Menjalin Cinta Dengan Paman

Bertemu dengan Fu Jiu!



Bertemu dengan Fu Jiu!

0"Kamu bilang aku cari mati? Kamu… kamu… tidak apa-apa kalau kamu tidak hormat kepada orang tua, tapi mengapa kamu begitu tidak tahu aturan?!"     
0

Wanita di samping An Ge'er tersenyum sinis, lalu dia menunduk sambil mengunyah permen karetnya. "Benar, aku yang tidak tahu aturan ini sedang menasehatimu. Kalau takut mati, cepatlah turun."     

Wanita itu mengatakannya dengan nada yang datar, tetapi entah kenapa An Ge'er sangat terkejut. Samar-samar, dia merasakan sedikit hawa aneh yang ganjil.     

Pada akhirnya, An Ge'er tetap bertukar tempat dengan wanita tua itu.     

Saat pesawat lepas landas, wanita tua itu tampak paling gugup dan takut. Namun, si wanita muda di sampingnya tetap mencibir beberapa kali.     

An Ge'er dan gadis muda itu hanya terpisah oleh sebuah lorong. Entah mengapa, dia tiba-tiba menengadah dan melirik An Ge'er. Sepertinya merasa ada yang tidak beres, dia tiba-tiba melepas kacamata hitamnya.     

Saat ini, pesawat sudah lepas landas selama beberapa waktu     

Ada sebuah majalah di tangan gadis muda itu dan covernya adalah foto An Ge'er. Dia melihat sampul majalahnya, lalu melirik An Ge'er yang memakai kacamata hitam.     

Seketika, ekspresi wajah gadis muda itu tiba-tiba berubah. Segera setelahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mengulurkan tangan dan melepas kacamata hitam An Ge'er.     

Saat melihat wajah cantik dan familier itu, sudut matanya pun berkedut dan dia tampak begitu terkejut.     

"Apa yang kamu lakukan?!" An Ge'er sudah benar-benar merasa tidak senang. Dia pun langsung merebut kacamata hitamnya sambil mengerucutkan bibir.     

'Mengapa dia melakukan hal seperti ini?!'     

Namun, An Ge'er melihat wanita muda itu menatapnya sambil terus-menerus menggelengkan kepada. Dia bergumam, "Kacau, kacau!"     

Sebelumnya, An Ge'er memakai kacamata hitam dan wanita muda itu juga tidak melihat dengan teliti. Sekarang, barulah dia mengenalinya.     

"Apanya yang kacau?" An Ge'er bertanya.     

Wanita muda itu menggelengkan kepalanya dengan wajah aneh, dia seperti melihat hantu.     

'Ya Tuhan! Bukankah ini adalah aktris yang bernama An Ge'er itu? Bukankah ini gadis yang ingin didapatkan dengan berbagai cara oleh Kak Rong?!'     

'Bagaimana dia bisa berada di pesawat ini?!'     

Wanita yang sombong, bandel, dan cantik itu tidak lain adalah… Fu Jiu!     

'Sungguh kebetulan!'     

Fu Jiu berada di pesawat itu untuk melaksanakan misinya yang berbahaya.     

Saat ini, pesawat sudah terbang dan tidak mungkin kembali lagi. Seandainya Fu Jiu menyadari bahwa gadis di sampingnya itu adalah An Ge'er sepuluh menit lebih awal saja, dia pasti akan melakukan segala cara untuk menurunkan gadis itu dari pesawat. Fu Jiu tidak akan membiarkan An Ge'er naik.     

Namun sekarang, apa pun yang dilakukan Fu Jiu tidak akan berhasil. Semua sudah terlambat.     

Fu Jiu mengumpat pelan sambil mengerutkan keningnya.     

Misi itu mengharuskan Fu Jiu merebut cairan virus TT8 dan menjamin keselamatannya sendiri. Sebenarnya, hidup dan mati orang lain bukan urusannya. Tapi sekarang, ada An Ge'er juga di sana.     

'Bagaimana ini?!'     

'Apakah di tengah hujan peluru nanti aku masih harus melindungi keselamatannya juga?'     

Melihat wanita muda itu memalingkan wajahnya dengan gugup, An Ge'er berpaling dengan alis berkerut. Entah kenapa, pikirannya tiba-tiba menjadi berat.     

'Situasi macam apa ini?'     

'Mengapa ekspresi wanita ini saat melihatku sangat aneh? Mengapa dia seperti sedang melihat… orang mati?'     

'Bahkan, meskipun dia mengenaliku sebagai seorang selebriti, bukankah wajahnya juga tidak seharusnya seperti itu?'     

An Ge'er memikirkan hal itu dalam waktu yang lama. Namun, dia tetap tidak bisa menemukan alasan dari tatapan aneh itu. Menyadari semua orang tenang, dia pun memejamkan matanya dan beristirahat lagi.     

Perjalanan pesawat ke Los Angeles memakan waktu lebih dari sepuluh jam. Saat penerbangan sudah separuh jalan, malam pun tiba.     

Pada tengah malam, ketika An Ge'er tertidur dengan pinggang dan leher sakit, tiba-tiba dia mendengar ada seseorang yang sedang berbisik memanggilnya.     

Begitu membuka mata, An Ge'er melihat wanita muda bermulut tajam itu sedang membungkuk di sampingnya. Baru saja akan membuka mulutnya untuk berbicara, wanita muda itu berbisik, "Bangun, temani aku ke toilet."     

An Ge'er tertegun dan mengangkat alisnya. 'Apakah aku tidak salah dengar?'     

'Wanita yang kelihatannya bernyali besar ini bahkan tidak berani ke toilet sendirian di tengah malam?'     

"Kamu tidak berani?" An Ge'er bertanya kepadanya dengan alis berkerut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.