, aku dan Tuan sama sekali tidak terlibat dalam hal itu," ujarnya pelan tapi tegas membuat Toma hampir teryakinkan.     

Toma segera menggeleng. "Bohong!"     

Apakah Vasile mengira ia adalah orang bodoh yang gampang dibohongi?! Bagaimana mungkin praktek yang dilakukan oleh keluarga itu tidak memiliki hubungan dengan Luca? Bukankah Mocanu merupakan keluarganya? Berarti seharusnya, Luca memiliki kuasa tertinggi di dalam keluarga itu, bukan?     

"Aku tidak! Tuan tidak pernah menyukai mixed blood jadi tidak mungkin Tuan merencanakan hal sepeti itu. Aku dan Tuan baru mengetahui tentang hal ini 18 tahun yang lalu dan sekarang, praktik itu sudah dilarang. Semua yang menjadi korban diasingkan ke sebuah tempat yang terpencil." Vasile berusaha menjelaskan tapi Toma masih bersikeras dengan pemikirannya.     

"Aku tidak percaya! Lagipula, aku tidak pernah mendengar kabar seperti yang kau ucapkan tadi."     

Vasile mengangguk kecil. "Memang tidak pernah dipublikasikan ke publik, makanya banyak yang tidak mengetahui tentang hal ini." Ia menatap Toma lurus-lurus, ingin memperlihatkan bahwa ia benar-benar tidak menutupi apa pun.     

Toma menggigit bibir bagian bawahnya dengan geram. Sepasang mata polos itu hampir berhasil membuat ia berubah pikiran membuat ia kembali menggelengkan kepalanya dengan kuat. Toma tidak melihat bukti nyata dari ucapan Vasile dengan mata kepalanya sendiri dan ia tidak bisa mempercayai kata-kata seorang incubus.     

'Benar! Tidak bisa dan tidak akan pernah!'     

"Tidak … aku … tidak bisa percaya…," ucapnya akhirnya tapi berbeda dari kata hatinya yang kuat, nada setiap pernyataannya tidak lagi setegas tadi. Bahkan terdengar ragu-ragu.     

Takut Vasile akan mengambil cela dari itu, Toma mengepalkan kedua tangannya dengan erat, berusaha memberi suaranya kekuatan lebih dari kepalan itu dan mengulang kembali kata-katanya. "Aku tidak percaya!"     

Mendengar itu, Vasile menghela napas lembut. Ia tahu ia juga tidak menyalahkan Toma untuk kekeraskepalaannya ini. Bahkan sejujurnya, ia sendiri bisa memahami sikap Toma karena dulu, ketika kedudukan kedua kaum masih bertolak belakang dari sekarang, banyak juga incubus yang tidak bisa mempercayai half-beast. Ini adalah hal yang wajar dan tidak bisa berubah dengan cepat.     

"Baiklah," ujar Vasile akhirnya. "Jika adikmu ada di dalam salah satu korban praktek ilegal Keluarga Mocanu, tentunya masih ada data tentangnya. Aku akan mencarikan adikmu untukmu. Bagaimana kalau begitu?"     

"Ka—kau akan mencari Nicole?" Toma hampir tidak percaya dengan telinganya.     

"Benar. Aku akan mencarinya untukmu," ulangnya dengan nada yang semakin kuat dan penuh keyakinan.     

Toma masih tidak bisa percaya sehingga ia mendongak hanya untuk menemukan sepasang mata yang menatap lurus-lurus padanya, penuh keseriusan dan tekad kuat.     

Ia masih merasa ragu untuk mempercayai Vasile karena ada juga incubus yang dapat menggunakan teknik sihir ilusi. Bisa saja Vasile mengelabuinya dengan sihir itu dan membuat seolah-olah orang yang ditemukannya benar merupakan Nicole. Namun, entah mengapa, Toma merasa ingin mempercayai ketulusan yang diperlihatkan oleh Vasile kepadanya.     

Pada akhirnya, Toma mengangguk kecil.     

"Kalau kau bisa, aku … aku ingin bertemu dengan adikku lagi…."     

Vasile tersenyum lembut seraya mengangguk kecil. Tangannya menepuk kepala Toma dengan lembut.     

"Sebagai gantinya, aku ingin kau menepati satu hal…."     

"Menepati apa?" Toma mulai kembali waspada.     

"Seperti yang aku bilang, aku dan Tuan tidak memiliki andil dalam masalah ini. Jika kau memang memiliki dendam terhadap Tuan karena masalah mengenai adikmu itu, aku ingin kau memikirkan ulang lagi niatmu untuk membunuh Tuan. Setidaknya, cobalah untuk menilai Tuan secara langsung dengan matamu sendiri dan lihatlah apakah Tuan sejahat yang kau pikirkan atau ternyata kau telah salah menilainya. Jika kau salah, aku ingin kau menghentikan niatmu untuk membunuhnya dan saat itu…."     

Vasile berdeham kecil. Tangannya tanpa sadar membelai tengkuknya.     

"…kau juga bisa mempertimbangkan untuk mengikat hidupmu bersamaku. Aku akan menjagamu seumur hidupku dan membuatmu bahagia. Aku janji." Semburat merah muda mewarnai kedua pipi Vasile membuat ia semakin terlihat seperti anak muda yang untuk pertama kalinya menyatakan cintanya.     

Toma juga tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak memerah. Pernyataan Vasile yang sudah seperti melamarnya itu membuat jantungnya berdegup kencang. Saking kencangnya hingga terasa sesak. Ia sampai harus memalingkan wajahnya untuk menenangkan diri.     

"Toma? Ehmm…." Vasile semakin merasa malu. Jari jemarinya menggaruk tengkuknya semakin kuat dengan gugup. "Katakan sesuatu," gumamnya sedikit memohon karena ia semakin ingin mengubur dirinya di dalam tanah jika Toma tetap tidak memberinya respons.     

"A—aku…." Toma akhirnya berucap dengan suara yang sedikit gemetaran dan tidak stabil. "Aku akan memikirkannya…."     

Rasa bahagia membuncah di dalam diri Vasile hingga ia merasa akan meledak. Ia terdorong untuk memeluk Toma erat-erat tapi ia urungkan karena tidak ingin melakukan hal yang tidak disukai Toma. Ia tidak ingin Toma tiba-tiba berubah pikiran karena itu.     

Pada akhirnya, ia hanya mengelus kepala Toma sekilas dan mengucapkan, "Terima kasih," dengan penuh ketulusan.     

Toma hanya diam saja.     

Vasile pun ikut diam.     

Keduanya berada dalam keheningan yang pekat dan setelah beberapa saat, Toma kembali memakan buburnya yang sudah dingin, tetap dalam keheningan….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.