This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kepala … Keluarga?! (2)



Kepala … Keluarga?! (2)

0Beberapa saat yang lalu….     
0

Ioan akhirnya sampai di rumah sakit. Setelah mengirim pesan kepada Damian bahwa ia telah sampai, ia segera berjalan menuju area eksekutif.     

"Permisi." Seorang perawat wanita berperawakan lembut tiba-tiba menepuk pundaknya.     

"Ya?" Ioan menatap sekilas wanita berambut pirang itu yang sedang tersenyum lembut padanya.     

"Tuan Ioan?"     

Ioan mengangguk.     

Perawat itu terlihat lega karena tidak memanggil orang yang salah. "Dokter Damian menitipkan pesan agar Anda menemuinya di Ruang Rapat VIP," jelas perawat itu.     

Setelah menanyakan arah menuju ruang itu, Ioan berterima kasih kepada perawat itu dan segera berjalan menuju Ruang Rapat VIP. Ketika ia mencapai pintu ruangan, samar-samar ia mendengar kata-kata seperti 'Steve Pavel'.     

'Mengapa dia ada di sini juga? Apa ada masalah?' Sejak tinggal di kediaman terpencil Bukit Herme itu, Ioan belum pernah lagi bertemu dengan Steve. Jangankan bertemu, mendengar suaranya saja tidak pernah jadi Ioan menduga bahwa ada sesuatu yang serius jika sampai pria yang tidak pernah berusaha bertemu dengannya itu tiba-tiba datang menemuinya ketika ia mengunjungi rumah sakit.     

Ioan mendorong pintu itu. "Da—" Ia hendak memanggil Damian ketika terpaksa berhenti dan menelan kembali ucapannya.     

Tidak ada sosok Damian yang seharusnya memiliki janji dengannya. Sebagai gantinya, puluhan wajah incubus yang tidak Ioan kenal tersebar di seluruh ruangan itu, menatap tajam Ioan dengan mata merah gelap mereka dengan penuh selidik.     

Ioan masih tidak memahami apa yang sedang terjadi ketika ia bertemu pandang dengan Steve. Amarah terpancar jelas dari sepasang mata merah gelap itu membuat bulut kuduk Ioan berdiri tegak.     

Sebastian Pavel memiliki intuisi yang tajam. Melihat sekilas cara Steve memandang half-beast itu, Sebastian dengan cepat menemukan hal yang aneh.     

Tawa mengejek segera meluncur keluar dari mulutnya sembari menepuk tangan membuat semua orang menatapnya penuh tanda tanya. Dengan penuh semangat, ia berdiri lalu menunjuk Steve kemudian half-beast itu. "Ini yang dirumorkan? Half-beast yang berhubungan cinta dengan kepala keluarga Pavel kita yang terhormat?" Ia kembali tertawa lagi sambil bertepuk tangan semakin keras.     

Yang lain tercengang lalu hampir serentak menatap Ioan lagi dengan tatapan tidak percaya. Memang mereka tidak punya bukti tapi kedatangan half-beast ke area eksekutif rumah sakit mereka saja sudah sangat jarang apalagi half-beast itu tiba-tiba memasuki ruang rapat mereka. Tidak sedikit yang merasa bahwa ini hanyalah jebakan tapi ada juga yang menemukan tatapan mata Steve terhadap half-beast itu dan paham bahwa kepala keluarga mereka ini sepertinya mengenal pria harimau itu.     

Ioan juga tercengang di tempat tapi oleh karena hal lain.     

'Kepala keluarga Pavel? Siapa?'     

"Tidak kusangka! Benar-benar tidak kusangka, Tuan Steve. Kau masih berani memanggil dirimu Kepala Keluarga kita dan bahkan menghamili seorang half-beast? Huh!"     

'Steve? Kepala keluarga?!' Mata Ioan terbelalak lebar dan rahangnya jatuh.     

Baiklah. bukan berarti Ioan tidak pernah mempelajari nama kelima kepala keluarga incubus. Ia juga sempat merasa nama Steve ini tidaklah asing apalagi disatukan dengan nama keluarga pavel. Namun, walaupun terlintas di otaknya bahwa itu adalah nama kepala keluarga Pavel, tapi ia tidak senarsis itu untuk menetapkan bahwa Steve Pavel yang menghamilinya adalah Steve Pavel yang sama dengan Kepala Keluarga Pavel. Lagipula, kepala keluarga Pavel adalah satu-satunya incubus yang bertarung di samping Luca Mocanu dan dibayangan Ioan, jika ia benar-benar dihamili kepala keluarga Pavel itu, ia sudah akan dibunuh sebelum ada diskusi apapun.     

Jadi … 'tidak mungkin!' Ioan tidak bisa percaya ini.     

Di sisi lain, Steve sakit kepala melihat kekacauan ini.     

Mendengar tuduhan Sebastian yang sebenarnya tidak salah, Steve tidak bisa berkata-kata. Ia benci berbohong kepada keluarganya sendiri dan ia tahu ia telah melakukan kesalahan. Daripada mengeluarkan kata-kata bohong, ia lebih nyaman untuk diam saja tapi itu bukanlah jalan keluar.     

Di sampingnya, Rachel berkoar-koar penuh amarah kepada Sebastian sementara Jack juga berusaha menengahi keriuhan itu.     

Steve akhirnya tidak punya pilihan lain. BAM! satu pukulan di meja mengheningkan semua orang.     

Ioan juga tersentak kembali ke kenyataan, langsung kembali bertemu pandang dengan Steve.     

'Apa lagi yang kau tunggu? Cepat pergi!' itulah yang tersirat dalam pandangan mata Steve.     

Ioan segera tersadar akan kebodohannya. "Ma—maafkan aku! Aku salah ruangan! Aku memang buta arah!" alasannya lalu berlari pergi dari tempat itu.     

Steve berusaha menahan amarahnya dan berbicara dengan setenang mungkin. "Kau sudah puas menghina Kepala Keluargamu, Sebas?"     

Sebastian tidak terintimidasi oleh suara dingin itu dan bahkan mengangkat wajahnya dengan angkuh. Senyum lebar menghiasi wajah itu. "Sangat puas!" tantangnya.     

Steve mendengus. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum miring yang meremehkan. "Sayangnya aku harus mengecewakanmu."     

"Hoo … alasannya?"     

"Karena sepertinya kau terlalu banyak menonton drama."     

Wajah Sebastian menggelap. "Jangan banyak alasan! Buktikan bahwa half-beast itu memang tidak memiliki hubungan denganmu!"     

"Aku akan kembalikan itu kepadamu. Buktikan bahwa half-beast itu memiliki hubungan denganku."     

Keduanya saling bertatapan dengan sengit. Tidak ada yang mau menyerah terlebih dahulu sementara yang lainnya hanya menonton dengan ketakutan.     

Tidak ada yang menyadari Jack yang sedang diam-diam mengirimkan pesan kepada Damian melalui ponselnya dan juga tidak ada yang menyadari tatapan curiga dari Rachel Pavel kepada ayah angkatnya itu.     

'Mengapa dia tidak terang-terangan menampik pernyataan Sebastian?' Batin Rachel.     

Ia sangat memahami gaya ayah angkatnya itu dan ia juga sangat jelas akan sifat ayahnya yang tidak suka berbohong. Pemilihan kata Steve yang ambigu dan tidak tegas menampik rumor itu membuat Rachel dipenuhi dengan firasat buruk.     

'Jangan-jangan rumor itu….'     

Tidak hanya Rachel, banyak yang juga mencurigai hal itu tapi mereka tidak memiliki keberanian untuk menyinggung Steve. Mereka hanya diam-diam menyimpan kecurigaan ini dan menonton sambil mengingatkan diri mereka untuk menyuruh seseorang menyelidiki rumor tersebut….     

*****     

Ioan berlari secara membabi buta dan akhirnya berhenti dengan napas ngos-ngosan di sebuah koridor kosong. Kakinya gemetar karena harus menahan beban tubuhnya yang berat dan akhirnya terduduk di kursi kosong tidak jauh darinya.     

Isi otaknya masih kacau tapi belum sempat ia berhasil menyusunnya, seseorang tiba-tiba menarik lengannya dan memaksanya untuk berlari lagi.     

Ia mengenali sosok itu sebagai Damian dan hendak memintanya untuk berhenti sebentar tapi damian tidak membiarkannya untuk berbicara. Keduanya keluar dari pintu belakang rumah sakit dan setelah mengambil beberapa jalur berputar, mereka keluar dari rumah sakit dan menghentikan sebuah taksi kereta kuda. Baru ketika kereta itu berjalan, Damian bisa menghela napas lega.     

Di sampingnya, Ioan sudah terduduk lemas, tidak memiliki setitik energi tersisa.     

Tidak ada yang berbicara hingga mereka turun di kaki Bukit Herme.     

"Aku tidak bisa lagi! Ini terlalu melelahkan!" Ioan terduduk lemas di atas tanah. kedua kakinya bergetar hebat.     

Perjalanan taksi kereta kuda tidaklah lama dan Ioan belum sempat mengistirahatkan dirinya dengan benar. Ia tidak sanggup mendaki jalanan menanjak bukit itu.     

Damian tidak punya pilihan lain selain menggendong Ioan di punggungnya dan mendaki bukit hingga sampai di kediaman. Barulah ketika mereka sampai dan Damian sudah memastikan seluruh jendela dan pintu tertutup rapat, ia menyinggung kembali topik di rumah sakit.     

"Mengapa kau bisa memasuki ruangan rapat VIP itu?!" Damian hampir jantungan ketika mengetahui hal itu dari pesan Jack.     

Merasa seperti seorang tersangka yang sedang diinterogasi, Ioan cemberut. "Bukankah kau yang memanggilku ke ruangan itu?!"     

"Ha? Aku tidak pernah melakukannya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.