This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kau sedang Bermain-main Denganku?! (1)



Kau sedang Bermain-main Denganku?! (1)

0"Asaka Viorel! Kau akan mati hari ini, Bangsat!"     
0

Segerombolan half-beast entah sejak kapan telah mengelilingi area itu, masing-masing membawa pemukul berbahan besi di tangan. Tatapan penuh kebencian menusuk Viorel tanpa ampun.     

Meskipun begitu, Viorel tidak terintimidasi sama sekali.     

Amarahnya berkobar karena telah disela dan duelnya diganggu. Ia meluncurkan tatapan lebih tajam dan lebih ganas lagi kepada gerombolan itu membuat mereka merasakan dingin di tengkuk. Tentunya mereka tidak akan mundur karena hal itu hanya akan mencoreng wajah mereka jadi mereka tetap berakting kuat dan berani.     

"Mati?" Viorel meludah lalu mendongakkan wajah dengan angkuh. "Siapa kau hingga bisa menentukan panjang umurku, hah?!"     

Aura Viorel sangat mengancam, mengintimidasi gerombolan tersebut.     

Hanya untuk bernapas saja menjadi sulit. Namun, mereka tidak akan mundur. Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk mengejek.     

"Dasar jalang! Enak sekali ya bisa menggunakan wajah manismu itu untuk menggaet manusia kaya! Kasih tipsnya dong biar kita bisa panjat sosial sepertimu!"     

Manusia yang dimaksud mereka adalah Silver karena Silver menyamarkan identitasnya. Mendengar itu, Silver mengernyit kecil tapi tidak mengatakan apa-apa.     

Biasanya gerombolan tersebut akan langsung tertawa terbahak-bahak sebagai respons. Namun kali ini, semuanya tercekat di tenggorokan. Warna meninggalkan wajah mereka.     

Walaupun bertubuh mungil dan hanya sendirian di tengah gerombolan, aura membunuh Viorel semakin kuat. Padahal ia hanya berdiri diam tapi para gerombolan itu merasa dapat melihat akhir dari hidup mereka.     

Viorel paling benci ketika wajah cantiknya itu di bawa-bawa. Lantaran, ia telah mendapatkan begitu banyak waktu sulit karenanya.     

'Gerombolan ini juga salah satu dari mereka?' Duga Viorel yang akhirnya paham mengapa para half-beast ini mencari masalah dengannya tanpa angin tanpa hujan.     

Di masa sekolahnya, ia sering diejek dan dibuli, tidak hanya karena kondisi keluarganya yang tidak biasa, juga karena perawakannya yang kecil dan cantik dimana itu sangat tidak sesuai dengan spesiesnya yang seharusnya ganas dan tangguh.     

Semua ini dimulai oleh satu teman sekelasnya yang juga spesies harimau tapi terlihat sangat tangguh walaupun di usia belianya itu.     

Awalnya, Viorel mengabaikannya bukan karena ia takut tapi ia tidak ingin memberikan masalah kepada papanya yang sudah mendapatkan banyak kesulitan dari penduduk sekitar.     

Pembulian half-beast usia belia juga tidak ada apa-apanya. Palingan hanya mencoret mejanya, menghilangkan buku catatannya, atau gangguan ringan semacam itu. Viorel masih bisa menahan diri tanpa tahu bahwa keputusannya untuk tidak membalas hanya akan menambah intensitas keparahan gangguan yang akan ia dapatkan.     

Seiring bertambahnya usia, pembuliannya pun menjadi semakin parah, semakin mengancam kesehatan fisik Viorel.     

Awalnya Viorel masih menahan diri dan menerima semua pukulan dan cemoohan. Namun, semuanya mencapai batas ketika para pembuli itu mulai merambah ke hal-hal seksual.     

Di usia remaja seperti itu, para half-beast mulai memahami yang namanya masa kawin dan seks. Hubungan asmara pun menjadi populer di kalangan usianya.     

Walaupun terbuli, kecantikan Viorel berada di level yang berbeda. Tidak ada yang bisa mengalahkannya dan para pembuli itu pun mulai menargetkan Viorel untuk pemuasan gairah.     

Ketika Viorel tiba-tiba diikat di dalam gudang sekolah dan hampir dijadikan alat pemuas secara bergilir kepada puluhan half-beast pembuli itu, Viorel tidak lagi bisa berlagak submisif.     

Hari itu, tidak ada satu pun dari pembuli tersebut yang masih memiliki kesadaran saat ambulans datang.     

Oleh karena kesalahan ada pada para pembuli, Viorel hanya dihukum tinggal di rumah selama satu bulan.     

Tidak hanya itu, efek dari kecantikan tak manusiawi Viorel membawa masalah yang lebih besar lagi dan statusnya bergerak dari target bulian menjadi target balas dendam dan ditakuti sekaligus menjadi target seksual.     

Tentunya Viorel bisa mengalahkan mereka semua. Ia bahkan menjadi yang terkuat di sekolah pada jamannya. Namun, reputasinya tidak pernah membaik. Semua orang masih mencemoohnya dan bahkan banyak yang masih berani melecehkannya.     

Para half-beast ini pasti bagian dari kelompok yang mengganggunya dulu. setelah 6 tahun pun mereka masih menyebalkan seperti segerombolan semut.     

Viorel mendecakkan lidah sembari mengorek lubang telinganya dengan bosan. "Kau harus bayar jika ingin mendapatkan tips dariku. Harganya mahal," balasnya meremehkan.     

Para half-beast itu tersulut emosinya dan segera menyerang Viorel.     

Bak!     

Buk!     

Prak!     

Dalam sekejap mata, puluhan half-beast telah terkapar di atas tanah. Semua senjata besi yang mereka bawa telah dibengkokkan oleh Viorel hanya dengan kekuatan tangannya.     

Silver tidak bisa tidak terpesona oleh pemandangan bertarung pria mungil itu yang begitu elegan dan perkasa.     

Bayangan seorang pria harimau mungil berseragam kumal yang bertarung di tengah lapangan rumput luas kembali terngiang di otaknya, menyatu dengan sosok yang ada di hadapannya sekarang. Rasa rindu memenuhi hatinya.     

'Dia tidak berubah sama sekali,' pikir Silver tanpa sadar tertawa kecil.     

"Woi! Apa yang kau tertawakan?! Masalahku denganmu belum selesai!" Kontras dengan aura hangat nan lembut di sekitar Silver, aura disekitar Ioan sangat mencekam. Jika aura memiliki bentuk, itu pastinya berbentuk ribuan duri dan siapa saja yang mendekat akan langsung berdarah oleh tusukan duri itu.     

Silver berpikir sejenak. 'Seperti landak ….' Entah mengapa bayangan landak itu begitu imut di dalam otaknya.     

Jika Viorel tahu, ia sudah akan menerkam Silver bulat-bulat.     

Dengan langkah besar-besar, Viorel mendekati Silver. Tanpa basa-basi, ia menarik kerah pakaian Silver, memaksa pria jangkung itu membungkuk hingga pandangan mereka bertemu.     

"Kau berani-beraninya menahan diri saat berduel denganku. Jangan meremehkanku, Tiang Listrik!"     

Silver tidak menjawab. Cara Viorel mengancamnya kali ini mengingatkan Silver pada anjing kecil yang sedang menggeram penuh kewaspadaan. Semburat merah samar-samar menyelimuti pipinya. "Imut …."     

"HAH?!" Kata kedua yang paling Viorel benci selama hidupnya adalah imut! Kesabarannya langsung hilang. Tangannya yang menarik kerah Silver hampir melempar tubuh jangkung itu ke lantai jika Silver tidak segera menggenggam kedua tangan Viorel.     

Viorel salah tingkah. Kedua tangannya yang juga mungil telah terselimuti seluruhnya di dalam telapak tangan Silver yang lebar.     

Walaupun amarahnya masih meledak-ledak, pergerakan yang tiba-tiba ini membuat Viorel tidak tahu harus melakukan apa.     

"A—apa yang kau lakukan?"     

Viorel ingin mengirimkan tatapan penuh ancamannya tapi ia kembali di serang oleh kelembutan ekspresi wajah Silver. Kehangatan yang tersalurkan dari telapak tangan lebar itu membuat suhu tubuh Viorel naik. Jantungnya mulai berdegup lebih kencang.     

Mungkin ini pertama kalinya ia benar-benar mengamati wajah Silver.     

Pria jangkung berambut abu-abu mengkilap itu, jika Viorel mau jujur, memang sangat tampan. Sepasang mata lancip yang tegas dengan iris merah gelap yang menawan. Terdapat secercah warna jingga bercampur di dalam irisnya. Struktur hidung yang mancung dan bibir tipis yang seksi. Garis wajahnya pun tegas dan kuat menambahkan kegagahan dan keindahannya.     

Dibandingkan seluruh pria yang pernah Viorel temui, Silver berada di posisi nomor 1, bahkan mengalahkan ketampanan Luca Mocanu. Setidaknya begitulah menurut Viorel.     

Otaknya mulai bergerak liar ke dalam fantasinya. Silver adalah referensi yang bagus untuk novel romansanya membuat Viorel semakin bersemangat.     

Ia tidak lagi menghiraukan respons panas tubuhnya yang selama ini hanya pernah ia rasakan pada satu orang. Amarahnya juga sudah padam karena keasyikannya itu.     

Silver menyadari bahwa pikiran Viorel telah tidak ada di dunia nyata.     

Sengaja, ia melingkarkan lengannya pada pinggang Viorel lalu menariknya hingga tubuh mungil itu terangkat. Kaki Viorel tidak lagi menginjak tanah dan sekarang berada di dalam pelukan Silver.     

"A—apa yang kau lakukan?! Turunkan!" Viorel berusaha meronta tapi perkataan Silver selanjutnya begitu mengejutkan hingga membekukan pergerakannya.     

"Asaka Viorel, aku mencintaimu. Maukah kau berpacaran denganku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.