Menjalin Cinta Dengan Paman

Menonton Film Roman Bersama



Menonton Film Roman Bersama

0"Siapa yang pernah berkata kalau hasil tidak penting karena yang paling penting adalah proses? Kamu bilang, kamu suka berakting karena bisa mengalami situasi hidup yang berbeda-beda, memberikan jiwa ke dalam berbagai karakter… Itulah pesona akting. Tapi sekarang, apa kamu masih seperti itu?"     
0

Begitu mendengarnya, hati An Ge'er langsung tercengang.     

'Ya, benar.'     

Itu memang pemikiran An Ge'er pada awalnya, itu adalah niat awalnya. Dia tidak pernah memikirkan penghargaan atau kehormatan apa pun.     

"Tapi, tapi…"     

"Tapi hatimu masih tidak rela, kamu merasa bahwa mereka merebut penghargaan yang adalah milikmu?" Bo Yan mengangkat alisnya.     

An Ge'er pun terdiam, matanya melebar menatap Bo Yan. Rasa terkejut melintas di sana.     

'Ternyata, ternyata Paman tahu segalanya.'     

"Tapi, kalau ada sesuatu yang bisa digunakan sebagai pembuktian diri sendiri, bukankah itu lebih bagus?" An Ge'er menggumamkan pembelaannya, tetapi pada akhirnya semangatnya memudar.      

Mendengar kata-kata itu, Bo Yan memalingkan pandangannya yang jernih.     

"Dulu aku pernah memberitahumu, industri hiburan adalah tempat yang sangat kacau dan kotor, kemampuan tidak dapat mengalahkan kekuasaan. Tanpa latar belakang dan ingin memanjat ke atas? Pasti sulit. Apa kamu masih belum mengerti caranya?"     

An Ge'er tiba-tiba terdiam. Satu patah kata pun tidak dapat diucapkannya.     

'Benar.'     

Sebelumnya, Bo Yan memang pernah memberitahu An Ge'er bahwa industri hiburan bukan tempat yang suci. Itu adalah tempat yang justru sebaliknya.     

Selain itu, dulu An Ge'er juga pernah berkata kalau dia tidak perlu mengandalkan siapa pun. Dia hanya ingin melakukan hal-hal yang disukainya, hanya itu saja…     

Namun kenyataannya, kalau tidak ada Bo Yan, bagaimana mungkin An Ge'er bisa berjalan sampai di titik itu dengan aman?     

'Benar saja... manusia memang serakah.'     

Bo Yan tiba-tiba mengusap kepala An Ge'er sambil berkata pelan, "Tapi kamu juga tidak perlu terlalu realistis. Kalau aktingmu benar-benar bagus dan semua orang mengakui itu, meskipun tidak mendapatkan penghargaan, itu juga tidak masalah."     

An Ge'er mendongak dan menatap Bo Yan, mata bunga persiknya tiba-tiba berkilat.     

Mendengarkan Bo Yan, sepertinya An Ge'er telah mengerti banyak hal dalam sekejap.     

"Paman, terima kasih. Aku sudah mengerti."     

'Memang benar…'     

Jika suatu hari nanti An Ge'er sudah benar-benar mendapatkan pengakuan dari semua orang, maka sepertinya dia juga tidak akan peduli dengan penghargaan apa pun.     

Ingin mendapatkan penghargaan untuk membuktikan dirinya sendiri menunjukkan bahwa An Ge'er masih tidak cukup percaya diri. Mungkin, dia telah salah meletakkan prioritas.     

Setelah itu, Bo Yan tidak bicara lagi, tapi sudut bibirnya agak terangkat.     

An Ge'er memalingkan wajahnya dan menonton film. Namun sebenarnya, gadis itu masih memikirkan satu hal. Itu adalah tentang Su Chen.     

'Bagaimana aku akan mendapatkan kesempatan ini?!'     

Diam-diam, An Ge'er mengeluh di dalam hari. Namun beberapa saat kemudian, dia tidak memikirkannya lagi dan fokus nonton film. Itu adalah film roman klasik.     

Film itu bercerita tentang kisah cinta abad pertengahan, adegannya sangat indah, kisah cintanya juga sangat menyentuh.     

Sebenarnya, An Ge'er tidak terlalu ingin menonton film romantis. Namun, dia kurang pengalaman dalam adegan emosional sehingga dia harus belajar.     

Siapa sangka, An Ge'er menonton film itu dan merasa terpesona.     

Entah sejak kapan, gaya penggambaran dalam film itu tiba-tiba berubah.     

Protagonis wanita yang kaya lari dengan pemuda miskin yang tampan, gairah mereka berdua membara. Karena melarikan diri, malam harinya mereka berdua tidur sambil berpelukan. Ketika berpelukan, sorot mata mereka menjadi penuh cinta dan membara, bibir mereka mulai saling terkait tanpa terkendali.     

Wajah An Ge'er pun langsung memerah.     

Tidak masalah kalau An Ge'er menonton adegan cinta semacam ini sendirian, tapi di sampingnya ada seorang tetua.     

Jantung An Ge'er berdebar, matanya berkilat, dia hanya berharap agar adegan cinta cepat berlalu.      

Namun tidak disangka, pakaian protagonis wanita mulai terlepas secara bertahap. Meskipun tidak terlihat penuh di kamera, tapi gairah si pria tampan masih dapat terlihat…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.