Menjalin Cinta Dengan Paman

Pesawat Meledak di Langit



Pesawat Meledak di Langit

0Bagaimanapun, pengakuan itu saja cukup untuk membuat orang terkejut dan tidak bisa berkata-kata.     
0

Jika wanita tua itu benar-benar merupakan Duchess dari keluarga Roman, berarti bisa dikatakan bahwa ibu dari Perdana Menteri negara Y sedang berdiri di depan An Ge'er dan Fu Jiu.     

Sebenarnya, yang paling mengejutkan An Ge'er adalah pesawat biasa. Siapa pun tidak akan mengira bahwa di dalam sebuah pesawat penumpang yang biasa itu ternyata ada seorang tokoh besar.     

Sementara An Ge'er masih terkejut, Fu Jiu tertawa ringan sambil berkata, "Baiklah, tapi tidak peduli apakah kamu adalah Mama Perdana Menteri atau bukan, dalam menghadapi hidup dan mati, ingatlah bahwa kamu tidak lebih dari manusia biasa. Ayo! Kalau saat terjun payung nanti kamu tidak bisa bertahan dan tewas, jangan salahkan aku."     

Jika dilihat dari sikap santainya, Fu Jiu jelas telah mengetahui status wanita tua ini.     

Sesaat kemudian, Fu Jiu membawa Duchess dari keluarga Roman itu untuk bersiap melakukan terjun payung. Namun, dia berpikir lagi dan kembali untuk mencari An Ge'er.     

Fu Jiu tidak tahu apakah dirinya yang hina atau bagaimana, An Ge'er sudah berkata kalau dia tidak ikut, tapi dia masih ingin bertanya kepada gadis itu. Fu Jiu ingin memastikan bahwa gadis yang disukai oleh Rong Bei itu tidak menyesal dengan keputusannya.     

Seandainya An Ge'er mengatakan bahwa dia menyesal dan berubah pikiran, maka Fu Jiu masih punya kesempatan untuk membawa gadis itu pergi.     

Fu Jiu tidak kekurangan uang dan kekuasaan, dia merasa tidak perlu atau harus menyelamatkan ibu dari seorang Perdana Menteri.     

Namun, hasilnya tidak di luar dugaan. Pada akhirnya, bujukan Fu Jiu sia-sia dan An Ge'er tetap memilih untuk tinggal.     

Kini, pesawat sudah turun hingga ketinggian 6.000 kaki. Kalau tidak segera terjun, itu akan berbahaya. Bagaimanapun, Fu Jiu sudah melakukan yang terbaik untuk mengajak An Ge'er. Namun pada akhirnya, dia tetap membawa si wanita tua untuk terjun payung.     

Sementara itu, di luar warna langit berubah. Ufuk Timur sudah mulai terang. Mungkin waktu sudah menunjukkan sekitar pukul dua atau tiga pagi.      

An Ge'er melihat Fu Jiu melompat dari pesawat melalui monitor. Matanya berkilat, dia menarik napas dalam-dalam tanpa mengatakan apa pun, lalu menutup pintu pesawat dalam diam.     

***     

Di luar pesawat, di langit.     

Sebuah titik hitam tiba-tiba muncul di langit fajar. Sedekah semakin dekat dan tampak jelas, itu adalah dua orang yang terjalin erat menjadi satu. Fu Jiu di atas dan wanita tua itu di di bawahnya.     

Fu Jiu tidak pernah mengira bahwa dia akan melakukan terjun payung dengan wanita tua yang awalnya bertengkar dengannya dan tidak disukainya itu.     

'Sungguh, hal-hal di dunia sulit diprediksi!'     

Wanita tua itu memejamkan matanya rapat-rapat, aliran udara yang kuat berembus di wajahnya sampai hampir membuatnya berubah bentuk. Akhirnya, setelah penurunan cepat, parasut tiba-tiba terbuka, keduanya pun perlahan-lahan melayang di udara.     

Namun saat mereka baru saja bernapas lega, dari langit di kejauhan tiba-tiba terdengar suara ledakan yang memekakkan telinga…     

Suara itu membuat hati mereka tiba-tiba menegang!     

Mata Fu Jiu dan wanita tua itu langsung melebar. Mereka hanya melihat bola api yang meledak di langit yang jauh…     

Ekspresi wajah mereka berdua berubah.     

Pada saat yang bersamaan, di lubuk hati Fu Jiu hanya ada sebuah pikiran, 'Ini belum sampai setengah jam!'     

Api yang membumbung berubah menjadi asap tebal lalu memudar. Namun, pesawat itu tidak meledak seluruhnya. Terjadi ledakan di kompartemen belakang, tapi bagian depan masih bagus. Itu karena ide yang dipikirkan An Ge'er sebelumnya, memakai semua barang bawaan untuk memblokir bom dengan rapat dan mengurangi kekuatan ledakannya.     

Namun meskipun demikian, kegagalan pesawat tetap tidak dapat dihindarkan. Setelah ledakan, pesawat pun langsung jatuh dari ketinggian…     

Fu Jiu memejamkan matanya, dia tidak tega melihat adegan itu.     

'Kekasih kecil di hati Kakak Rong layu dan mati begitu saja… Bagaimana aku bisa memberitahukan hal ini kepadanya?'     

'Selain itu, tempat pendaratannya mungkin ada di sekitar markas kami?'     

Saat Fu Jiu menyentuh tanah, dia bergeas mengeluarkan komunikator dan menghubungi Rong Bei.     

Sementara itu, seluruh tubuh wanita tua itu lemas di tanah tanpa bisa berjalan selangkah pun. Setelah menyentuh tanah, barulah dia percaya bahwa dia benar-benar bertahan hidup. Berhasil bertahan di antara hidup dan mati.     

Fu Jiu tidak menghiraukan wanita tua itu. Begitu terhubung dengan markas, dia langsung mencari Rong Bei…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.