Menjalin Cinta Dengan Paman

Wanita Aneh di Pesawat



Wanita Aneh di Pesawat

0Ah Dong bingung karena sebenarnya dia ditugaskan untuk melindungi An Ge'er.     
0

Namun, pria itu adalah orang yang telah mereka cari begitu lama. Orang itu sangat berbahaya. Kalau melepaskannya begitu saja, Ah Dong tidak tahu akan ada berapa banyak masalah lagi yang muncul berikutnya…     

Akhirnya, Ah Dong membuat keputusan. Dia memilih untuk mengikuti pria itu diam-diam sambil bergegas menelepon Bo Yan dan Kolonel Leng.     

Karena nomor Bo Yan sedang sulit dihubungi, akhirnya Ah Dong menelepon Leng Jue terlebih dahulu dan segera memberitahukan situasi di bandara. Setelah bertanya tentang detailnya, Leng Jue pun segera membawa orang untuk menyusul ke sana.     

Tujuh atau delapan menit kemudian, Ah Dong akhirnya berhasil menghubungi Bo Yan.     

"Bos, aku melihat Kobra, di bandara."     

Pupil mata Bo Yan yang ada di tempat lain pun langsung menciut. "Apakah dia tidak apa-apa?!"     

Tanpa menyebutkan namanya, Ah Dong sudah tahu kalau yang dimaksud Bo Yan adalah An Ge'er.     

Ah Dong segera menjawab, "Tidak apa-apa, Nona Kecil sudah naik pesawat."     

Di luar dugaan, begitu Ah Dong mengatakannya, Bo Yan bukan hanya tidak bisa tenang, tapi wajahnya langsung berubah. Dengan suara dingin dia bertanya, "Sekarang kamu tidak bersamanya?!"     

Mendengar pertanyaan Bo Yan, hati Ah Dong tiba-tiba bergetar hebat…     

Saat itu, barulah Ah Dong sadar bahwa tugasnya utamanya hari itu adalah untuk melindungi si Nona Kecil alias An Ge'er.     

"Bo… bos, aku sedang mengikuti Kobra… Tapi aku sudah menginstruksikan orang lain untuk menunggu Nona Kecil di Los Angeles," Ah Dong berkata dengan tidak percaya diri.     

Wajah Bo Yan kelabu, bibirnya terkatup rapat. Setelah terdiam cukup lama, barulah pria itu melontarkan beberapa kata, "Kalau terjadi sesuatu kepadanya, kamu tahu apa akibatnya!"     

Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban Ah Dong, Bo Yan langsung mematikan telepon. Wajah pria itu tampak sangat muram dan cemas.     

Tidak lama kemudian, Bo Yan bersiap untuk naik pesawat khusus dan langsung pergi ke Los Angeles, menunggu An Ge'er di sana.     

Pada saat yang bersamaan, punggung Ah Dong seketika bergidik. Saat ini, dia menyadari bahwa dia mungkin telah melakukan kesalahan.     

***     

An Ge'er naik pesawat seorang diri. Gadis itu tidak takut, hanya saja dia merasa bahwa kelopak mata kanannya tiba-tiba berkedut beberapa kali sebelumnya.     

Itu adalah pesawat penumpang berukuran sedang yang langsung terbang ke Los Angeles, USA. Karena waktunya cukup mendesak, jadi An Ge'er membeli tiket di kelas bisnis.     

An Ge'er bersandar di jendela, di sebelah kanannya tidak ada orang. Namun, ketika pesawat hampir lepas landas, sesosok bayangan muncul.     

Mendengar suara, An Ge'er yang semula sedikit menundukkan kepalanya dan bermaksud untuk memanfaatkan kesempatan itu untuk beristirahat sebentar pun terbangun. Saat membuka membuka mata, terlihat sepasang sepatu bot pendek kulit berwarna hitam.     

'Di cuaca sepanas ini, dia memakai sepatu bot?'     

An Ge'er memejamkan matanya lagi. Namun, tanpa disangka suara langkah kaki itu berhenti tepat di sampingnya. Orang itu kemudian duduk di kursi sebelah kanannya.     

Saat itu, An Ge'er bisa mendengar dengan jelas suara permen karet di mulutnya. Dia juga dengan jelas merasakan kaki orang di sampingnya itu diangkat menyilang, gerakannya hampir menendang ke kaki An Ge'er.     

An Ge'er mengerutkan keningnya, dia tidak tahan dan membuka matanya untuk melihat orang yang ada di sampingnya.     

Saat An Ge'er mendongakkan kepala dan menoleh ke kanan, apa yang dilihatnya itu malah membuatnya sedikit terkejut.     

Sebelumnya, An Ge'er mengira kalau orang yang duduk di sebelahnya itu mungkin adalah seseorang yang kasar atau semacamnya. Namun, dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang itu adalah seorang wanita muda dengan wajah yang cantik dan menawan.     

Setelah memperhatikan dengan seksama, An Ge'er memperkirakan usia wanita itu hanya lebih tua beberapa tahun darinya.     

'Sepertinya awal dua puluhan…'     

Gadis itu memakai kacamata hitam. Tubuh bagian atasnya hanya mengenakan kaos ketat berwarna hijau army, sedangkan bagian bawahnya adalah celana kulit ketat berwarna hitam. Kain itu membungkus sepasang paha cantiknya yang ramping dan panjang. Penampilannya dilengkapi dengan sepatu bot kulit pendek, kelihatan sangat sederhana dan kasual.     

Sebuah tatto bunga yang indah tampak di lengan dekat bahunya. An Ge'er mengenalinya, itu adalah bunga poppy.     

Saat ini, gadis itu sedang bersenandung kecil sambil meniupkan permen karet di mulutnya. Rambut hitamnya panjang sampai ke bahu.     

An Ge'er melihat bahwa sepertinya perilaku gadis itu cukup liar dan sulit diatur. Namun, juga ada sedikit keanehan yang tak terkatakan.     

Bagaimanapun, sudah aneh jika seorang wanita digambarkan sebagai sosok yang liar dan tidak bisa diatur. Lebih tepatnya, gadis itu seperti tidak peduli dengan citra dirinya.      

Saat mengetahui bahwa An Ge'er sedang menatapnya, gadis itu pun seketika menoleh dan memandang An Ge'er juga…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.