Menjalin Cinta Dengan Paman

Melihatmu Sepintas, Tidak Bergairah Selama Dua Puluh Tahun



Melihatmu Sepintas, Tidak Bergairah Selama Dua Puluh Tahun

0"Hmm? Kalau begitu kamu harus mati begitu drama dimulai." Tang Shisan membalas dengan mudah.     
0

"Aduh, aduh! Apa kamu sudah menopause? Mengapa mulutmu begitu galak dan murahan? Pantas saja sampai sekarang kamu tidak punya pacar!"     

"Kenapa? Memangnya kamu punya?"     

Tang Shisan tidak marah. Sebaliknya, dia malah mengangkat alisnya dan memprovokasi Stephen.     

Begitu mendengarnya, Stephen pun langsung bersemangat, "Bukan hanya punya, tapi dia juga adalah seorang gadis cantik."     

"Gadis cantik? Yang benar saja!? Bukankah yang kamu maksud seorang pria? Lagipula, bagaimana mungkin gadis yang begitu cantik itu bisa menyukaimu?" Tang Shisan tiba-tiba tertawa dengan penuh arti, "Kamu pasti sangat kaya, ya?"     

"Apa maksudmu?" Stephen sangat jarang tidak bereaksi.     

An Ge'er menyesap jus dengan sedotan, menatap Stephen sambil mengangguk-anggukkan kepala dan menjelaskan, "Maksudnya kamu jelek."     

'Hanya bisa menarik gadis cantik dengan uang.'     

"Hah! Haha… Xiao Ge'er, kamu jangan begitu jujur," Tang Shisan tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.     

Stephen meledak. Dia menatap An Ge'er dengan tercengang, lalu menatap Tang Shisan. Ekspresi wajahnya itu tampak sangat tertekan.     

"Ya Tuhan! Kamu, kalian berkomplot? Tang Shisan, kamu berani mengatai aku jelek?!"     

Tang Shisan bangga dan mengusap rambutnya dengan centil. "Melihatmu sepintas saja bisa membuatku tidak bergairah selama dua puluh tahun. Jadi, menurutmu kamu jelek atau tidak?"     

Stephen terdiam mendengar itu.     

An Ge'er mendengus dan spontan menyemburkan jus ke Stephen. Seketika, dia pun langsung berdiri dan memberikan saputangan kepada pria itu dengan canggung.     

"Ma… maaf, Stephen, aku tidak bisa menahannya."     

Melihat wajah Stephen yang cemberut, Tang Shisan pun memutar bola matanya. "Bagaimana? Kalau tidak terima, gigit saja aku."     

Wajah Stephen memerah. Setelah cemberut lama akhirnya dia pun berkata, "Aku tidak makan batu!"     

Tang Shisan langsung tercengang.     

'Boleh juga, dia bisa membalas kata-kataku.'     

Begitu melihat Tang Shisan akan bertindak, Stephen langsung bersembunyi di belakang An Ge'er sambil menjerit. "An Ge'er, cepat, cepat usir dia! Ini adalah wilayah kita, orang yang tidak berkepentingan, binatang buas, dan semacamnya tidak boleh masuk."     

"Hah?!" Tang Shisan tiba-tiba bangkit, "Kamu mau mengusirku?"     

"Kak Shisan?" An Ge'er tiba-tiba seperti menyadari sesuatu.     

Benar saja, pada detik berikutnya, An Ge'er mendengar Tang Shisan berkata dengan samar, "Sebaiknya kamu jangan macam-macam. An Ge'er ini dulu adalah orangku, sekarang pun itu tidak akan berubah."     

Tang Shisan melanjutkan, "Untuk kamu... Ck, jalankan saja tugasmu. Siapa suruh mengambil sumber daya perempuan yang mahal dan langka?"     

"Kamu gila?! Omong kosong apa yang kamu katakan? Tante, ini adalah wilayah kami… Kalau kamu tidak pergi juga, aku akan memanggil petugas keamanan," Stephen mengatakan itu sambil melotot.     

An Ge'er tertegun. Kemudian, dia memandang Tang Shisan sesaat sambil bertanya, "Kak Shisan, ini… Apakah ini benar?"     

Tang Shisan merentangkan tangannya. "Kamu tebak saja, bagaimana akhir dari orang yang memaki bosnya sebagai setan mesum secara langsung di depannya?"     

An Ge'er langsung terdiam.     

'Hmm, jadi dia dipecat? Tidak mungkin, dia adalah manajer terkenal.'     

Tidak lama kemudian, Tang Shisan berkata, "Sudah, sudah, jangan bicara lagi. Perutku sudah lapar. Kak Wen, mengapa kamu masih diam saja? Cepat pesan makanan!"     

"Aku? Kamu menyuruh aku untuk memesan makanan?" Stephen murka, "Kalian anggap aku ini apa?"     

Tang Shisan mendengus dan bergumam pelan, "Entahlah... Aku hanya tahu, akhir-akhir ini wanita dipekerjakan seperti pria. Sedangkan pria dipekerjakan seperti hewan. Menurutmu, kamu ini wanita atau pria?"     

Semua orang tahu kalau banci paling benci disebut banci oleh orang lain. Namun bagaimanapun, dia tetap banci.     

Benar saja, Stephen tidak dapat berkata-kata.     

'Brengsek!' umpat Stephen dalam hati.     

'Wanita dipekerjakan seperti pria, pria dipekerjakan seperti hewan…'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.