Menjalin Cinta Dengan Paman

Perilaku Aneh Orang Asing



Perilaku Aneh Orang Asing

0Fu Jiu membeku sesaat, sudut matanya berkedut. 'Aku tidak berani ke toilet?'     
0

'Apa ini lelucon? Mana mungkin?!'     

Namun kemudian, Fu Jiu melirik arloji di pergelangan tangannya dan memaksakan diri untuk membuat suara seperti dengusan pelan dari hidungnya, "Iya, aku tidak berani."     

An Ge'er menatap Fu Jiu sekilas dengan tatapan bingung, dia ragu-ragu sejenak. Lalu, dia pun mengambil ranselnya dan berdiri untuk menemani gadis itu.     

Begitu mereka berdua pergi, wanita tua itu juga membuka matanya. Melihat Fu Jiu membawa An Ge'er ke toilet, hatinya entah kenapa merasa tidak tenang. Matanya berkilat, lalu dia pun diam-diam pergi mengikuti mereka.     

An Ge'er mengikuti Fu Jiu ke toilet. Namun, orang yang ada di dalam toilet tidak keluar dalam waktu yang lama.     

Saat melirik Fu Jiu yang ada di sampingnya, An Ge'er melihat gadis itu bersandar ke belakang dengan santai, kedua tangan memeluk dadanya. Ekspresinya yang datar itu tidak menunjukkan bahwa dirinya tengah terburu-buru sama sekali.     

An Ge'er sedikit mengangkat alisnya. Dia sudah berdiri dan menunggu di dekat toilet selama lebih dari sepuluh menit, tapi sampai sekarang, pintunya belum juga terbuka.     

'Apakah orang yang ada dalam sedang menguras ususnya?'     

An Ge'er ingin cepat-cepat kembali dan tidur.     

Detik berikutnya, akhirnya An Ge'er tidak tahan lagi. Dia pun maju tanpa izin dan mengetuk pintu, "Permisi, apakah ada orang di dalam?"     

Fu Jiu yang berdiri di belakangnya tiba-tiba membuka mata dan mengerutkan alisnya.     

Toilet itu tampak hening selama beberapa saat. Namun ketika An Ge'er akan membuka pintu, sesaat kemudian terdengar suara seorang pria dari dalam, "Maaf, sepertinya aku makan sesuatu yang membuat perutku sakit."     

An Ge'er agak tidak berdaya, dia hanya menjawab, "Baiklah."     

Setelah itu, baru saja akan berbalik untuk pergi, tiba-tiba An Ge'er seperti mencium bau yang aneh. Seketika, gadis itu pun sedikit menunduk, dia melihat di bagian kunci pintu ada sebuah lubang bundar kecil. Itu adalah ventilasi pembuangan, ada asap dari dalam yang mengalir keluar.     

Jelas bahwa ada orang yang sedang merokok di dalam toilet. Padahal, siapa pun tidak diperbolehkan merokok di pesawat. Itu sangat dilarang.     

Alis An Ge'er pun langsung berkerut kencang. Sesuatu melintas di sepasang matanya yang jernih dan menawan, kemudian dia pun berjalan ke samping Fu Jiu.     

Di luar dugaan, saat An Ge'er baru berjalan sebentar, pintu toilet di belakangnya telah dibuka. Seorang pria keturunan Asia yang mengenakan setelan hitam berjalan keluar.      

Pada saat yang sama, An Ge'er yang mendengar suara itu pun hendak menoleh. Namun detik berikutnya, Fu Jiu yang ada di samping membungkam mulutnya dan menariknya ke tempat tersembunyi.     

Jantung An Ge'er bergetar, matanya melebar. Dia ingin bersuara, tetapi dia mendengar suara wanita di belakangnya itu berbisik, "Kalau ingin mempertahankan nyawa kecilmu ini, jangan bersuara."     

An Ge'er bergegas mengangguk-anggukkan kepalanya. Namun di dalam hati, dia telah menganggap wanita itu sebagai penjahat.     

An Ge'er berpikir bahwa Fu Jiu adalah penjahat yang berkomplot untuk melawan dirinya. Namun detik berikutnya, dia melihat wanita itu membawanya ke tempat yang lebih tersembunyi. Kemudian, dia mengulurkan kepala dari tempat persembunyian mereka dan melihat ke arah pintu toilet.     

Tempat mereka bersembunyi itu adalah sudut mati. An Ge'er semula ingin mencari kesempatan untuk minta tolong. Namun ketika melihat orang yang keluar dari toilet, dia pun terkejut.     

An Ge'er melihat pria yang keluar dari toilet itu mengenakan setelan hitam. Dia jelas belum pergi, pandanganya terus melihat ke sekeliling dengan waspada. Pria itu juga memakai sarung tangan karet berwarna putih, tangannya memegang dua tabung reaksi biru kecil yang penuh dengan cairan.     

Setelah memastikan tidak ada orang lain dan memasukan cairan itu, dia pun melepaskan sarung tangannya dengan mudah dan memasukkannya ke dalam saku celana.     

Pada saat pria itu memasukkan sarung tangan karetnya, jejak darah berwarna merah cerah berkilat di udara.     

Setelah memastikan tidak ada masalah, pria itu meninggalkan pintu toilet. Namun setelah dia pergi, pintu toilet di belakangnya itu didorong seseorang dari dalam dan dikunci lagi.     

Melihat pemandangan itu, An Ge'er pun terkejut. Sebuah firasat buruk keluar secara spontan.     

'Darah, tidak salah lagi..'.     

'Itu memang darah.'     

'Pria itu berada di dalam toilet begitu lama, apa yang dilakukannya?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.