Menjalin Cinta Dengan Paman

Visi yang Indah Berubah Menjadi Gelembung?



Visi yang Indah Berubah Menjadi Gelembung?

0Ai Rui tidak mengatakan apa pun. Namun setelah berhasil mencerna semuanya, dia langsung bergegas naik untuk mencari informasi. Pria itu pergi mencari staf bandara dan bertanya apakah dia salah dengar, apakah berita itu benar.     
0

'Apakah pesawat penumpang Z-731 yang ditumpangi Nona Kecil benar-benar meledak…'     

Namun, pada momen itu, Ai Rui seperti merasa kalau kakinya nyaris tidak bisa berjalan lagi. Itu adalah pertama kali hatinya terasa begitu tegang, gelisah. Bahkan saat berbicara, suaranya sedikit bergetar.     

"Halo… aku ingin bertanya, apakah pesawat yang mengalami musibah itu…"     

Ai Rui baru saja berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi staf bandara langsung berkata, "Dini hari tadi pesawat penumpang Z-731 yang terbang dari Negara Z telah hancur, Tuan. Maaf, kami sangat berduka. Namun, kami akan melakukan yang terbaik untuk pencarian dan penyelamatan…"     

"Tidak, tidak, aku hanya ingin tahu… di pesawat itu, ada siapa saja? Di pesawat…"     

'Bagaimana kalau Nona Kecil tidak naik pesawat itu?'     

'Meskipun kemungkinannya sangat tipis…'     

Namun detik berikutnya, Ai Rui melihat berita di layar menampilkan foto-foto para penumpang. Pria itu pun membuka mulutnya, tetapi sepatah kata pun tidak dapat diucapkannya.     

Pada layar yang besar itu ditampilkan foto penumpang yang sebagian besar adalah orang dari Negara M dan Negara Z. Sedangkan penumpang dari negara lain jumlahnya tidak banyak. Mereka terdiri dari bayi sampai orang tua berumur 80 tahun, ada orang-orang dari segala usia.     

Namun, hanya ada satu foto seorang gadis muda dengan senyuman tipis di sudut bibirnya yang sangat menarik perhatian karena wajahnya yang murni dan cantik.     

Begitu melihatnya, mata Ai Rui langsung terkejut! Dia cepat-cepat menoleh untuk melihat bos mereka. Ketika mendapati Bo Yan sedang berdiri di tengah kerumunan orang, hatinya bergetar.     

Orang berlalu-lalang di bandara. Tidak sedikit orang yang berhenti dan terkejut saat melihat berita di layar itu. Apalagi saat melihat foto-foto korban, banyak yang langsung menangis dengan sedih.     

Begitu Ai Rui menoleh, dia melihat Bo Yan hanya terdiam. Pria itu tidak bergerak di tengah kerumunan.     

Sosok hitam, ramping dan tampan itu bagaikan sebuah patung yang sunyi, berdiri begitu saja di sana. Warna putih hampir transparan yang tidak normal merona di wajahnya.     

Beberapa kali ada seseorang yang tidak sengaja menabrak Bo Yan dari belakang yang membuat kakinya sedikit terhuyung ke depan. Orang itu pun bergegas meminta maaf, tetapi dia seperti tidak mendengarnya.     

Sejak awal sampai akhir, mata Bo Yan yang sipit dan jernih itu terus memandang ke arah layar. Mata itu, seperti memancarkan sedikit sorot tatapan yang tampak kebingungan.     

Benar, kebingungan. Sorot mata yang sebelumnya tidak pernah terlihat dari Bo Yan.     

Bukan tercengang, bukan terkejut, tapi sama sekali tidak bisa memahami apa yang terjadi. Bo Yan tidak bisa percaya. Lebih tepatnya, dia mungkin tidak mau memahaminya, tidak mau menyelidikinya lebih dalam.     

Sepertinya, Bo Yan takut kalau dirinya tidak akan sanggup menanggung fakta setelah mengkonfirmasi semua itu…     

Ai Rui berjalan kembali, bibirnya bergerak-gerak. Setelah waktu yang lama, barulah dia mengucapkan satu kata, "Bos…"      

"Kapan dia turun dari pesawat…?" Bo Yan bertanya dengan suara yang seakan tenang.     

Raut wajah Ai Rui pung langsung berubah, "..."     

"Apakah hotel sudah dipesan? Dia sebentar lagi turun dari pesawat dan akan langsung pergi ke hotel."     

"Selain itu, jangan lupa minta pihak hotel untuk menyiapkan sup kepala ikan yang disukainya."     

"Batalkan semua agenda terbaru untuknya, aku ingin mengajaknya berkeliling di sini."     

Mendengar perkataan Bo Yan itu, seketika Ai Rui mengerjap-ngerjapkan matanya yang sedikit basah. Dia berusaha menahan rasa sedih di dadanya dan memalingkan pandangan.     

Bo Yan mungkin akan gila…     

Sudah lebih dari sepuluh tahun...     

Bagaimana mungkin Ai Rui dan yang lainnya tidak tahu bahwa di dalam hati bos mereka selalu ada seseorang yang selama lebih dari sepuluh tahun diam-diam dicintai dan dijaganya? Namun sebelum hal ini terjadi, Bo Yan juga akhirnya bersukacita, An Ge'er akhirnya mau mengambil langkah menuju ke arah bos mereka.     

Sebelumnya, Ai Rui sangat senang. Meski masih ada banyak rintangan di belakang, setidaknya dia berpikir Bo Yan tidak sendirian lagi. Dia berpikir bosnya dan Nona Kecil akan mempunyai sebuah masa depan yang indah.     

Namun siapa sangka sebuah bencana penerbangan mengubah semua visi yang indah itu menjadi gelembung…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.