Menjalin Cinta Dengan Paman

Kelembutan Sebelum Pergi



Kelembutan Sebelum Pergi

0An Ge'er tertidur di dalam bak mandi, itu adalah hal yang tidak diduga.     
0

***     

Bo Yan pulang. Setelah sampai di rumah, tanpa sadar dia menghentikan langkahnya ketika melewati kamar An Ge'er.     

Sebelumnya, Bo Yan meminta An Ge'er untuk menunggunya di tempat tidur malam itu. Namun faktanya, dia justru pulang terlalu larut. Selain itu, An Ge'er juga sama sekali tidak pergi ke kamar Bo Yan.     

Bo Yan dan An Ge'er hanya tidur bersama pada malam saat gadis itu memberinya 'tangan'. Beberapa hari setelahnya, kamarnya tetap selalu kosong.     

Jadi hari ini, setelah ragu-ragu sebentar, Bo Yan akhirnya membuka pintu kamar An Ge'er. Dalam hati, sebenarnya dia hanya ingin melihat gadis itu sebentar saja.     

Namun, saat masuk ke dalam, Bo Yan melihat tempat tidur An Ge'er kosong. Kemudian, dia melihat cahaya lembut yang menyala di kamar mandi. Seketika, matanya yang jernih dan dingin itu tiba-tiba berkilat.      

'Sudah selarut ini… An Ge'er masih mandi?'     

'Mungkinkah dia tertidur di dalam?'     

Bo Yan ragu-ragu sejenak, lalu melangkah masuk perlahan ke sana.     

Saat membuka pintu kamar mandi, seketika kabut memenuhi pandangan mata Bo Yan. Di tengah pemandangan yang samar itu, terlihat bayang-bayang sesosok tubuh putih dan ramping yang sedang berbaring di bak mandi besar…     

Pandangan mata Bo Yan tiba-tiba seakan menjadi lebih membara.      

Detik berikutnya, Bo Yan bukan berjalan ke sana dan mengangkat sosok kecil itu, tetapi malah mengangkat perlahan tangan gioknya yang ramping dan memegang dasinya...     

Dengan santai, Bo Yan melepas dasinya. Setelah itu, dia membuka satu per satu kancing kemeja putihnya…     

Dalam waktu singkat, tubuh yang ramping, kekar, dan sempurna itu perlahan-lahan muncul di tengah kamar mandi yang berkabut…     

Memang, Bo Yan pernah memegang tangan An Ge'er, mencium bibir mungilnya, mencintai seluruh tubuhnya. Bahkan, dia pernah memakai tangan gadis itu untuk dirinya… Namun, mereka belum pernah mandi bersama.     

Kebetulan, malam itu Bo Yan sudah meminta An Ge'er untuk menunggunya. Jadi dia berpikir, itu tidak masalah.     

'Bagaimana kalau hari ini saja?'     

Sudut bibir Bo Yan mengait, tanpa ragu-ragu lagi dia pun berjalan ke arah bak mandi.     

Seiring dengan jarak yang semakin mendekat, sosok putih dan halus di bak mandi itu semakin terlihat jelas di mata Bo Yan. Pemandangan di depan mata itu membuatnya seketika merasakan aliran panas, seluruh tubuhnya membara.     

Lapisan kedalaman juga perlahan muncul di mata Bo Yan yang dingin dan jernih.     

Tubuh An Ge'er di depannya setengah tersembunyi di bak mandi yang diisi dengan kelompok bunga mawar. Kepala gadis itu bersandar di tepian, matanya sedikit terpejam, bulu matanya yang panjang dan lentik sesekali bergerak, bibir merahnya yang mungil sedikit terbuka.     

Bo Yan masih mengamati An Ge'er. Dia melihat beberapa helai rambut gelap gadis itu menempel di satu sisi pipinya, semakin menonjolkan wajah mungil yang murni dan menawan itu. Sangat memikat dan menggoda.     

Satu tangan An Ge'er diletakkan di samping bak mandi, tubuhnya setengah miring. Rambut panjangnya yang halus bagaikan rumput laut yang setengah mengambang di air bersama dengan kelopak bunga mawar yang lembut itu, bahunya yang bulat dan ramping setengah terbenam, memperlihatkan bagian dalamnya yang halus.     

Kelopak bunga mawar dengan tepat mengambang di bagian penting, membuatnya tampak samar. Hal itu pun langsung membuat api dalam tubuh Bo Yan semakin meningkat, kepalanya terasa panas.     

Mata Bo Yan membara, dia menatap leka-lekat bagian yang bulat itu. Sesaat kemudian, dia sedikit membungkuk, jarinya yang lentik bagaikan giok itu perlahan-lahan membelai permukaan air. Kelopak bunga mawar dan helaian rambut itu pun bergerak ke samping, memperlihatkan kelembutan yang lain.     

Saat itu, Bo Yan langsung merasa sakit di bagian bawah tubuhnya.     

Bo Yan menggerakkan tenggorokannya dengan sabar, pandangannya terus ke bawah, meluncur ke perut kecil yang kencang dan rata itu… Lalu, tatapannya berhenti di tempat cantik yang belum pernah disentuh orang lain.     

Setelah itu, Bo Yan tiba-tiba merasa hidungnya panas, seakan sesaat lagi darah akan mengalir keluar dari sana.     

Bo Yan bergegas melewati tempat misterius dan memikat itu. Pandangannya meluncur ke paha putih An Ge'er yang lembut dan sangat ramping. Itu juga membuat darahnya bergolak. Apalagi, kedua kaki gadis itu yang putih dan halus serta kuku merah mudanya yang tidak dicat. Semua itu tampak sangat menggemaskan.     

Bo Yan menyalakan shower dan perlahan-lahan mengganti air yang sudah setengah dingin itu dengan air panas. Kakinya yang panjang melangkah dan langsung memasuki bak mandi…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.