Menjalin Cinta Dengan Paman

Suasana yang Sangat Mendukung



Suasana yang Sangat Mendukung

0Suara yang tak tertahankan itu melewati layar di malam yang sunyi.     
0

Saat ini, pipi An Ge'er sudah merah padam. Dia sedikit menunduk dan menonton film itu dengan perasaan sedikit malu.     

Adegan film itu menunjukkan suasana malam hari, di bawah pohon, tidak jauh dari sana ada sebuah danau.     

Tokoh utama wanita berjalan di depan dengan punggung telanjang yang indah, lalu menoleh dengan sedikit tersenyum, sangat cantik. Hati An Ge'er seketika menegang.     

'Mengapa semuanya dilepas? Meskipun dari belakang, tapi itu tetap wanita lain.'     

An Ge'er tanpa sadar menengadahkan kepalanya dan memandang Bo Yan yang memeluknya, seakan tidak ingin pria itu melihat adegan yang seperti itu.     

An Ge'er hanya mencuri-curi pandang. Namun siapa sangka, mata sipit dan hitam Bo Yan seketika menatapnya. Matanya yang tenang itu menawan dan penuh cinta.     

Saat An ge'er melihat Bo Yan, mata mereka pun bertemu.     

Wajah An Ge'er langsung merah padam. Tangan mungilnya memegang selimut tipis di atas tubuhnya, tidak tahu harus diletakkan di mana.     

'Dia… mengapa dia terus menatapku?'     

Perasaan An Ge'er sudah kacau sepenuhnya. Gadis itu memang memiliki IQ yang tinggi, tetapi EQ-nya bisa dibilang berbanding terbalik.     

Tidak lama setelah itu, dari film tiba-tiba terdengar suara napas terengah-engah yang ambigu.     

Bersahut-sahutan.     

Tanpa sadar, An Ge'er melirik adegan yang tampak di layar. Namun, apa yang dilihatnya semakin membuatnya ingin pingsan saat itu juga.     

Adegan film itu berlatar tepi danau. Di bawah remang sinar bulan yang dingin, dua sosok bersilangan di dalam air, tidak terpisahkan, penuh gairah.      

Indah dan romantis.     

An Ge'er tidak bisa duduk diam. Apalagu, dia sedang bersandar di pelukan Bo Yan! Gadis itu pun merasa tegang dan mengeluarkan lapisan keringat tipis.     

Sesaat kemudian, An Ge'er pun memutuskan untuk pergi. Namun baru akan berdiri, Bo Yan telah menangkap pinggangnya.     

"An Ge'er?"     

"Hmm? Iya, Paman, kenapa? Kenapa?" An Ge'er menghindari mata Bo Yan dan bertanya dengan malu.     

Ujung jari ramping Bo Yan samar-samar meluncur ke bawah telapak tangan An Ge'er. Perasaan kebas itu membuat hatinya bergetar.     

Kemudian, An Ge'er mendengar Bo Yan tiba-tiba bertanya, "Kudengar, kamu sangat ingin berakting dengan Su Chen?"     

Mendengar itu, An Ge'er tiba-tiba mendongak dan menatap pria itu.     

An Ge'er tampak sedikit terkejut.     

'Apa maksudnya? Apakah itu berarti Paman bisa membantuku?'     

Pada detik berikutnya, An Ge'er pun tahu bahwa pemikirannya terlalu sederhana.     

Bo Yan selalu memiliki tatapan yang dingin dan acuh tak acuh. Namun saat ini, entah mengapa sepertinya ada sentuhan panas di sana.     

Mungkin karena hasil efek suara di dari film. Suara erangan tokoh wanita dan pria itu sangat provokatif, tatapan mata Bo Yan menjadi semakin dalam.     

An Ge'er tiba-tiba takut dan nyalinya mulai menyusut. Entah sejak kapan, pinggangnya telah dipegang erat-erat oleh telapak tangan Bo Yan yang besar.     

Saat itu, An Ge'er akhirnya mengerti. Hanya saja, semuanya sudah terlambat.      

Tatapan mata An Ge'er tampak gugup dan malu. Bo Yan menjepit dagunya yang putih dan lembut dengan satu tangan, sedikit memiringkan kepalanya, lalu mencium bibirnya yang lembut bagaikan bunga sakura.     

Ciuman seperti apa itu? Lembut, penuh kasih sayang, belaian yang berhati-hati. Bo Yan memperlakukan An Ge'er seakan gadis itu adalah harta paling berharga di dunia.     

Serangan lembut Bo Yan membuat hati dan tubuh An Ge'er seketika melemah. Tidak lama kemudian, dia pun bersandar di pelukan pria itu dengan wajah memerah dan jantung berdebar. Dia mengangkat kepala dan menerimanya ciuman pria itu.     

Lembut dan penuh cinta.     

An Ge'er mengenakan gaun. Telapak tangan besar Bo Yan langsung berputar sampai ke resleting di punggungnya, lalu perlahan membukanya.     

Seiring dengan gaun An Ge'er yang perlahan-lahan melonggar, jari Bo Yan menyentuh ringan bagian belakang pakaian dalam gadis itu. Kemudian, terdengar bunyi, "Klik!"     

An Ge'er tiba-tiba sedikit merintih.     

Kedua tangan An Ge'er tanpa sadar melindungi bagian depan dadanya, tapi dia terlambat satu langkah. Sedetik sebelumnya, telapak tangan Bo Yan yang besar telah melingkari ketiaknya dan menyentuhnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.