Menjalin Cinta Dengan Paman

Jangan Menginginkan Orang yang Bukan Milikmu!



Jangan Menginginkan Orang yang Bukan Milikmu!

0Sebenarnya, An Ge'er bersukacita dalam hati saat melihat Rong Bei datang dengan gadis lain.     
0

'Rong Bei, cepatlah lepaskan aku.'     

An Ge'er sangat khawatir jika Rong Bei tidak melepaskannya. Dia sudah melihat sikap Bo Yan hari itu. Pamannya itu benar-benar menginginkan nyawa Rong Bei.     

Namun, ketika Rong Bei lewat di samping An Ge'er, dia tidak sengaja mendengar perkataan gadis itu kepada Tang Shisan. Seketika, bibirnya yang semula tersenyum pun langsung membeku.     

Antara sengaja dan tidak sengaja, Rong Bei berbalik dan pergi. Pada saat yang sama, pria itu juga menyingkirkan pendamping wanita di sampingnya.     

'Sialan!'     

Keduanya sudah beberapa hari tidak berjumpa. Sejak hari itu, Rong Bei semakin memikirkan An Ge'er, merindukannya. Semakin tidak bisa mendapatkannya, dia semakin ingin memilikinya. Semakin menginginkannya, semakin dia ingin menaklukkannya.     

Pada acara penghargaan ini, Rong Bei mengambil kesempatan untuk bertemu dengan An Ge'er. Namun siapa sangka, sebelum dia mendekati An Ge'er, dia melihat mata gadis itu menyapu ke arahnya dengan acuh tak acuh, sepenuhnya mengabaikan tatapannya.     

Selain itu, Rong Bei juga mendengar perkataan An Ge'er yang santai dan memurutnya tidak jelas itu!     

An Ge'er berkata kalau mereka tidak memiliki hubungan.     

'Dia benar-benar mengabaikanku.'     

'Bagus!'     

'Sangat bagus.'     

Awalnya, Rong Bei masih ingin memberi An Ge'er penghargaan sebagai Aktris Wanita Terbaik. Namun sekarang, dia berubah pikiran.     

'Kelihatannya tidak perlu lagi.'     

'Bukankah dia mempunyai pria itu?'     

Rong Bei ingin melihatnya. Selain dirinya, siapa lagi orang yang bisa membuat An Ge'er memanjat semakin tinggi di industri hiburan itu?     

***     

Pada upacara penghargaan, Tang Shisan melihat Presiden Direkturnya bersama dengan aktris lain. Entah mengapa, dia merasa agak khawatir.     

'Penghargaan ini tidak bisa hilang begitu saja, 'kan?'     

Namun, begitu memikirkan bahwa di belakang An Ge'er masih ada pamannya, Bo Yan, dia pun merasa sedikit tenang.     

'Gadis ini seharusnya sudah bicara dengan Pamannya...'     

"An Ge'er, ada apa? Mengapa hari ini kamu tidak datang dengan Presiden Rong?" Xu Wei berjalan mendatangi An Ge'er. Gadis itu mengenakan cheongsam merah menyala, rambutnya dikeriting ala era Republik China. Sosoknya tampak memesona, seksi, dan memikat.      

Wajah Xu Wei indah, senyumnya cerah dan memesona, benar-benar memikat!     

Namun begitu melihatnya, ada riak yang melintas di mata An Ge'er. Meski begitu, tidak ada perubahan terlalu besar yang nampak di wajahnya.     

"Kak Weiwei, cara untuk memicu perselisihan yang kamu pikirkan sangat bagus. Namun berkat pemberitahuan dari Kak Weiwei yang tepat waktu, Paman bisa datang sangat tepat waktu juga." Senyuman An Ge'er hangat, tetapi kata-kata yang diucapkannya sedikit pun tidak hangat.     

Ekspresi wajah Xu Wei agak berubah, tapi dia berpura-pura tidak tahu, "Apa? Apa yang kamu katakan? Mengapa Kakak sedikit tidak mengerti?"     

Namun, An Ge'er hanya tersenyum sinis dan tidak berbicara lagi.     

'Jangan kira aku tidak tahu apa yang kamu lakukan kepadaku hari itu!'     

An Ge'er tahu Xu Wei memotret diam-diam dirinya yang sedang minum anggur dengan Rong Bei, kemudian mengirimkannya kepada Bo Yan. Tentu saja tujuannya adalah untuk menabur perselisihan.     

Tujuan Xu Wei sudah tercapai. Namun jika dia tahu bahwa Bo Yan datang tepat waktu untuk menyelamatkan An Ge'er berkat pesannya itu, mungkin dia akan muntah darah karena marah.     

"Huh! Sebaiknya jangan menginginkan hal-hal yang sebenarnya bukan milikmu." Xu Wei sedikit marah. Samar-samar, dia menyadari mungkin ada yang salah dengan strateginya. Wajahnya yang munafik pun mau tidak mau perlahan terungkap.      

"Misalnya?" An Ge'er sengaja menatap Xu Wei lekat-lekat, seolah menantang.     

"Misalnya apa?" Saat itu, tiba-tiba sebuah suara menyela, penuh pesona dan menyihir.     

Mendengar suara itu, punggung An Ge'er langsung menegang.     

Melihat Rong Bei datang, Xu Wei pun menatap An Ge'er sambil tersenyum samar. Dengan mata yang berkilat-kilat, dia mengubah perkataan yang akan diucapkannya, "Hmm, tentu saja, misalnya penghargaan-penghargaan ini."     

Xu Wei mengubah ekspresinya dan tersenyum cerah sambil melanjutkan, "Bukankah ini adalah karya pertama An Ge'er yang menjadi populer? Pasti banyak orang yang memikirkan apakah dia bisa mendapat penghargaan atau tidak?"     

"Oh? Benarkah?" Rong Bei mengusap dagunya, matanya yang sipit menatap lurus kepada An Ge'er.     

Pria itu tersenyum berbahaya, lalu berkata dengan penuh arti, "Aku juga ingin melihatnya."     

Menghadapi sindiran Xu Wei dan Rong Bei yang antara disengaja atau tidak disengaja itu, An Ge'er sama sekali tidak marah, dia malah tersenyum dengan acuh tak acuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.