This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Bulan Baru



Bulan Baru

0Sesuai tekadnya, Steve tidak pernah mendatangi Ioan. Ioan juga tidak pernah berusaha menemuinya tapi tanpa mereka sadari, keduanya sama-sama tidak bisa menghilangkan kerinduan terhadap satu sama lain.     
0

Ioan mengira semakin jauh jarak mereka, ia akan bisa melupakan perasaannya tapi sebaliknya, ia semakin memikirkan pria itu.     

Hal yang sama juga terjadi pada Steve. Bukannya mendapatkan kembali kontrol dirinya, semua keinginan seksualnya berubah bentuk menjadi mimpi dan ia akan bangun dengan basah di bagian bawahnya.     

Waktu terus berjalan dan lima tahun pun berlalu dengan cepat. Cezar telah berumur 7 tahun sementara Viorel berumur 5 tahun.     

Selama masa itu, keduanya melanjutkan kegiatan mengirimkan makanan kepada ayah mereka. Mereka bahkan membuat jadwal khusus, yaitu makan pagi dan malam bersama Ioan sementara makan siang adalah waktu khusus untuk bersama Steve.     

Namun, ada satu hal yang selalu membuat Ioan bertanya-tanya. Setiap bulan baru tiba, pintu gudang akan tertutup rapat selama paling cepat tiga hari dan paling lama satu minggu. Anak-anak tidak diperbolehkan mengunjungi Steve selama masa itu dan bahkan Jack dan Damian pun tidak mendekati gudang.     

Awalnya, Ioan mengira bulan baru memiliki efek yang penting bagi penelitian Steve sehingga ia tidak ingin diganggu oleh anak-anak. Namun, Jack yang selalu membantunya dalam penelitiannya bahkan tidak pernah mendekati gudang selama masa itu membuat Ioan merasa alasan yang ia pikirkan tidaklah benar.     

Ia pernah menanyakannya kepada Damian dan Jack tapi mereka hanya beralasan bahwa Steve butuh waktu sendiri dan tidak ingin diganggu. Itu adalah alasan yang wajar dan menurut Ioan, dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di dunia. Ia sendiri memiliki saat-saat dimana membutuhkan waktu sendirian.     

Hanya saja, mengapa harus setiap bulan baru tiba setiap bulannya? Apakah itu hanya kebetulan?     

Ioan bahkan mengirim kedua putranya untuk mengorek suatu informasi dari Steve tapi walaupun Steve cukup terbuka dengan mereka, ia akan mengatakan alasan yang sama dengan yang Damian dan Jack beritahukan kepada Ioan ketika ditanyai mengenai penutupan gudang di bulan baru.     

Ia ingin bertanya langsung kepada Steve tapi ia sudah sangat yakin bahwa Steve tidak ingin melihat wajahnya jadi ia segera mengurungkan niat itu. 'Mungkin aku yang terlalu banyak berpikir saja. Mungkin alasan itu memang benar.'     

Namun, Ioan kembali ragu ketika beberapa bulan belakangan ini, ia sering menemukan Jack dan Damian yang berbisik-bisik dengan ekspresi cemas selama masa penutupan gudang.     

Firasat buruk semakin menyergapinya ketika kedua putranya kembali dari gudang setelah gudang itu kembali dibuka.     

"Papa, aku melihat bekas luka cakar di lengan Ayah," cerita Cezar dengan wajah muram.     

Viorel menambahkan, "Lukanya dalam dan terlihat menyakitkan."     

Hal itu tidak hanya terjadi sekali saja. Ketika bulan baru selanjutnya selesai, kedua putranya datang dengan informasi yang sama.     

Luka lama di lengan Steve belum sembuh total dan luka baru sudah menoreh lengannya. Tidak hanya di lengan saja. Viorel yang cerdik berpura-pura ingin dipeluk ayahnya. Tujuan sebenarnya adalah untuk mengintip ke balik pakaian yang digunakan ayahnya itu.     

"Ada banyak luka di tubuhnya juga," ujar Cezar meringis sedih. Viorel di dalam pelukan Ioan juga berwajah muram ketika mengingat bekas-bekas luka yang telah ia lihat.     

Ioan juga sangat cemas. Semua keraguannya untuk bertemu dengan Steve telah hilang ketika ia menemukan bahwa ada suatu bahaya yang ia tidak ketahui telah menimpa Steve. Ia bertekad untuk mengungkapkan kebenarannya.     

Jadi, ia menunggu masa bulan baru selanjutnya – karena ia tahu Steve tidak akan memberitahunya yang sebenarnya jika ia bertanya langsung. Ia akan menyusup ke gudang!     

Saat malam bulan baru tiba, setelah menidurkan Cezar dan Viorel, Ioan berjinjit pelan menuju halaman belakang tempat gudang berada.     

Udara kering akhir musim panas menerpa wajahnya. Bunyi gemerisik rerumputan terdengar seiring kakinya melangkah mendekati gudang. Gedung yang tidak begitu luas, dibangun dengan kayu yang sudah agak lapuk di beberapa bagian, tertangkap pandangannya.     

Kakinya berhenti di depan pintu gudang. Ioan ragu sejenak sebelum mengangkat tangannya, ingin mengetuk pintu ketika tiba-tiba….     

BUK!     

Bunyi sesuatu yang berat jatuh tertangkap telinganya. Bunyi itu tidak akan bisa didengar dengan telinga incubus atau manusia biasa. Namun, untuk dirinya yang memiliki pendengaran tajam half-beast, ia bisa menangkap bahkan erangan sakit yang tertahan.     

Itu adalah Steve! Ioan tidak akan salah.     

Jantungnya hampir berhenti berdetak. Kecemasan menguasai dirinya.     

Tangannya tanpa sadar menggedor pintu tapi pintu itu tidak bergerak sama sekali karena terkunci rapat.     

"Sia … pa?"     

Ioan mendengar suara Steve yang lemah bertanya. Napas pria itu berat dan pendek-pendek. Sesekali, erangan tertahan terdengar, seperti pria itu sedang kesakitan.     

'Apa yang terjadi? Apa dia sakit parah? Atau dia diserang seseorang?!' Ioan hendak mendobrak pintu, memaksanya terbuka ketika sebuah tangan pucat bersuhu sedingin es menghentikannya.     

Ioan tersentak kaget dan langsung meloncat mundur beberapa langkah dengan was-was. Ia menggeram pada sosok jangkung itu.     

"Siapa?!" tanyanya yang tidak bisa melihat fitur sosok itu dengan jelas karena pencahayaan yang kurang. Rasa membeku yang sangat tidak cocok dengan suhu panas musim ini membuat sosok itu bagaikan makhluk yang tidak berasal dari dunia.     

Sosok itu mendekat satu langkah membuat Ioan mundur dua langkah. Aura sosok itu sangat mengintimidasi padahal Ioan bahkan tidak bisa menangkap ekspresi wajahnya.     

Keringat dingin membasahi punggung.     

Sosok itu akhirnya berhenti melangkah. Tangan kirinya terangkat dan cahaya api muncul dari atas permukaan tangannya. Beberapa bola api segera muncul satu per satu di udara kosong membuat tempat itu menjadi terang benderang.     

Ioan terbelalak melihat sosok di hadapannya. "Ka—kau … Luca Mocanu…."     

Tenggorokannya terasa kering seketika. Tubuhnya tanpa sadar bergetar.     

Ia telah bertemu dengan Luca Mocanu di gedung pemerintahan itu. setelah Cezar dan Viorel lahir pun, ia sesekali menemukan Luca Mocanu yang datang berkunjung dan berbincang dengan Steve.     

Tentunya Ioan tidak pernah mendekat tapi ia selalu mengintip setiap kali pria ini berkunjung karena hanya ketika pria ini berkunjunglah ia bisa melihat ekspresi yang tidak biasa di wajah Steve. Bibir yang selalu datar atau tertekuk itu akan sedikit melengkung, membuat sebuah senyum tipis yang hangat.     

Ioan tidak tahu apakah hubungan keduanya intim atau tidak tapi yang pastinya, mereka pastilah sahabat dekat. Sejarah juga mencatat bahwa keduanya memang memiliki hubungan yang erat.     

"Ka—kau … ingin menangkapku?" tanya Ioan takut-takut. Beberapa kali Luca Mocanu datang ke tempat ini, ia tidak terlihat akan menangkap Ioan tapi tatapan tajam yang diberikan Luca kepadanya membuat ia tidak yakin. Mungkin saja Luca hanya memberikan wajah kepada Steve.     

Sekarang keadaan Steve sedang tidak baik. Mungkin saja ia menggunakan kesempatan ini untuk menangkap Ioan.     

Kecemasan Ioan yang berlebihan benar-benar dapat membuatnya membentuk berbagai skenario layaknya drama televisi. Pada akhirnya, semuanya hanyalah pemikiran yang berlebihan.     

Ia tidak tahu bahwa kedua anaknya bisa lahir dengan selamat adalah berkat kontribusi dari Luca yang memerintahkan Albert untuk datang membantu. Walaupun Luca tidak pernah memberitahukan Steve hal itu secara langsung, dengan melihat Albert yang tiba-tiba muncul tanpa angin dan hujan di kediaman ini saja sudah cukup menjadi bukti bahwa itu adalah perintah Luca.     

Namun, itu adalah cerita lain.     

Kembali ke keadaan sekarang, Luca menatap Ioan untuk beberapa menit sebelum menggerakkan kepalanya ke arah lain. Tangannya juga menunjuk ke arah yang sama membuat Ioan ikut menoleh.     

Itu adalah sebatang pohon kokoh yang tidak memiliki keunikan apapun. Ioan mengernyit bingung.     

"Ayo kita berbincang sebentar di sana," ujar Luca datar sebelum melangkah dan menyandarkan punggungnya pada batang pohon.     

Ioan masih berdiri diam di tempat. Kernyitannya semakin dalam dan tingkat kewaspadaannya semakin tinggi. Ia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Luca sehingga ia tidak berani mendekat.     

Luca sepertinya menyadari itu dan akhirnya membuka suara. "Ini tentang Steve."     

Barulah akhirnya, kaki Ioan bergerak.     

"Kau tahu apa yang terjadi dengan Steve?" tanyanya setelah ia berada di dekat Luca.     

Luca mengangguk singkat.     

"Beritahu aku!" Ioan terlalu bersemangat hingga tanpa sadar mencengkeram erat kedua lengan Luca dan mengayunkan pria itu dengan sekuat tenaga. "Beritahu aku!" desaknya sekali lagi.     

Luca hanya mengernyit tapi ia tidak menghentikan pria itu. Matanya yang dalam masih mengamati Ioan dengan seksama.     

Tangannya menepuk pelan punggung tangan Ioan. Suhu yang membeku itu akhirnya menyadarkan Ioan, membuat wajahnya memerah panas. ia segera melepas tangannya dan menunduk. "Ma—maaf."     

Luca tidak merespon. Ia hanya menatap pintu gudang itu sejenak sebelum membuka mulutnya, "Steve sedang bertarung menahan 'masa lapar'-nya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.