This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Mimpi yang Panjang dan Hangat



Mimpi yang Panjang dan Hangat

0[Mihai tiba-tiba terbangun di tengah pepohonan yang lebat. Di hadapannya terdapat sebuah bangunan rumah yang megah tapi di saat yang bersamaan terlihat kuno.     
0

Seharusnya Mihai tidak pernah berada di tempat ini tapi entah mengapa, ia merasa familiar.     

Mihai ingin mendekati rumah itu tapi bagaikan kakinya dipaku di atas tanah, ia tidak bisa bergerak sama sekali. Alisnya mengernyit dalam.     

'Mengapa aku bisa di sini? Apa yang terjadi?'     

Ia ingin mengamati sekelilingnya lebih seksama lagi tapi kepalanya juga tidak bergerak seperti yang ia perintahkan. Ia tidak dapat mengontrol tubuhnya sama sekali.     

Mihai teringat pengalaman yang mirip dengan ini yang pernah ia alami sebelumnya dan menyimpulkan bahwa ia sedang berada di dalam mimpi.     

Tiba-tiba, tiga sosok dengan sayap kelelawar melesat di atas kepala Mihai.     

"Hm? Mengapa mereka sangat buru-buru?" gumam 'Mihai' bingung, Dirinya yang di dalam mimpi ini sepertinya mengenali ketiga sosok tersebut.     

Tes!     

Mihai tersentak kaget. Ia tidak bisa mempercayai matanya!     

Di tengah gelapnya malam itu, sesuatu menetes jatuh menembusi tubuhnya! Ya! TUBUHNYA!     

Untuk pertama kalinya, ia bisa melihat tangan dan kakinya yang bercahaya padahal area di sekelilingnya benar-benar sangat gelap.     

Sesuatu kembali menetes beberapa kali lagi ke atas tanah. Pandangannya jatuh pada genangan di tanah, mengamatinya dengan seksama. Bau amis memasuki penciuman.     

"Ini … darah?!"     

'Mihai'* merasa harus mengejar mereka untuk mengetahui keadaannya. Namun, sebelum itu, ia menoleh pada sesosok yang berdiri tidak jauh darinya.     

(*Mihai di dalam mimpi akan dibeli tanda '...'     

'Wuah kagetkan saja! Aku tidak tahu ada orang lain di sini!'     

Sosok itu memiliki wajah yang tidak begitu jelas. Walaupun begitu, Mihai bisa mengidentifikasi bahwa sosok itu merupakan half-beast. Kedua telinganya terlihat seperti anjing, rubah, atau serigala. Mihai tidak bisa menetapkannya. Seluruh tubuh sosok itu juga bercahaya seperti Mihai di mimpi ini dan bahkan sedikit tembus pandang.     

Mihai merasa hatinya mendingin. 'A—apakah … ha—hantu?!'     

Mihai mengira ia sudah terbiasa dengan Liliane tapi sosok Liliane, kecuali area lutut ke bawah, terlihat sangat mirip dengan manusia biasa sehingga Mihai terkadang lupa bahwa wanita itu merupakan hantu. Sementara, sosok yang ada di dalam mimpinya ini benar-benar menyerupai hantu pada umumnya, tembus pandang!     

"Bantu aku kabari seseorang di kediaman Luca. Mungkin mereka butuh bantuan!"     

"Aku rasa tidak perlu. Sepertinya Luca Mocanu sudah mengirimkan Albert Olteanu ke sini," jawab sosok itu dengan nada suara yang dingin.     

'Mihai' mengangguk lalu tanpa basa-basi lagi, ia bangun dari posisi duduknya di atas pohon.     

Mihai semakin tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Memang ini mimpi … iya mimpi sih tapi ….     

Ini pertama kalinya ia terbang di dalam mimpi! Ya! Tubuhnya ini benar-benar melayang menuju rumah kuno di hadapannya. Ia bahkan mengalami pengalaman menembus dinding!     

Mihai tidak tahu apakah ia harus merasa bahagia atau takut terhadap pengalaman asing ini.     

'Mihai' terus menembus beberapa kali hingga ia mencapai sebuah ruangan. Terlihat dari perabotannya, itu adalah sebuah kamar tidur. Dua incubus berlari keluar-masuk ruangan, membawa alat-alat medis yang tidak pernah Mihai lihat.     

Ia tidak mengenali dua orang itu tapi ia mengenali incubus lainnya yang sedang menyiapkan alat-alat di samping tempat tidur.     

'Itu … si paman yang membantuku! Egh … Steve Pavel kalau tidak salah?'     

Senyuman yang tidak pernah meninggalkan wajah merupakan impresi Steve yang sangat kuat tertinggal dalam hati Mihai jadi ketika ia melihat ekspresi yang dingin dan datar di wajah Steve, ia merasa sedikit aneh.     

Tubuhnya terus melayang mendekat ketika ia bisa melihat sebuah sosok yang dibaringkan di atas tempat tidur. Bercak-bercak besar darah yang hitam kemerahan mengotori seprai di sekitar kakinya. Pandangannya bergerak menuju wajah sosok itu dan Mihai tidak bisa lebih terkejut daripada sekarang.     

'Papa?!'     

Sosok yang terbaring di atas tempat tidur dengan darah di tubuhnya adalah Asaka Ioan!     

Mihai sangat cemas. 'Apa yang terjadi dengan Papa?! Mengapa Papa bisa terluka?!' Ia ingin mendekati papanya dan menanyakan kekhawatirannya itu tapi tubuhnya tidak bergerak.     

"Ini buruk. Dia sepertinya keguguran," gumam 'Mihai' yang terdengar sedih dan berduka. Ia melirik Steve yang sedang memikirkan apa yang harus dilakukan. "Aku tidak tahu Paman Steve memiliki istri seorang half-beast."     

Walaupun 'Mihai' berucap, tidak ada yang mendengarnya. Lebih tepatnya, tidak ada yang bisa melihat sosoknya karena ia benar-benar merupakan makhuk halus di sana.     

Tiba-tiba, pintu kamar yang terbuka diketuk dan Albert memasuki ruangan. Mereka semua membincangkan hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh Mihai tapi sepertinya bisa dipahami oleh 'Mihai' yang berada di dalam mimpi.     

"Mereka akan menggunakan sihir terlarang itu?" 'Mihai' menjadi cemas.     

Di saat yang bersamaan, memori-memori mengenai sihir terlarang yang dimaksud memaksa masuk ke dalam benak Mihai. Mekanisme kerja sihir itu dapat disamakan dengan bagaimana seseorang berhasil menghidupkan kembali makhluk hidup lain. Hanya saja, skalanya lebih kecil karena ini dilakukan kepada janin yang hampir mati. Walaupun begitu, itu tetap sihir yang memiliki risiko tinggi dan pengguna sihirnya harus membayar besar. Bayaran seperti apa yang diterima itu tergantung siapa pengguna sihirnya tapi biasanya bayarannya sangatlah berat hingga bisa menyangkut nyawa pengguna.     

Jika pengguna sudah mendapatkan risiko yang harus ia bayar, ia akan menderita dari bayaran itu seumur hidup.     

'Mihai' tiba-tiba memiliki sebuah ide gila. Ia juga khawatir dengan Steve tapi lebih dari itu, jika ia berhasil, ia bisa mendapatkan kembali tubuh fisik dan hidup bersama Luca lagi.     

Mihai mengernyit tidak paham. Semua ini terasa tidak logis dan ia tidak tahu apa yang sebenarnya mimpi ini mau perlihatkan kepadanya.     

Walaupun begitu, seluruh scene di hadapannya tetap terus berjalan.     

'Mihai' menggunakan kemampuannya untuk mengubah cara kerja risiko yang harus ditanggung oleh Steve. Ia menggunakan hampir seluruh kekuatan yang ia punya untuk merubah hal tersebut menjadi dimana Steve akan tetap mengalami risiko tersebut tapi risiko tersebut dapat dihentikan jika ia dan Ioan dapat kembali memiliki anak.     

Ia akan terlahir kembali!     

Setelah menggunakan kekuatan yang sangat besar, 'Mihai' tidak lagi bisa mempertahankan bentuk manusia dari jiwanya. Ia menjadi bentuk bola cahaya dan terus melayang di sekitar papanya dan Steve, mengamati kehidupan mereka yang terkadang damai, terkadang penuh konflik itu.     

'Apa ini? Ini seharusnya mimpi kan?' Tapi Mihai merasa semua yang ia lihat sangat nyata. Ia bahkan melihat kedua kakaknya ketika masih kecil.     

Sampailah di hari dimana akhirnya 'Mihai' bisa kembali menjadi bentuk janin dan dilahirkan. Tepat saat ia berubah kembali menjadi janin di dalam tubuh Ioan, seluruh pandangannya menjadi gelap.]     

Mihai berusaha mencari cahaya dan menyadari bahwa ia sudah dapat menggerakkan kedua bola matanya dengan kehendaknya sendiri.     

Pelan-pelan ia membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Seluruh tubuhnya kaku dan pegal walaupun Mihai tidak memahami alasannya menjadi seperti itu.     

"DAA!"     

Tiba-tiba, segumpal makhluk hidup yang mungil tapi berat menyerang dadanya, memaksanya membuka mata sesaat itu juga. Seluruh tubuhnya dipaksa bergerak, menghasilkan bunyi kertak yang keras pada sendi-sendi tubuhnya.     

"Li—Livi?" Ketika ia melihat sosok mungil yang ternyata adalah buah hatinya, Mihai segera memanggilnya. Suaranya parau dan tenggorokannya kering bagaikan padang gurun.     

Liviu mengangkat wajahnya yang sudah basah oleh air mata. "Da! Da!" serunya bahagia.     

"Mihai!"     

"Mihai kau sudah bangun?!"     

"Apa kau tidak apa-apa? Ada yang sakit?"     

Tiga sosok ikut muncul di atas pandangannya. Itu adalah Ioan, Viorel, dan Steve. Mereka bertiga memandangannya dengan ekspresi lega sekaligus cemas. Mata Ioan sudah berkaca-kaca dan hampir meneteskan air mata.     

Mihai mengerjap beberapa kali. Ia menyebarkan pandangan, mengamati sekelilingnya yang tidak lagi asing. "Ini … kamar Luca?"     

Ioan segera membantu Mihai bangun dan menyandarkan punggungnya pada bantal empuk.     

"Ya ini kamar Tuan Luca. Kau sudah tertidur selama hampir tiga hari!" ujar Ioan yang mulai tidak bisa menahan emosinya.     

Viorel tidak mengatakan apa-apa tapi terlihat jelas dari ekspresi wajahnya bahwa ia sangat terharu. Di belakang mereka, Steve menepuk-nepuk bahu keduanya.     

Mihai memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut. "Mengapa aku bisa tertidur tiga hari? Apa yang—"     

Peristiwa penculikan dirinya tiba-tiba terputar kembali di benaknya. "Ah! Bagaimana dengan Luca? Apakah dia terluka?!" tanyanya cemas.     

Ia berusaha untuk keluar dari gedung auction itu agar para penjahat itu tidak berhasil menjebak dan melukai Luca tapi … ingatannya terputus di tengah pertarungan intens dengan para penjaga.     

Kaki Mihai sudah mau berlari mencari Luca jika Ioan tidak buru-buru menghentikannya.     

"Dia tidak apa-apa. Seharusnya kau mencemaskan dirimu terlebih dahulu sebelum orang lain! Kau tahu betapa khawatirnya aku ketika melihatmu terluka begitu parah hingga harus tertidur selama tiga hari?!" Ioan memukul bahu Mihai dengan marah. Ia sudah mau mengomeli Mihai panjang lebar tapi ia urungkan setelah menyadari bahwa Mihai baru saja bangun dan masih butuh istirahat.     

Di sisi lain, Mihai tidak begitu menghiraukan omelan Ioan. Ketika ia mendengar Luca tidak apa-apa, ia sudah puas dan lega.     

Pandangannya bertemu dengan Liviu yang masih menempel erat di dadanya. Sepasang mata bulat besar itu berkaca-kaca.     

Hati Mihai tersayat-sayat melihat keadaan putranya. Ia telah membuat Liviu sangat cemas di usia yang begitu belia. Ia mengelus kepala Liviu dengan lembut seraya mengusap bulir air mata yang jatuh di pipi tembamnya. "Maafkan Papa ya. Papa sudah membuatmu khawatir."     

"Da!" Liviu memaafkannya dalam sekejap. Ia mengeratkan pelukannya pada dada Mihai lalu menggesekkan wajahnya di atas kain pakaian sang papa dengan manja. "Da!" panggilnya lagi kali ini sudah tersenyum lebar.     

Mihai tertawa kecil sambil masih mengelus buah hati kecilnya.     

Keluarganya di sampingnya juga kembali terhangatkan oleh pemandangan yang indah dari papa dan anak itu, tersenyum lebar sambil mengusap air mata yang hampir jatuh.     

"Aku akan memanggil Albert untuk mengecek keadaan Mihai," ucap Steve setelah keheningan beberapa saat.     

Mihai menoleh, ingin mengucapkan terima kasih tapi ucapannya tersendat di tenggorokan. Matanya mengamati sosok tiga orang itu dan pemandangan di dalam mimpinya kembali terngiang.     

"Ah!"     

Semua orang tersentak kaget oleh seruannya.     

"Ada apa, Mihai?"     

"Aku … aku melihat mimpi yang sangat panjang dan di sana ada Papa, Kak Cezar kecil, dan Kak Vio kecil, lalu ada Paman Steve di sana. Anehnya, di dalam mimpi itu, Paman Steve adalah ayahku." Semakin ia menceritakannya, ia merasa bahwa mimpinya benar-benar aneh membuatnya tertawa.     

Namun, ketiga lainnya yang mendengarkan memasang ekspresi wajah serius.     

"Eh? Ada apa? Apakah ada yang salah dengan mimpiku?"     

Ioan menangkup erat tangan Mihai dengan kedua tangannya. Ia berbicara dengan mata menatap lurus pada Mihai. "Ada yang ingin Papa ceritakan setelah Tuan Albert selesai mengecek keadaanmu."     

Melihat betapa seriusnya papanya itu, Mihai secara otomatis mengangguk ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.