Menjalin Cinta Dengan Paman

Mars Menabrak Bumi



Mars Menabrak Bumi

0An Ge'er masih tidak memahami situasi itu sama sekali. Sambil mengambil cola dari kulkas, dia menatap Tang Shisan dengan linglung.     
0

"Kak Shisan, bagaimana kamu bisa datang ke sini?"     

Tang Shisan senang begitu mendengar An Ge'er bertanya, dia pun sengaja mengernyit.     

"Aduh! Aku hanya ingin melihat manajer mana yang akan mendampingimu. Ngomong-ngomong, tadi dari luar aku mendengar suara teriakan wanita-wanita centil di dalam. Jadi, di mana dia? Ayo, suruh dia keluar agar Kakak bisa mengenalnya."     

'Hmm…'     

An Ge'er nyaris mendengus.     

'Wanita-wanita centil?'     

Sudut mata An Ge'er berkedut. Tanpa berbicara dia menunjuk ke pintu yang perlahan-lahan menutup, ke orang yang terbentur di dinding dengan mengenaskan itu.     

"Nah, Kak Shisan, itu dia."     

Tang Shisan melihat ke arah yang ditunjuk An Ge'er dan kedua mata aprikotnya seketika menegang.     

"Eh? Dia laki-laki atau perempuan? Mengapa tampaknya begitu familiar?"     

Pada saat itu, Stephen merosot dari dinding sambil memegangi wajah kecilnya. Mendengar perkataan Tang Shisan, dia langsung meratap dan berteriak dengan tajam, "Penyihir garang siapa ini? Masih perempuan atau bukan? Bisa lembut sedikit tidak? Selain itu, apa yang kamu katakan? Aku adalah laki-laki tulen, asli!"     

"Eh, kukira siapa… Bukankah ini Kak Wen?" Begitu Tang Shisan melihat siapa orang itu, dia pun langsung menyeringai dengan aneh.      

"Kak Wen?" An Ge'er mengangkat alisnya, "Apa maksudnya Kak Wen, kalian saling mengenal?"     

"Tidak kenal."     

"Siapa yang kenal dia?"     

Keduanya berbicara serempak.     

An Ge'er mengusap hidungnya dengan malu.     

'Baiklah, aku akan memaksakan diri untuk mempercayainya.'     

"Bukannya aku mau mengatakannya, tapi lebih baik kamu dipanggil dengan namamu Chen Wenwen saja! Untuk apa dipanggil Stephen? Ck, berlagak trendi, tapi sebaliknya malah semakin banci…" Tang Shisan bersandar malas di sofa dan sengaja terkekeh setelah mengatakan semua itu.     

"Siapa yang kamu bilang banci? Siapa yang kamu bilang banci?! Kalian sekeluarga yang banci." Chen Wenwen yang dipanggil dengan nama aslinya merasa dipermalukan. Pada saat itu juga, dia meremas pinggang sendiri dengan jari-jari lentiknya dan berteriak kepada Tang Shisan.     

An Ge'er pun terdiam melihat tingkah kedua orang itu.     

'Baiklah, kedua orang ini bukan hanya saling mengenal, tapi sepertinya… mereka sangat mengenal…'     

Industri hiburan memang begitu besar. Stephen adalah salah satu manajer yang sangat hebat di bawah bendera SUM Media. Di perusahaan Bo Yan itu, kebanyakan manajer adalah pria. Sebenarnya, An Ge'er tidak merasa aneh karena bahkan sekretaris SUM Group pun semuanya laki-laki.     

An Ge'er pun menyadari kalau kedua manajer yang licik di industri hiburan itu bermusuhan. Tidak heran, mereka memang berasal dari dua perusahaan yang bersaing.     

'Bagus! Benar-benar seperti planet Mars menabrak bumi. Pemandangannya sangat spektakuler!'     

An Ge'er awalnya ingin minum jus dengan tenang. Namun mendengarkan ocehan Tang Shisan dan Stephen, dia pun menyemburkan jusnya.     

'Memang mulut mereka beracun! Tidak ada yang bisa mengalahkan kedua mulut yang bertabrakan ini.'     

"Kamu lebih wanita daripada aku, masih tidak mau disebut banci?"     

"Banci? Wah, wah, wah! Tang Shisan, apa yang kamu tahu?! Aku begitu lembut, itu disebut sebagai laki-laki pengertian, apa kamu mengerti? Laki-laki pengertian yang bahkan tidak rela memakai kekuatannya di atas tempat tidur!" Stephen meledak, tangannya menunjuk Tang Shisan dengan gemetar.     

'Tidak rela memakai kekuatannya di atas tempat tidur?'     

An Ge'er mendengarkan kedua manajer itu bertengkar sambil bertopang dagu. Detik berikutnya, dia mendengar Tang Shisan mengangkat kakinya yang menyilang dan tertawa dengan sangat sombong sambil menutupi mulutnya.     

"Wah, jadi sekarang ini, kamu sedang mengakui impotensi dengan cara yang begitu berseni?"     

'Hmm…' Sudut bibir An Ge'er berkedut lagi.     

Stephen langsung menghentakkan kakinya dengan marah, wajahnya sebentar merah sebentar putih.     

"Kamu! Tang Shisan, omong kosong apa yang kamu katakan?! Mengapa kamu begitu tidak tahu malu? Tahukah kamu, orang seperti kamu ini harus mati di episode kedua dalam drama TV yang memiliki ratusan episode!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.