Menjalin Cinta Dengan Paman

Pikiran Bo Yan



Pikiran Bo Yan

0Bak mandinya tidak kecil. Namun begitu Bo Yan masuk, tempat itu langsung terlihat sempit, airnya langsung meluap keluar.     
0

Kabut memenuhi udara, air meluap mengaliri tepi bak mandi dan membentuk genangan bulat di lantai, lalu akhirnya mengalir ke saluran pembuangan.     

An ge'er berangsur-angsur bangun dalam perasaan yang tak terkatakan. Dia membuka matanya dengan agak linglung dan melihat seseorang terkubur di dadanya…     

"Ahhh!" An Ge'er seketika menjerit.     

Namun detik berikutnya, bibirnya tersumbat. Napas yang tipis dan dingin seketika masuk ke dalamnya.     

"Pa… Paman, apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Ingin melakukan apa?" Suara Bo Yan dalam dan parau, ada godaan yang tak terkatakan. Napas pria itu seperti tersengal-sengal. Setelah terdiam dua detik, akhirnya dia berkata, "Aku menginginkanmu…"     

Tubuh An Ge'er langsung menjadi kaku. Tidak ada alasan lainnya.     

Saat merasakan sesuatu beberapa detik kemudian, An Ge'er seketika menggigit bibirnya dan memejamkan matanya rapat-rapat. Tubuhnya mau tidak mau gemetar.     

Namun, itu terlalu mendadak. An Ge'er benar-benar takut dan tidak mempunyai persiapan mental sedikit pun.     

Bo Yan ingin melakukannya, tapi An Ge'er langsung menggeleng sambil menatapnya dengan berderai air mata.     

"Paman, tunggu aku kembali ya? Besok aku akan tebang ke luar negeri, tunggu aku kembali ya…?"     

Kalau begitu, An Ge'er bisa membuat persiapan lebih dulu, tidak seperti sekarang yang begitu mendadak.     

Mendengar bahwa besok An Ge'er akan pergi, Bo Yan pun langsung mengerutkan alisnya. Tanpa mengatakan apa-apa, dia tiba-tiba mengangkat kedua kaki gadis itu dan menekannya ke tubuhnya.     

An Ge'er mencengkeram lengan Bo Yan karena terkejut dan menciutkan tubuhnya ke atas.     

Ada sedikit ketegangan juga di wajah tampan Bo Yan, di dahinya mengalir entah butiran air atau keringat.     

Bo Yan mencoba untuk menginginkannya, tetapi akhirnya tidak berhasil. Dia pun menunduk dan berkata di telinga An Ge'er, membuat wajah gadis itu seketika memerah.     

Saat melihat An Ge'er yang menangis dan wajahnya tampak menderita, hati Bo Yan pun ikut tersiksa. Namun, tubuhnya tetap sulit dikendalikan.     

Awalnya, An Ge'er mengira Bo Yan akan melepaskannya. Namun tidak disangka, meskipun tidak melahapnya, Bo Yan memiliki cara lain untuk menyelesaikan dan melepaskannya di tubuhnya.     

Cara itu membuat An Ge'er benar-benar sulit menahannya. Baginya, itu bahkan lebih memalukan.     

An Ge'er sangat ingin menjadi burung unta yang seumur hidup tidak berani lagi mendongakkan kepalanya.     

Pada akhirnya, entah karena An Ge'er terlalu malu untuk menghadapinya atau apa, dia langsung memejamkan matanya di pelukan Bo Yan dan membiarkan pria itu membersihkannya dan membawanya ke tempat tidur.     

Penyiksaan sebelum tidur membuat An Ge'er kelelahan. Malam itu, dia tidur nyenyak.     

***     

Keesokan harinya.     

An Ge'er bangun tepat waktu. Ada bagian yang memerah di antara kakinya, kulitnya terkena gesekan sampai hampir terluka.     

Mengingat hal yang tadi malam dilakukan Bo Yan kepadanya, seketika wajah An Ge'er menjadi merah karena malu dan canggung. Namun, dia bergegas mengesampingkan semua itu dan bersiap untuk berangkat.     

An Ge'er telah mempersiapkan semuanya. Dia juga sudah melapor ke Bo Yan kalau dia akan pergi ke Los Angeles.     

Bo Yan sedikit ragu-ragu, tetapi dia menyuruh Ah Dong membawa orang untuk mengikuti dan melindungi An Ge'er diam-diam. Setelah itu, dia merasa lebih tenang.     

Selain itu, Bo Yan juga ingin mengajak An Ge'er pergi setelah gadis itu menyelesaikan urusannya. Bukan ke Los Angeles, melainkan ke Boston.     

Bo Yan ingin membiarkan An Ge'er mempertimbangkan apakah dia ingin tinggal di luar negeri atau di dalam negeri. Semua keputusan tetap ada di tangan gadis itu sendiri.     

Bagaimanapun, An Ge'er adalah siswi peringkat satu sains kota A. Seandainya Universitas A benar-benar melepaskannya, bukankah mereka terlalu keras kepalanya?     

Selain itu, Bo Yan juga mempunyai motif egois. Saat ini, basis kerjanya ada di kota A dan sulit untuk dipindahkan. Jika An Ge'er kuliah di luar negeri bertahun-tahun, dia tidak bisa menunggu.     

Bo Yan bahkan tidak bisa membayangkan dirinya tidak dapat melihat sosok An Ge'er. Dia baru bisa tenang jika gadis itu ada di bawah pengawasannya.     

Kalau An Ge'er jauh, bolak-balik akan melelahkan dan kerinduan akan menyengsarakan. Bo Yan telah mengalami perasaan itu selama bertahun-tahun dan tidak ingin mencobanya lagi…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.