Menjalin Cinta Dengan Paman

Takut Dia Cemburu dan Marah



Takut Dia Cemburu dan Marah

0Mendengar Tang Shisan berbelok bertanya kepadanya, An Ge'er pun langsung menjawab, "Omong kosong, tentu saja!"     
0

'Akting atau apa pun, mainkan saja.'     

'Itu adalah Su Chen! Kalau benar-benar bisa menjadi pemeran tokoh utama wanita, maka aku bisa bermain dengan Su Chen, berakting dengannya!'     

Saat ini, hanya memikirkan semua itu saja sudah cukup membuat An Ge'er bersemangat!     

Setelah mengetahui Su Chen akan menjadi pemeran tokoh utama pria, An Ge'er sudah tidak banyak berpikir lagi.     

'Singkirkan semua arogansi dan kesombongan! Apa pun yang terjadi aku akan mendapatkan peran ini.'     

'Pasti!'     

"Baiklah kalau begitu. Kalau kamu mau, maka minta Pamanmu untuk membelikan dua tempat di acara penghargaan film kali ini. Hmm, penghargaan pendatang baru terbaik dan penghargaan aktris terbaik, oke?"     

Begitu kata-kata itu terucapkan, seketika ekspresi wajah An Ge'er pun berubah.     

"Halo, An Ge'er? Kamu dengar tidak? Sutradara Fu Liangsheng akan memilih pemeran utamanya sendiri dari sana."     

'Apa yang dikatakan Kak Shisan? Kuota penghargaan ternyata harus dibeli?'     

"Lelucon apa…"     

"Kamu anggap ini lelucon? Sudahlah, jangan ribut, lebih baik kamu bersiap-siap saja! Aku ingin bertemu dengan pria pujaanku setiap hari..."     

Tang Shisan langsung menutup telepon setelah mengatakan itu, meninggalkan An Ge'er yang masih tidak dapat berkata-kata.     

Entah kenapa hati An Ge'er terasa berat.     

'Ada apa dengan semua acara penghargaan itu? Apakah seseorang benar-benar harus membeli untuk mendapatkannya?'     

Meskipun sejak awal An Ge'er sudah tahu bahwa industri hiburan memang tidak bersih, tetapi dia tidak pernah benar-benar berpikir bahwa kenyataannya separah itu. Bagaimana mungkin kemampuan seseorang dikalahkan oleh uang?     

Diam-diam, An Ge'er melirik Bo Yan.     

An Ge'er terdiam.     

'Memang…. Aku tidak ingin melakukannya seperti ini…'     

Orang lain mungkin akan melakukannya, tapi An Ge'er tidak mau. Dia percaya apa yang ditakdirkan menjadi miliknya tetap akan menjadi miliknya.     

Pada akhirnya, saat mendapatkan suatu penghargaan, An Ge'er ingin menjadikan hal itu untuk membuktikan kemampuan dirinya sendiri. Berakting ini adalah hobinya, dia tidak ingin terjebak dalam praktik-praktik kotor dunia hiburan.     

Saat memikirkan Su Chen, hati An Ge'er terasa tidak tenang untuk waktu yang cukup lama.     

Su Chen adalah idolanya. Meskipun dia berdiri dan bersinar di puncak industri hiburan, tetapi An Ge'er merasa bahwa pria itu sangat bersih, tidak tenoda, dan tidak terikat dengan praktik kotor dunia hiburan. Hanya memikirkan hal itu saja sudah dapat menyembuhkan hati An Ge'er.     

Butuh waktu lama bagi An Ge'er untuk mencerna informasi itu. Tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan melihat Bo Yan sedang bersandar dengan anggun dan malas di kursi sambil setengah memicingkan matanya, menatap An Ge'er. Wajah pria itu jernih, alisnya agak mengernyit.     

Pemikiran yang menarik dan berbahaya yang tak terungkapkan melintas di mata Bo Yan.     

Hati An Ge'er pun bergetar, dia merasa sedikit malu.     

'Gawat! Tadi aku terlalu bersemangat dan bahkan sampai lupa di mana aku sedang berada!'     

"Siapa idolamu?!"     

"Ehm… itu... itu, Paman, Su Chen. Orang itu adalah raja di industri film, Kak Shisan berkata kalau dia…" An Ge'er tergagap dan cepat-cepat menceritakan kembali apa yang diberitahukan Tang Shisan kepadanya.     

An Ge'er berbicara banyak, seakan takut kalau Bo Yan akan marah atau semacamnya.     

Setelah selesai berbicara, An Ge'er melihat alis Bo Yan masih agak mengernyit. Gadis itu pun diam-diam memalingkan pandangannya, pipinya tampak marona karena malu.     

'Apakah aku terlalu terburu-buru menekankan pada Paman bahwa aku dan Su Chen tidak mempunyai hubungan apa pun?'     

Bo Yan tidak berbicara. An Ge'er baru saja akan mengatakan sesuatu lagi, tetapi dia melihat Ah Dong sudah kembali dengan ekspresi yang agak muram.     

Ah Dong melirik An Ge'er dengan ekspresi rumit.     

An Ge'er yang mengetahui situasi pun meletakkan sumpit dan mengambil kesempatan itu untuk berkata, "Paman, aku ada perlu, aku pergi dulu."     

Mengenai penghargaan atau apa pun itu, An Ge'er mengesampingkannya.     

Melihat Nona Kecil sudah pergi, Ah Dong pun menyerahkan dokumen kepada Bo Yan, "Bos, ini adalah data tentang dia."     

Dia. Tentu saja yang dimaksud Ah Dong adalah Rong Bei.     

Begitu Ah Dong menyebutkannya, mata Bo Yan langsung membeku. Jarinya yang ramping meluncur ke data itu, membacanya dengan cepat halaman demi halaman.     

Ah Dong melanjutkan perkataannya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.