This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Jangan Sedih



Jangan Sedih

0"Masa lapar?" Ioan tidak pernah mendengar itu.     
0

Luca tidak heran dengan responsnya. Tidak banyak half-beast jaman sekarang yang mengetahui hal ini apalagi dengan pendidikan mereka yang terbelakang.     

"Jika half-beast memiliki masa kawin, maka incubus memiliki masa lapar."     

"Jadi masa lapar itu seperti masa kawin?!" Ioan terkejut lantaran ia tidak pernah mendengar incubus memiliki masa-masa seperti itu.     

Luca memejamkan matanya sebentar, seperti sedang mengenang sesuatu, sebelum kembali menjawab. "Agak berbeda tapi sederhananya seperti itu."     

Masa kawin half-beast akan bertahan hingga half-beast mencapai umur tuanya di sekitar 400 tahun. Itu adalah masa yang berguna bagi half-beast untuk memperbanyak populasi mereka.     

Namun, masa lapar incubus itu berbeda.     

"Leluhur kaum incubus adalah salah satu ras iblis penggoda dan itu telah diturunkan hingga ke generasi kaum incubus sekarang. Makanan ras iblis adalah energi kehidupan makhluk hidup lain tapi bumbunya berbeda. Layaknya makanan biasa yang memerlukan garam, kecap, dan bumbu lainnya, energi kehidupan makhluk hidup juga sama. Ada ras iblis yang makan energi kehidupan yang dibumbui dengan kegelapan hati makhluk itu seperti kesedihan dan kesadisan. Dalam kasus kaum incubus, energi kehidupan yang kami konsumsi adalah yang dibumbui dengan dorongan seksual."     

Dulunya, ras iblis penggoda seperti incubus tidak memiliki masa lapar ini. Mereka menikmati seks, memberikan kebahagian seksual itu kepada makhluk hidup lain, dan sebagai gantinya mengisi perut mereka dengan energi kehidupan. Semuanya adalah hubungan timbal balik dan terjaga dengan seimbang. Namun, kaum incubus yang sekarang tidak lagi memiliki darah murni seorang iblis penggoda seperti leluhur mereka akibat perkawinan campuran dengan ras lain untuk mempertahankan populasi kaum incubus.     

"Hal ini membuat kaum incubus yang terlahir sekarang memiliki fondasi yang kurang matang untuk mengontrol rasa lapar mereka. Pertumbuhan fondasi ini sangat lambat dan untuk agar ia benar-benar matang, membutuhkan 200 tahun lamanya. Sementara, rasa lapar incubus sudah akan menjadi sangat tidak tertahankan ketika mereka masuk masa remaja di umur 18 tahun. Biasanya, dengan melakukan hubungan intim secara rutin dan latihan pengontrolan diri secara terus menerus akan membantu. Namun, hal itu tidak berlaku ketika bulan baru tiba."     

Kekuatan incubus akan melemah ketika bulan baru sehingga keseimbangan di dalam tubuh mereka yang sudah rusak semakin diperparah. Kelaparan yang luar biasa akan melanda mereka. Otak mereka hanya akan dipenuhi oleh keinginan akan energi kehidupan dan tidak lagi bisa berpikir jernih. Banyak kasus pelacur yang meninggal karena meladeni incubus selama masa lapar.     

Masa lapar ini tidak bisa diatasi tapi bisa dikurangi efeknya. Jika seorang incubus menyimpan energi kehidupan cukup banyak sebelum masa lapar tiba, ia bisa melemahkan efeknya. Dengan kata lain, lebih banyak seks yang dilakukan, lebih membantu jugalah untuk incubus melewati masa laparnya.     

Untuk masa lapar benar-benar hilang dari kehidupan incubus itu, hanya ada dua cara. Menunggu ia mencapai 200 tahun atau mengikat Tanda Janji.     

"Dengan mengikat Tanda Janji, incubus dapat menggunakan energi pasangannya untuk membantunya mengontrol rasa lapar selama bulan baru. Semakin kuat kaum yang diikat, semakin baik pengontrolan yang bisa didapat incubus itu."     

Walaupun begitu, banyak incubus yang enggan mengikat Tanda Janji karena mereka harus mengikatnya dengan kaum lain agar efeknya bekerja. Jika mereka mengikatnya dengan sesama kaum sendiri, mereka hanya akan berbagi nyawa tapi tidak akan membantu satu sama lain selama masa lapar.     

"Jadi … Steve sedang dalam masa laparnya? Tapi, bukankah itu aneh?" Ioan akhirnya membuka suara setelah mencerna seluruh cerita dengan baik.     

Luca tidak menjawab.     

Ioan melanjutkan. "Seharusnya fondasi sudah terbentuk baik setelah 200 tahun bukan? Steve sudah berumur ribuan tahun. Bagaimana mungkin ia bisa diusik dengan masa lapar?"     

Luca melipat tangannya di depan dada. Matanya melirik Ioan sejenak sebelum mengangguk penuh penilaian. 'Pria ini cerdas,' pikirnya.     

"Memang Steve sudah tidak memiliki masa laparnya lagi hingga tujuh tahun yang lalu."     

"Tujuh tahun…?" Sebuah ide terlintas di benaknya membuat hatinya mendingin. Tujuh tahun yang lalu … bukankah itu merupakan tahun di mana ia hampir keguguran? Ataukah itu hanya kebetulan?     

Seperti dapat membaca pikirannya, Luca membenarkan, "Sesuai dengan yang kau pikirkan. Pada saat itu, Albert, bawahanku, membantu Steve menyelamatkan janinmu dengan menggunakan sebuah sihir terlarang. Sihir itu akan memberikan efek samping bukan hanya pada janin yang diselamatkan tapi juga pada pengguna sihir tersebut."     

Wajah Ioan memucat. "Steve … dia…."     

"Dia yang mengaktifkan sihir jadi otomatis dia yang mendapatkan efek sampingnya. Efek samping dari sihir ini sangatlah acak dan berbeda untuk setiap pengguna. Yang didapatkan Steve adalah regresi fondasi tubuh sehingga ia tidak bisa mengontrol rasa laparnya dengan baik dan kembali jatuh pada masa lapar setiap bulan baru. Lebih parahnya lagi, efek samping ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan pembentukan Tanda Janji layaknya biasa. Hanya saja…."     

"Hanya saja apa?" Ioan tidak tahu mengapa tapi cara Luca mengucapkan kedua kata itu membuatnya merasa bahwa masih ada harapan.     

"Steve bilang ketika ia mendapatkan pemberitahuan mengenai efek samping itu, ia juga mendengar bisikan cara untuk menyembuhkannya." Luca mengernyit samar. Ada beberapa orang yang pernah menggunakan sihir ini sebelum ia melarang siapapun menggunakannya lagi karena efek sampingnya yang begitu dahsyat hingga sangat merugikan. Namun, ia tidak pernah mendengar satu orang pun yang terkena efek samping itu pernah melaporkan adanya solusi untuk menghilangkan efek samping itu.     

'Mungkin Steve sedang beruntung….'     

"Bagaimana caranya?!" Mata Ioan berbinar penuh harap. Mendengar cerita Luca dan mengingat kembali bagaimana keadaan Steve stelah masa lapar itu membuat hatinya tersayat-sayat. Luka-luka itu pasti hasil dari cara Steve mengendalikan kesadarannya.     

Pria itu pasti sangat tersiksa dan Ioan tidak ingin orang yang ia cintai jatuh dalam penderitaan seperti ini. Apalagi ini dikarenakan dirinya. Ia ingin membantu jika ia bisa.     

Luca tidak merespons membuat Ioan semakin cemas. Ia ingin mendesak pria itu tapi ia juga terintimidasi oleh aura kepala kaum incubus itu.     

Setelah beberapa saat, Luca akhirnya membuka mulutnya. Setiap kata yang ia ucapkan membuat Ioan terbelalak semakin lebar. Degupan jantungnya semakin kencang hingga ia hampir tidak bisa menangkap suara Luca lagi….     

*****     

'Sepertinya aku mendengar suara Io….'     

Steve mengeratkan rahangnya, berusaha menahan suaranya dari berteriak. Satu tangannya mencengkeram lengan atasnya hingga menghasilkan luka cakaran yang dalam agar ia tidak kehilangan kesadaran dan akal sehatnya. Tangan lainnya berusaha mencengkeram sisi tempat tidur untuk mengangkatnya kembali ke atas tempat tidur.     

Mungkin ia hanya berhalusinasi dan itu membuat ia semakin cemas.     

Selama lima tahun ini, halusinasi dan imajinasinya terhadap Ioan akan semakin parah ketika ia memasuki masa lapar. Ia tidak bisa menghitung lagi berapa kali ia melepaskan muatannya hanya dengan membayangkan wajah terangsang pria itu. ia bahkan tidak lagi tahu berapa banyak posisi berhubungan intim yang ia simulasikan di dalam pikirannya.     

Beberapa bulan ini, dorongannya semakin kuat dan entah berapa kali ia tergoda untuk membuka pintu dan menarik Ioan yang asli ke dalam pelukannya. Ia harus melukai tubuhnya untuk mempertahankan akal sehat dan ketika ia hampir membuka pintu, ia akan menancapkan kukunya pada pintu hingga kukunya patah dan berdarah.     

Lagi-lagi hari ini ia memikirkan pria itu dan ia bahkan menghalusinasikan Ioan yang datang ke depan pintu gudangnya.     

'Ini gawat!' Memikirkan Ioan berada di dekat pintunya saja mendorongnya untuk membuka pintu lebar-lebar.     

Pria itu ada di dekatnya! Pria itu hanya berjarak kecil darinya dan sedikit lagi bisa memasuki gapaiannya!     

Walaupun itu hanyalah halusinasi, ia tetap hampir kalah dengan benaknya.     

Bibirnya robek oleh gigitan yang terlalu kuat. Darah segar mengalir darinya tapi rasa sakit itu bahkan tidak cukup untuk menjernihkan pikirannya lagi.     

Klik!     

Entah itu halusinasi atau kenyataan tapi Steve merasa telah mendengar bunyi lubang kunci yang diputar.     

Bahkan lebih parahnya lagi, ia menghalusinasikan bunyi pintu yang dibuka. Hatinya melonjak bahagia. Otaknya memberinya selamat karena sepertinya Ioan telah masuk ke dalam ruangan!     

'Itu tidak mungkin! Semuanya hanya halusinasi!' Sisa pikiran jernihnya berteriak. Namun, jika itu bukan Ioan, siapa yang membuka pintu? Ia telah memperingatkan semua orang untuk tidak mendekati pintu gudang apalagi membukanya!     

Steve yang masih belum berhasil mengangkat tubuhnya kembali ke atas tempat tidur segera menoleh. Degupan jantungnya menjadi semakin gila.     

Ia tidak bisa mempercayai matanya.     

Yang berdiri tepat di belakangnya, tepat di depan matanya, tidak lain tidak bukan adalah Ioan!     

Setelah lima tahun tidak melihatnya, rambut pria itu telah menjadi panjang dan diikat satu ke belakang. Perutnya sudah kembali kempis seperti semula. Wajahnya sedikit tembam dan tubuhnya lebih berisi dari pertama kali Steve bertemu dengannya memperlihatkan bahwa pria ini makan dengan baik dan memiliki kehidupan yang berkecukupan.     

'Tidak! Tidak!' Sisa akal sehatnya memperingatkan.     

Steve tidak tahu lagi apakah itu sosok Ioan yang asli atau hanya halusinasinya. Ia juga tidak bisa mencerna mengapa pria itu bisa masuk dan mengapa kunci pintunya bisa terbuka.     

Buru-buru, ia melambaikan tangannya dengan kuat. "Pergi dari sini! Jangan mendekatiku! Pergi!" pintanya di sela-sela nafasnya yang semakin memburu. Dorongan gairahnya semakin memenuhinya dan otaknya dipenuhi dengan keinginan untuk mendorong Ioan ke atas tempat tidur dan menanamkan benihnya ke dalam tubuh half-beast itu.     

"Pergi! Cepat!" serunya lagi sembari mengeratkan cengkeramannya. Luka lamanya kembali terbuka dan mengalirkan darah segar tapi ia tidak peduli. Kukunya tertanam semakin dalam.     

Kebalikan dari harapannya, Ioan mendekat dan menarik tangannya dengan kuat. "Jangan lukai dirimu sendiri!" Ekspresi wajahnya penuh kesakitan.     

'Tiduri dia! Masukkan bendamu ke dalamnya!' Bisikan-bisikan itu semakin liar membuat Steve ketakutan. Ia benar-benar akan kehilangan kontrol dirinya seluruhnya.     

"Pergi! Aku mohon!" Ia begitu putus asa hingga air matanya mengalir jatuh. Ia tidak ingin memaksakan dirinya dan melukai half-beast ini.     

Ioan tertegun. Hatinya sakit melihat keadaan pria itu yang kacau dan menyedihkan. Masa lapar benar-benar menyiksanya.     

["Cara menghilangkan efek sampingnya adalah dengan membuatmu mengandung anaknya sekali lagi."] Ucapan Luca terngiang kembali di benaknya.     

Jantung Ioan berdegup kencang ketika ia membayangkan kedatangan seorang anak lagi ke dalam keluarganya. Ia tidak keberatan dan bahkan merasa bahagia untuk memiliki satu buah hati lagi dengan pria yang ia cintai. Namun, Steve pastinya enggan.     

Melihat penolakan pria itu membuatnya semakin sedih. Pria ini lebih rela melukai dirinya sendiri dibandingkan memiliki anak dengannya.     

Ioan sakit hati tapi ia sudah membulatkan tekadnya.     

Steve merasakan genggaman di lengannya lepas. 'Apakah ia akan pergi?' Pikirnya mulai lega.     

Namun, tiba-tiba, segumpal pakaian jatuh di lantai.     

Ioan melucuti seluruh pakaiannya, mengekspos tubuh langsing yang indah.     

Steve sudah berada di ambang batasnya dan provokasi ini benar-benar membuatnya kehilangan dirinya. Ia segera menyambar Ioan, menjatuhkannya di atas lantai kayu.     

Bagaikan binatang buas, Steve membuka paksa kedua kaki Ioan dan memaksakan benda besar miliknya ke dalam. Erangan sakit segera memenuhi ruangan.     

'Tidak! Tidak!' Tubuh Steve merasakan kebahagiaan bagaikan di surga tapi hatinya bagaikan tersiksa dalam api neraka.     

Namun, seberapa banyak usaha yang ia lakukan, tubuhnya tidak lagi mendengarkannya.     

"Tidak … maafkan aku … tidak … aku tidak … mau … menyakitimu … sial … maafkan aku…." Steve hanya bisa mengulang permintaan maafnya. Air mata mengalir jatuh membasahi hingga wajah Ioan yang mengernyit penuh kesakitan.     

Ioan terkejut melihat itu. Tubuhnya sakit oleh seluruh paksaan dan gerakan yang kasar tapi hatinya tidak lagi berat setelah melihat ekspresi Steve.     

'Ah … dia bukannya enggan memiliki anak denganku. Dia hanya tidak ingin membuatku merasakan seluruh kesakitan ini….' Hanya mengetahui itu saja sudah cukup bagi Ioan.     

Seperti halnya Steve tidak ingin menyakitinya, ia juga tidak ingin pria itu tersakiti.     

Ioan melingkarkan tangannya pada leher Steve dan menariknya mendekat. Ia membelai rambut panjang pria itu, berbisik dengan lembut dan penuh kasih sayang, "Jangan … menangis … aku tidak apa … apa … jangan kha … watir … aku … akan baik … baik saja…."     

Di tengah gerakan yang begitu sengit, Ioan memaksakan ucapannya di sela-sela erangan yang tak tertahankan. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Ia menangkup wajah Steve dan menyatukan bibir mereka.     

Steve akhirnya jatuh seluruhnya dalam gairah. Semuanya tidak lagi begitu jelas tapi ketidaknyamanan di dalam hatinya berhasil terangkat sedikit oleh kelembutan dan penghiburan yang diberikan Ioan….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.