Menjalin Cinta Dengan Paman

Jane, Kamu Wanita?!



Jane, Kamu Wanita?!

0Sesaat, Su Chen tidak merespon…     
0

Bukan karena apa yang dikatakan An Ge'er, tapi karena suara yang dia dengar. Suara yang baru saja berbicara dengan Su Chen itu... jelas adalah suara wanita!     

"Kamu wanita?"     

Su Chen mengerutkan alisnya, akhirnya dia menanyakan apa yang dipikirkannya.     

"Kalau aku bisa bertahan hidup dan muncul di depanmu, bukankan lebih jelas kalau kamu melihatnya?"     

Mendengarnya perkataan An Ge'er, bibir Su Chen pun berkerut. Segera setelah itu, tanpa ragu-ragu lagi dia pun langsung menghubungi personel terkait untuk membuat persiapan. Kemudian, secepatnya memberikan kepada navigasi nirkabel An Ge'er.     

Tanpa peduli apakah orang yang menghubunginya itu benar-benar Jane atau bukan, Su Chen harus melakukan itu.     

Bagaimanapun, Jane sangat berarti bagi kelompok mereka. Jadi, mereka tidak bisa mengambil resiko. Sampai batas tertentu, mereka sudah menganggap Jane sebagai bagian penting dalam kelompok. Kalau dia benar-benar mati, maka akibatnya… benar-benar tidak bisa dibayangkan.     

An Ge'er pun dengan cepat menerima navigasi itu dan segera turun. Saat jalur pendaratan di bawah 8.000 kaki, dia mendapati bahwa Fu Jiu masuk ke ruang kontrol utama dan langsung menekan tombol merah.     

An Ge'er menatap Fu Jiu sambil mengerutkan kening, jelas tidak mengerti apa yang ingin dilakukan gadis itu.     

Namun sesaat kemudian, Fu Jiu memakai perlengkapannya, mengangkat alis dan melirik An Ge'er sambil bertanya, "Mau pergi denganku?"     

Sebenarnya, sampai detik itu, masih ada sedikit keraguan di dalam hati Fu Jiu. Namun, memakai satu parasut untuk dua orang akan sedikit berbahaya. Apalagi, dia berpikir An Ge'er tidak mempunyai pengalaman sama sekali.     

Fu Jiu merasa dirinya belum bisa menjadi orang yang semulia itu sampai rela membuat nyawanya sendiri terancam demi gadis yang disukai oleh Rong Bei. Namun tidak bisa dipungkiri, dia memang merasa sedikit kagum dengan An Ge'er.     

"Pergi?" An Ge'er melihat perlengkapan yang dipakai Fu Jiu dan dia pun segera sadar, "Kamu mau terjun payung?!"     

Fu Jiu mengeluarkan sebungkus permen karet, lalu membukanya dan memasukkannya ke mulut dengan santai sambil mengangguk. "Kalau tidak, lalu bagaimana?"     

Pada saat yang bersamaan, An Ge;er melihat bahwa pintu pesawat sudah perlahan-lahan terbuka dari layar kamera di ruang kontrol utama…     

Mata An Ge'er sedikit berkilat. Setelah beberapa saat, dia pun melontarkan beberapa kata dari mulutnya, "Kamu terjun sendiri saja."     

Kalau dipikir-pikir, An Ge'er merasa hal itu sedikit lucu. Awalnya, dia mengkhawatirkan keterampilan Fu Jiu…     

'Apakah akan berbahaya baginya menghadapi begitu banyak orang?'     

'Apakah kami akan mati bersama?'     

Setelah menemukan bahwa ada bom di pesawat, An Ge'er menjadi semakin khawatir.     

Namun, semua itu hanyalah pikirannya sendiri saja. Faktanya, Fu Jiu bukan hanya kompeten untuk melakukan semua hal seperti itu, tetapi juga telah melakukan persiapan menyeluruh saat melaksanakan tugas. Tidak diragukan lagi, dia adalah agen khusus.     

Apalah artinya ledakan? Sejak awal Fu Jiu sudah bersiap untuk pergi dari pesawat itu dengan terjun payung.     

Setelah mengetahui rencana Fu Jiu, An Ge'er tidak mempunyai maksud lain. Gadis itu hanya merasa bahwa sebelumnya pikirannya terhadap mereka terlalu sederhana.     

Namun jika harus selamat karena terjun payung dan meninggalkan orang lainnya di dalam pesawat, An Ge'er tidak akan melakukannya.     

An Ge'er tidak peduli jika orang lain menyebutnya orang suci atau bahkan menyebutnya tidak masuk akal. Baginya, semua tidak masalah.     

'Memangnya kenapa kalau sok hebat?'     

Orang dalam pesawat itu masih memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Tetapi kalau An Ge'er terjun payung bersama Fu Jiu, maka ratusan orang dalam pesawat itu... semuanya akan tewas.     

Tekad An Ge'er semakin kuat setelah dia melihat ada begitu banyak anak-anak, wanita, orang tua, dan pasangan suami istri suami istri di kabin tadi. Wajah mereka semua tampak panik dan ketakutan, tetapi sangat berharap masih ada keajaiban yang akan terjadi.     

Semua itu membuat An Ge'er berpikir bahwa dia tidak bisa lari begitu saja dan melihat mereka tewas tanpa melakukan apa-apa.     

Seandainya melakukan hal itu, maka mungkin An Ge'er tidak akan bisa merasakan kedamaian selama sisa hidupnya. Mungkin tidak apa-apa kalau dia tidak mempunyai kemampuan untuk itu, tetapi nyatanya dia mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan mereka semua.     

Meskipun harapannya sangatlah tipis, tetapi An Ge'er tidak mau menyerah begitu saja.     

Di sisi lain, Fu Jiu terdiam mendengarnya jawaban An Ge'er.     

Sebenarnya, Fu Jiu bahkan tidak tahu apa yang menggerakkan dirinya untuk membawa An Ge'er terjun bersamanya.     

'Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi gadis ini untuk tetap hidup, tapi dia menyerahkannya begitu saja?'     

'Apa dia sudah gila?!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.