Menjalin Cinta Dengan Paman

An Ge’er Menembak dan Membunuh Orang



An Ge’er Menembak dan Membunuh Orang

0Jantung An Ge'er yang sedang bersembunyi di tempat aman tiba-tiba menegang.     
0

Orang itu jelas sudah menyadari apa yang terjadi di dalam dan bersiap untuk menembak…     

Melihat pemandangan itu, keringat dingin sudah muncul di dahi An Ge'er. Napasnya naik turun dan dia menggertakkan giginya. Gadis itu mengangkat senjata di tangannya, lalu membidik posisi orang itu…     

An Ge'er telah membuat suatu keputusan.     

Entahlah Fu Jiu di dalam masih hidup atau sudah mati. Namun jika orang itu menembaki sekeliling ruang yang kecil itu, maka tidak diragukan lagi nyawa Fu Jiu pasti akan melayang.     

Tidak ada lagi keraguan… An Ge'er sudah memutuskan untuk menembak.     

An Ge'er membidik kepalanya pria itu. Satu detik sebelum orang itu menarik pelatuk, jarinya sudah menekuk terlebih dahulu…      

"Dor!"     

Daya api dari senapan mesin itu sangat kuat. Jadi, tidak ada kemungkinan tidak kena. Seketika, kepala orang itu pun pecah terkena tembakan An Ge'er.      

Menyaksikan pemandangan itu dengan mata kepalanya sendiri, An Ge'er pun merasa perutnya bergolak. Rasa mual melonjak naik ke ulu hatinya.     

Setelah itu, An Ge'er kembali bersembunyi sambil menutup mulutnya. Tiba-tiba, matanya mulai memerah dan muncul butiran air. Pandangan gadis itu kabur.     

'Aku telah membunuh orang, aku benar-benar membunuh orang.'     

An Ge'er tiba-tiba membuang pistolnya, mengabaikan lengannya yang sudah mati rasa karena guncangan reaksi senjata itu. Dia berjongkok sambil menutup telinganya erat-erat dan memejamkan mata.     

Namun begitu menutup mata, gambaran darah dan kepala pecah itu justru muncul semakin jelas. An Ge'er tiba-tiba membuka matanya lagi, terengah-engah sambil memegangi perutnya yang mual. Pemandangan itu benar-benar terlalu berdarah dan mengerikan untuknya.     

Tanpa menunggu An Ge'er tenang, terdengar suara langkah kaki terburu-buru yang bergegas mendekatinya.     

Punggung An Ge'er pun menjadi dingin. Namun, dia sama sekali tidak bisa memedulikan rasa tidak nyaman di perutnya. Gadis itu bergegas mengambil kembali senjatanya, meletakkan kacamata hitam yang tergantung di pakaiannya ke lantai dan bergerak tanpa suara. Dia melihat bayangan orang yang terpantul di kacamatanya sambil menahan napas.     

Dari lensa kacamata, An Ge'er melihat dua orang berjas hitam menerjang ke arah toilet. Saat mereka melihat orang mati yang ada di depan toilet itu, sepertinya mereka mengira bahwa dia diserang oleh orang yang ada di dalam sana. Mereka pun langsung mengangkat senjata dan menembak ke dalam.     

Mata An Ge'er tiba-tiba terbelalak, wajahnya seketika memucat.     

'Tembakan yang begitu padat…'     

'Buruk, ini buruk.'     

'Fu Jiu ada di dalam.'     

'Dia… masih hidup atau sudah mati? Apakah dia masih bisa keluar hidup-hidup?'     

Setelah tembakan beruntun itu, pintu toilet tiba-tiba ditendang seseorang hingga terbuka. Di dalamnya, selain mayat di lantai, ada area di belakang pintu.     

Setelah itu pun terjadi tembakan gila lainnya. Sampai tidak lagi terdengar pergerakan apa pun, barulah salah satu dari mereka menendang pintu dan masuk sambil mengangkat senjata.     

Pada saat itu di balik pintu, Fu Jiu bersembunyi di belakang pria itu. Pria itu telah menjadi target dan hancur berlubang-lubang karena tertembak.     

Fu Jiu terus menyeretnya dan menjadikannya perisai, menggosokkan moncong senjatanya yang berwarna hitam di lehernya dan menaruhnya di posisi yang tersembunyi.     

Pria di luar masuk sambil mengangkat senjata dan melihat rekan mereka berdiri di pintu dengan leher miring. Namun, saat dia menemukan moncong senjata yang tersembunyi di lehernya, itu sudah terlambat.     

Begitu dia masuk, Fu Jiu langsung membidik dahinya dan menarik pelatuk. Setelah suara tembakan, ada lubang peluru berwarna merah darah di tengah dahi pria itu.     

Fu Jiu memakai mayat untuk menutupi dirinya dan membereskan sekaligus pria yang ada di luar.     

Akhirnya, Fu Jiu menyingkirkan mayat di depannya. Untuk sesaat, napasnya menjadi agak berat.     

Sekarang, Fu Jiu harus membunuh semua anggota BT dan mengambil cairan racun TT8.     

Namun pada saat yang bersamaan, juga harus ada seseorang yang mengubah lintasan penerbangan.     

Benar saja. Sekarang, di pesawat itu sudah tidak lagi terlihat awak kabin yang bergerak. Fu Jiu berpikir kelompok itu telah membuka identitas mereka dan sekaligus mengendalikan semua anggota kru pesawat.     

Saat ini di dalam pesawat…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.