This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Kau sedang Bermain-main Denganku?! (2)



Kau sedang Bermain-main Denganku?! (2)

0"Asaka Viorel, aku mencintaimu. Maukah kau berpacaran denganku?"     
0

Setelah menyiapkan hatinya begitu lama, akhirnya Silver berhasil mengungkapkan perasaannya. Ia begitu gugup hingga suaranya sedikit pecah.     

Sepasang iris bulat kuning kemerahan itu terbelalak lebar. Mulutnya ternganga lebar tapi tidak ada kata-kata yang sanggup keluar sebagai balasan.     

Jantung Silver berdegup sangat kencang hingga terasa akan rusak. Ia cemas sekaligus gugup menanti jawaban dari Viorel.     

Keringat dingin membasahi tangannya. Takut kekuatan tangannya tiba-tiba melemah, ia pelan-pelan menurunkan Viorel agar kembali berdiri di atas tanah.     

Viorel mengikuti dengan patuh. Tatapan matanya belum bisa terlepas dari wajah Silver.     

"..."     

"..."     

Keheningan melanda untuk beberapa saat. Hanya bunyi semilir angin dan gesekan dedaunan yang terdengar di sekitar mereka.     

Ekspresi terkejut di wajah Viorel berangsur-angsur hilang. Sebagai gantinya, alis tipis berbentuk tajam miliknya mulai mengkerut dalam. Matanya menyipit tajam dan sudut bibirnya mulai jatuh ke bawah.     

"Kau sedang bermain-main denganku?!" Viorel marah dan tanpa aba-aba, ia meluncurkan satu tonjokan pada pipi Silver.     

Silver yang tidak mengharapkan serangan itu belum siap dan langsung jatuh tersungkur di atas tanah. tonjokan itu sangat berat.     

Napas Viorel memburu. Wajahnya merah padam dan tatapannya begitu tajam hingga menusuk ke tulang.     

Walaupun Viorel adalah seorang novelis romansa, ia tidak suka mendengar seseorang menyatakan suka kepadanya karena ia yakin itu bukan perasaan yang murni seperti semua yang ia alami di masa lalu.     

"Jika kau mengucapkan hal itu sekali lagi di depan wajahku, itu akan menjadi hari terakhir hidupmu, camkan itu!"     

Viorel menghentakkan kakinya, berbalik lalu pergi dari situ. Ia bahkan tidak ingat dengan barang belanjaannya yang tergeletak di sudut area tersebut ….     

*****     

"Tuan ke mana? Ini sudah malam dan dia masih belum pulang! Ponselnya juga tidak diangkat!" Mugur berjalan mondar mandir di ruang tamu kediaman pribadi Silver dengan ponsel terletak di telinganya. Ia tanpa menyerah menelepon sang jenderal kepolisian.     

Ia sebenarnya ingin menemani Silver menuju kediaman Luca Mocanu pagi itu tapi pekerjaan kepolisian belakangan ini sangat banyak di tengah sumber daya manusia yang kurang jadi Mugur tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya.     

Oleh karena keadaan yang berbahaya yang mengancam kepolisian, setiap anggota dari pangkat terendah hingga tertinggi harus melaporkan keberadaannya setiap satu jam sekali untuk memastikan mereka semua masih baik-baik saja. Namun, tuannya sudah hilang kabar sejak siang hari tadi.     

Hal ini membuat Mugur begitu cemas hingga ia merasa rambut putihnya bertambah banyak.     

"Aduh Tuan ke—"     

Bunyi pintu yang dibuka kemudian ditutup kembali menyela ucapannya. Mata Mugur berbinar bahagia.     

Ia buru-buru keluar dari ruang tamu, menuju pintu masuk. Melihat bahwa sosok sang tuan benar ada di sana memberikan kelegaan. Namun, sebelum ia sempat menyampaikan keberatannya atas perilaku tidak bertanggung jawab atasannya itu, Mugur mendapati lebam di pipi kiri Silver membuat jantungnya mencelos.     

"Tu—Tuan! Siapa yang menyerangmu?!" Kedua tangan Mugur yang terangkat bergemetar hebat.     

Pria tua ini, selain merupakan asisten pribadi Silver, juga pengasuh Silver sejak ia menjadi bagian dari keluarga besar Mocanu yang agung. Mugur telah menjaga Silver dengan penuh kehati-hatian bagaikan Silver adalah harta berharga jadi melihat adanya lecet di permukaan harta itu membuat ia merespons dengan lebay.     

"A—aku akan memasukkan orang itu ke penjara dan menyiksanya!"     

Silver buru-buru menghentikan pria tua itu. Ia sangat menghargai bagaimana pria tua ini menyayanginya bagaikan anaknya sendiri tapi terkadang semuanya terlalu berlebihan. "Tidak perlu. Ini … karena salahku."     

Mugur mengernyit. "Salah Tuan? Jika Tuan salah pun, tidak ada yang bisa berlaku seperti ini kepada Jenderal Kepolisian Kota Rumbell! Ia patut dihu—"     

Silver tiba-tiba tertawa kecil, bukan tawa bahagia tapi tawa yang membawa kesedihan dan cemoohan terhadap diri sendiri. "Yang berpikir seperti itu hanya Paman Mugur."     

Mugur buru-buru menutup mulutnya. Dalam hati, ia mengutuk mulut tuanya yang tidak bisa memilih kata-kata yang tepat itu.     

Walaupun berstatus kepala keluarga Mocanu sekaligus Jenderal Kepolisian, di mata para incubus, Silver memiliki posisi yang lebih rendah dari pada para pebisnis kaya kaum manusia. Perlakuan yang menyebabkan satu lebam saja sudah harus disyukuri.     

Hati Mugur sakit ketika mengingat semuanya.     

Silver menghela napas. "Sudahlah. Aku akan istirahat. Paman juga selamat beristirahat."     

"Ba—baik Tuan! Selamat beristirahat!" Mugur buru-buru membungkuk dalam dan mempersilahkan Silver untuk berjalan melewatinya.     

Mugur menatap punggung lebar itu yang terlihat sangat kesepian dengan pahit. Ia telah tanpa sadar menggali kembali luka yang telah Silver kubur dalam-dalam. Ia akan menghukum dirinya sendiri setelah kembali ke rumahnya.     

Namun, ia tetap tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa sang tuan pulang dengan luka di wajahnya.     

Sejak sang tuan menjadi kepala keluarga, setidaknya penganiayaan fisik terhadap Silver telah berhenti seluruhnya karena meninggalkan bukti di fisik hanya akan membahayakan posisi mereka jika Luca mengetahuinya.     

Jadi Mugur tidak habis pikir siapa yang begitu berani menyerang Silver seperti sekarang.     

"Apa dia cari mati?"     

Selain itu, sang tuan juga terlihat sedih ketika mengatakan bahwa semua ini adalah kesalahannya. 'Siapa yang bisa membuat tuannya berekspresi seperti itu?'     

Bahkan, Mugur yang selalu berada di sisi sang tuan sangat sulit mendapatinya berekspresi.     

Ia bersumpah akan menemukan orang kurang ajar ini yang tidak hanya melukai sang tuan secara fisik, bahkan secara mental!     

*****     

Silver keluar dari kamar mandi, berbalut piyama sederhana dengan bahan yang lembut dan nyaman. Biasanya setelah mengenakan pakaian berbahan lembut seperti itu akan cukup untuk menghibur hatinya yang sakit.     

Sepertinya hari ini tidaklah begitu.     

Kelembutan pakaiannya tidak cukup untuk mengobati sakit hatinya.     

Silver naik ke atas tempat tidur yang juga dibungkus oleh seprai berbahan lembut dan empuk.     

Tidak seperti kamar tidur pria pada umumnya, di atas tempat tidur itu, tersebar berbagai boneka dalam ukuran yang berbeda-beda, dari yang sebesar telapak tangan hingga yang sebesar makhluk hidup.     

Silver menarik yang berukuran paling besar dan membenamkan dirinya ke dalam empuknya tubuh boneka itu. Namun, seberapa lama ia melakukannya, suasana hatinya tetap buruk.     

"Hah …."     

Penolakan Viorel benar-benar membuatnya down.     

Setelah Viorel pergi, Silver tetap duduk di tanah hingga berjam-jam, merenungkan apa yang sedang terjadi.     

Pada akhirnya, ia menyadari kesalahannya.     

Seharusnya ia tahu Viorel membenci hal-hal seperti itu.     

Hanya saja, ia mengira Viorel telah berubah karena sekarang ia menjadi novelis cerita romansa. Tidak ia pikirkan, walaupun pria mungil itu mampu menulis berbagai adegan romansa yang cukup membuat Silver agak panas dingin, Viorel tetap anti yang namanya percintaan.     

Silver melirik rak buku kecil yang hanya berisi beberapa buku. Semuanya adalah novel karya Viorel.     

Silver masih ingat ketika pertama kali melihat nama pena Viorel, Forsythia, ia langsung membelinya tanpa basa-basi.     

Ia berpikir bahwa tidak mungkin Viorel menjadi seorang penulis novel tapi ia tetap mengumpulkan semua novel buatan Forsythia itu. Tidak ia sangka, ternyata buku-buku itu benar-benar karyanya.     

"Kalau aku tahu dia masih anti cinta, aku tidak akan pernah mengucapkannya … hah …."     

Penyesalan selalu datang terlambat.     

Semuanya telah dilakukan dan sekarang sudah bisa dipastikan, Viorel tidak akan mau bertemu dengannya lagi. Mungkin menatapnya saja pria itu enggan.     

Silver mengeratkan pelukannya pada boneka.     

Ia tidak ingin hubungannya dengan Viorel berhenti sampai di sini saja. Padahal setelah 9 tahun, akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan Viorel ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.