This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Hampir Saja Kehilangan



Hampir Saja Kehilangan

0Ketika waktu hampir menunjukkan pukul 8 pagi, Rachel pamit. Ia masih memiliki shift pekerjaannya sebagai dokter.     
0

Jack dan Steve kembali ke gudang untuk melanjutkan penelitian mereka sementara Damian berjalan kembali ke ruang makan di mana Ioan sedang mengeluarkan cookies yang dihadiahkan Rachel.     

"Dari Rachel?" tanya Damian yang baru menyadari keberadaan bingkisan itu.     

Ioan mengangguk sambil membuka kotaknya.     

Cezar sangat penasaran dan ketika melihat cookies dengan bentuk-bentuk yang lucu, Cezar memintanya dengan penuh semangat.     

"Au! Au! (Mau! Mau!)"     

Ioan tertawa kecil seraya menghentikan putranya dari bergerak terlalu banyak agar tidak jatuh dari pangkuannya. "Tunggu sebentar ya."     

Damian dengan penuh pengertian mengambilkan sebuah toples. Ioan menerimanya dan mulai menyusun cookies itu di dalam toples.     

Cookies itu sangat harum. Ioan tidak bisa tidak ikut bersemangat seperti Cezar. 'Bikinan toko mahal memang beda!' Pikirnya dalam hati.     

Namun, entah mengapa, ia tidak bisa berhenti cemas.     

Ketika ia ingin memberikan cookies itu untuk Cezar, ia jadi ragu.     

"Papa! Au!" seru Cezar yang dengan tidak sabar mengulurkan lengan pendeknya, berusaha menggapai cookies itu tapi Ioan segera menjauhkannya.     

"Biar Papa coba dulu, ya." Ioan tidak bisa mengabaikan kecemasannya jadi ia mulai menginspeksi aroma cookies itu.     

Cezar cemberut tapi ia tidak meronta dan menatap papanya dengan penuh tanya.     

Ioan tidak menemukan keanehan pada aroma cookies itu. Namun, hatinya tetap tidak tenang dan instingnya mengatakan untuk tidak memakannya.     

Namun, Cezar terlihat sangat menginginkannya dan Ioan tidak bisa menggunakan instingnya belaka sebagai alasan. Ia juga tidak ingin putranya sedih.     

Jadi pada akhirnya, ia memutuskan untuk mencicipinya terlebih dahulu. Jika tidak ada yang salah, ia akan memberinya kepada Cezar.     

*****     

Steve sangat bersemangat melihat hasil penelitiannya. Ia mungkin bisa berhasil menemukan obat penahan masa kawin yang lebih baik dengan efek samping yang lebih kecil.     

Walaupun ia belum menemukan cara untuk membuat half-beast dan incubus tidak kehilangan kendali diri mereka saat terpengaruh oleh feromon dan mata pink, jika efek samping bisa dihilangkan dan tingkat keampuhan obatnya bisa ditingkatkan, itu juga merupakan hasil yang baik menurut Steve.     

Di sampingnya, Jack mencatat hasil-hasil itu ke dalam buku laporan harian dengan penuh semangat juga. Ia tidak sabar melihat hasil jadinya di masa depan.     

BRAK!     

Tiba-tiba pintu gudang dibuka dengan kasar. Damian yang terengah-engah muncul dari balik daun pintu.     

Keduanya mengernyit bingung.     

"Ada apa?" tanya Jack. Melihat keadaan istrinya yang kacau, ia tidak bisa untuk tidak merasa cemas.     

Steve juga merasa ada yang tidak beres dan segera meninggalkan penelitiannya.     

"Ada yang aneh dengan keadaan Io!"     

Steve segera berlari keluar dari gudang menuju kediaman. Jantungnya terasa berhenti berdetak hingga akhirnya ia sampai di ruang makan dimana Ioan sedang membungkuk. Tangannya mencengkeram dadanya dengan penuh kesakitan.     

"Papa! Papa!" Cezar terus berteriak dengan ketakutan. Ia tidak tahu mengapa tapi setelah Ioan memakan cookies itu, Ioan langsung kesakitan seperti ini.     

Cezar sangat ketakutan hingga menangis tersedu-sedu. Ia belum pernah melihat kematian, tapi entah mengapa ia merasa akan kehilangan papanya jika keadaan tidak membaik.     

Steve segera memasukkan Cezar ke dalam pelukannya. Ketika melihat Steve, Cezar segera berseru, "Aya! Papa … Papa … huaaa!"     

Steve menepuk punggung putranya dengan lembut sambil mengecek denyut nadi Ioan. Ia juga sangat panik. Tidak pernah ia merasa sepanik ini … tidak, lebih tepatnya, sudah lama ia tidak merasakan kepanikan yang luar biasa seperti ini.     

Kernyitan di dahinya semakin mendalam. Lantaran, ia tidak menemukan apa-apa dari denyut nadi Ioan selain detakannya yang semakin melemah.     

Ada yang aneh! Ia yakin melihat Ioan sangat sehat pagi ini. Bagaimana bisa tiba-tiba denyut nadinya melemah? Ioan pun terlihat semakin kesulitan bernapas.     

Buru-buru, Steve memapah Ioan menuju kamar tidur. Cezar masih di dalam pelukannya, terus menangis.     

Ia menyerahkan Cezar kepada Damian ketika pria itu kembali dan segera fokus pada mengecek keadaan Ioan. Semakin ia mengecek keadaan Ioan, wajahnya semakin tidak sedap untuk dipandang membuat Damian dan Jack yang turut membantunya semakin cemas.     

*****     

"…sudah mengaku. Pelakunya benar-benar dia."     

'Siapa?'     

Ioan bisa mendengar ucapan seorang pria. Suaranya terdengar asing dan semakin lama semakin samar. Sepertinya, pria itu berjalan semakin jauh dari tempatnya berada.     

Bulu matanya bergetar sebelum kelopaknya terbuka. Cahaya lampu ruangan menusuk matanya membuat kelopaknya tertutup kembali sebelum terbuka lagi.     

Itu adalah langit-langit kamar tidurnya.     

Ia menoleh menuju jendela yang gordennya masih terbuka dan menemukan langit sudah gelap.     

'Apa yang terjadi? Sejak kapan aku tertidur?'     

"Ioan!"     

"Papa!"     

Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan Damian serta putra kecilnya berseru riang melihat dirinya. Ioan berusaha bangun tapi tubuhnya terasa sangat kaku seperti ia telah berada di posisi yang sama terlalu lama.     

"Hati-hati!" Damian memperingatkan seraya membantunya bangun.     

Sekujur tubuh Ioan benar-benar pegal. 'Mengapa bisa?' Keheranannya itu segera mendapatkan jawaban.     

"Kau sudah tertidur selama lima hari!"     

Ioan terkejut. Damian menjelaskan bahwa ia telah diracuni dan mereka menemukan jejak itu di tubuh Cezar juga. Untungnya Cezar tidak memakan cookies itu jadi racunnya tidak bereaksi.     

"Cookies itu beracun?"     

Pantas saja Ioan memiliki firasat yang sangat buruk terhadapnya.     

Damian menghela napas lelah. "Rachel yang melakukannya dan itu sudah dibuktikan oleh polisi. Dia menggunakan dua buah zat yang jika bercampur menjadi satu akan berbahaya bagi tubuh. Satunya ia campurkan ke dalam nasimu dan bubur Cezar. Yang satunya lagi ia campurkan ke dalam cookies. Di piring sarapan kami yang lain tidak ada jejak zat itu jadi positif bahwa ia hanya menargetkannya padamu."     

Polisi yang mengurus kasus ini adalah Silver dan beberapa bawahan terpercayanya. Mereka menyelidiki semua ini secara rahasia dan mereka akan melaporkan alasan tertangkapnya Rachel dengan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan Steve.     

"Mengapa dia melakukan hal seperti itu?" Ioan tidak paham. Ia tidak merasa telah melakukan sesuatu yang bisa membuat gadis itu dendam padanya.     

Damian juga tidak habis pikir. Ia menggelengkan kepalanya. "Gadis itu cemburu padamu. Memang ia diangkat oleh Tuan tapi ia diam-diam mencintai Tuan dan ingin memonopoli Tuan untuk dirinya sendiri. Namun, kau tiba-tiba muncul dan hamil. Ia ingin memusnahkan kau dan anakmu lalu merebut kembali Tuan."     

Sosok Rachel tiba-tiba terlintas kembali di benak Ioan. Ia sekarang tahu mengapa ia tidak begitu nyaman dengan gadis itu walaupun tersenyum ramah. Tatapan matanya penuh dengan kebencian dan kecemburuan.     

"Lalu ia sekarang?"     

"Polisi telah memasukkannya ke dalam penjara. Ia akan dikurung selama 7 tahun."     

Ioan tidak menyangka gadis itu akan dikurung begitu lama hanya karena meracuninya. Apakah Steve memperbolehkannya? Bukankah itu anak angkatnya? Ia merasa Steve sangat menyayanginya. Jika dibandingkan dengan dirinya, seharusnya gadis itu lebih berharga.     

Namun, ia tidak bisa lagi berpikir lebih lanjut karena Cezar tidak bisa berhenti comel. Ia terlalu takut papanya akan pingsan lagi jadi untuk memastikannya, ia berbicara tanpa henti dan jika Ioan tidak menjawab, Cezar akan mulai menangis.     

Ioan tidak punya pilihan lain untuk terus menjawab. Mungkin ini pertama kalinya sejak Cezar lahir, putranya itu memperlihatkan sedikit sisi kekanakannya yang manja, bukan sisinya yang dewasa terlalu dini.     

*****     

"Terima kasih, Albert. Sampaikan rasa terima kasihku pada Lonel juga."     

Albert tertawa renyah. "Kau sudah mengatakannya kemarin dan kemarinnya lagi dan kemarin kemarinnya lagi dan aku juga sudah menyampaikannya kemarin dan kemarinnya lagi dan kemarin kemarinnya lagi."     

Steve menggaruk tengkuknya, salah tingkah. Ia baru menyadari bahwa memang ia terus mengatakan hal yang sama kepada Albert.     

Namun, ia benar-benar sangat berterima kasih kepada mereka. Ia seorang dokter tapi bukan ahli racun. Albert juga begitu tapi pacarnya, Lonel merupakan ahli racun terbaik di Kota Rumbell.     

Ketika Steve menyadari bahwa ini adalah racun, ia segera terbang menuju kediaman Luca. Tidak peduli dengan tatapan dingin Luca, ia menarik Lonel ke tempatnya. Pada akhirnya, Albert juga ikut karena ia yang membantu persalinan Ioan jadi ia merasa memiliki sedikit hubungan dengan pasiennya yang satu ini.     

Lonel segera tahu identitas racun itu dan segera memberikan Ioan penawar. Keadaan Ioan dalam sekejap kembali stabil.     

Jika Lonel tidak bergerak cepat, entah apa yang akan terjadi pada Ioan dan kandungannya. Ketika memikirkan ini, Steve merasakan tubuhnya mendingin.     

Lonel juga yang menemukan asal usul racun itu. Awalnya ketika Lonel menemukan jejak racun di piring sarapan Ioan, ia hampir murka karena mengira Ioan telah sengaja meracuni dirinya sendiri. Namun, setelah ia kembali tenang dan bisa berpikir jernih, ia tahu itu tidak mungkin. Pertama, Ioan tidak memiliki akses untuk membeli racun-racun itu karena jika ia memesannya dari kurir, Steve akan tahu karena ia akan mendapatkan struk tanda pengiriman dan list barang yang dikirim. Kedua, untuk apa Ioan menggunakan racun yang begitu rumit? Jika ia ingin meracuni dirinya sendiri, satu racun saja sudah cukup. mengapa ia harus memilih racun yang akan muncul karena dua zat bercampur menjadi satu.     

Ketika Lonel menemukan zat satunya di cookies itu, jantung Steve hampir berhenti berdetak. Itu adalah hadiah dari Rachel. Ia menyayangi putri angkatnya itu dan ia selalu melihat Rachel sebagai seorang anak yang baik dan taat. Mengapa ia mau meracuni Ioan dan putranya?     

Tidak ia sangka, gadis itu akan memendam perasaan seperti itu. Steve tidak pernah menyadarinya. Bukan berarti ia anti terhadap perasaan itu dan akhirnya membenci putri angkatnya. Jika putrinya memberitahunya perasaannya secara normal dan tanpa mencelakai orang lain, ia juga akan mengapresiasi perasaan itu. walaupun ia tidak akan membalas perasaannya tapi ia tidak akan menendang Rachel keluar dari keluarganya.     

Namun, apa yang Rachel lakukan sangat keterlaluan. Ia telah mencelakai keluarganya – walaupun itu adalah keluarga yang terbentuk akibat kecelakaan tapi Steve baru menyadari bahwa ia menganggap keluarga ini lebih berharga dari yang ia pikirkan.     

Rachel pantas mendapatkan hukuman yang berat dan tentunya lisensi dokter kandungannya pun dicabut. Steve juga menyatakan dengan jelas dalam sebuah surat yang ia kirim melalui Silver bahwa ia tidak ingin melihat Rachel lagi di masa depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.