Menjalin Cinta Dengan Paman

Terus Menunggu di Bandara



Terus Menunggu di Bandara

0Saat An Ge'er berlari ke ruang kontrol utama, Fu Jiu sudah menggerak-gerakkan bahu dan lehernya. Lalu, gadis itu pun langsung menerjang masuk ke dalam.     
0

An Ge'er tidak pernah begitu ingin untuk bertahan hidup seperti sekarang.     

Dia merindukan Bo Yan.     

Sebelumnya, An Ge'er juga belum pernah sekali pun begitu merindukan seseorang.     

Kerinduan An Ge'er begitu dalam. Seakan-akan kalau tidak merindukannya, maka dia takut tidak akan mempunyai kesempatan merasakan itu lagi.     

Pada situasi yang genting itu, An Ge'er berusaha menenangkan dirinya. Dia berencana untuk menghubungi stasiun navigasi darat dan memberitahu mereka bahwa terjadi pembajakan di pesawat. Kemudian, dia akan meminta bantuan untuk pencarian dan penyelamatan.     

Namun, An Ge'er tidak tahu…     

***     

Pada saat yang bersamaan di negara Z.     

Saat stasiun navigasi darat melihat bahwa pesawat berbalik dan terbang ke arah yang berlawanan, mereka mencoba menghubungi kapten serta awak pesawat. Namun, upaya itu selalu gagal. Mereka pun langsung bingung dan segera mengeluarkan peringatan darurat.     

Tidak perlu mengatakan hal lain tentang pesawat itu. Namun pesawat itu membawa seorang Duchess dari negara Z yang statusnya sangat terhormat!     

Statusnya bukan terbatas hanya pada itu saja. Namun karena itu adalah perjalanan yang tidak mencolok, jadi dia menaiki pesawat penumpang biasa.     

Berita tentang insiden yang terjadi pada pesawat itu pun langsung bocor. Pesawat melenceng dari rute dan tidak ada kabar dari kapten dan lainnya. Hal itu jelas sangat mungkin adalah pembajakan.     

Begitu berita itu muncul, negara Z seketika gempar.     

***     

Pada saat yang sama di kota A.     

"Apa kalian sudah mendengarnya? Terjadi sesuatu kepada pesawat yang terbang ke negara M."     

"Kacau! Situasi apa ini sebenarnya? Ada seorang temanku yang berada di pesawat itu, bagaimana ini…"     

"Sudah sepenuhnya hilang kontak. Kalau pembajakan, mungkin hidup dan mati orang-orang yang ada di pesawat tidak bisa diprediksi lagi..."     

Ah Dong tiba-tiba menerjang masuk ke kantor dan ingin mengatakan sesuatu dengan terengah-engah. Namun, dia melihat bahwa di kantor mereka Bo Yan sudah tidak ada orang. Hanya ada sekretaris yang sedang memilah darah.     

Pria itu pun mendongak menatap Ah Dong sambil berkata, "Presdir keluar, terbang dengan rute tercepat ke Los Angeles dengan pesawat khusus tiga jam yang lalu."     

'Tiga jam yang lalu…'     

'Kalau begitu, sekarang bos masih belum tahu tentang insiden yang dialami pesawat penumpang…'     

'Dia ingin datang lebih awal ke Los Angeles untuk menjemput Nona Kecil di bandara…?'     

Menyadari apa yang terjadi, tubuh Ah Dong tiba-tiba terhuyung.     

Tiba-tiba Ah Dong takut…     

'Apakah bos masih memiliki kesempatan untuk menunggunya…'     

Pesawat telah hilang kontak. Pesawat Z-731 yang menuju ke Los Angeles negara M.     

Saat Ah Dong mengetahui informasi itu, pikirannya langsung kosong. Jiwanya seperti telah terbelah oleh guntur dari langit dan terpisah dari tubuhnya.     

Seluruh tubuh Ah Dong terasa dingin.     

'Nona Kecil, dia naik pesawat itu…'     

Ah Dong tiba-tiba bahkan tidak berani memikirkan apa yang terjadi di pesawat itu. Seharusnya, dia juga ikut naik untuk melindungi An Ge'er, tapi akhirnya dia tidak naik ke pesawat itu…     

Ah Dong tidak berani memikirkan bagaimana nasib An Ge'er sekarang, hidup atau mati.     

Saat ini, Ah Dong ingin menampar dirinya sendiri dengan keras.     

'Mengapa aku tidak ikut naik ke pesawat?!'     

Ah Dong tidak sanggup menghadapi Bo Yan, tidak sanggup menghadapi An Ge'er.     

'Kalau benar-benar terjadi sesuatu kepada Nona Kecil…'     

Ah Dong berpikir jika hal itu benar-benar terjadi, maka dia tidak perlu hidup lagi. Bukan hanya karena dia merasa bersalah, tetapi Bo Yan juga pasti akan menembaknya.     

***     

Di pesawat.     

An Ge'er dengan hati-hati akhirnya sampai ke luar ruang kontrol utama. Gadis itu menduga kalau kapten dan pilot mungkin sudah terbunuh. Padahal, untuk keluar masuk ke ruang kontrol utama dibutuhkan password.     

Saat An Ge'er sedang mempertimbangkan apakah dia harus menembak kunci password itu, tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang menepuk bahunya…     

An Ge'er pun langsung berpikir cepat dan menoleh. Namun saat melihat orang yang datang di belakangnya, dia sedikit terkejut tetapi juga merasa lega. Gadis itu pun menarik napas yang panjang.     

'Sial.'     

'Membuatku kaget setengah mati saja.'     

"Bibi, mengapa kamu bisa berada di sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.