Menjalin Cinta Dengan Paman

Sama Sekali Tidak Rasional



Sama Sekali Tidak Rasional

0An Ge'er sudah ada di kamar itu setidaknya sepuluh menit. Berarti, Bo Yan sudah berada di dalam kamar mandi sedikitnya setengah jam.     
0

'Mandi macam apa yang begitu lama?!'     

Mata An Ge'er diam-diam mengintip ke kamar mandi. Kakinya juga antara sengaja dan tidak sengaja perlahan-lahan bergerak ke sana..     

'Hmm… aku jamin, aku benar-benar bukan ingin sengaja mengintip Paman... Tapi aku hanya merasa aneh karena Paman terlalu lama.'     

Namun hasilnya, semakin An Ge'er mendekat, selain suara aliran air, dia samar-samar juga mendengar suara yang agak kabur dan teredam.     

An Ge'er seperti mendengar suara erangan yang sangat… sensual.     

Seketika, mata An Ge'er pun melebar.     

'Ada apa dengan Paman?'     

Hati An Ge'er menegang dan dia ingin mendekat dengan cepat, merasa sedikit khawatir juga agak gugup. Gadis itu bimbang, tidak berani mendekat, tapi juga khawatir kalau terjadi sesuatu kepada Bo Yan.     

Dengan berhati-hati, An Ge'er berjalan ke celah pintu kamar mandi. Dia bermasud menerobos masuk seandainya benar-benar terjadi sesuatu dengan Bo Yan.     

'Kalau… ehem, kalau tidak, maka aku akan menyelinap pergi…'     

Namun, saat An Ge'er mengintip melalui celah itu, entah pemandangan apa yang dilihatnya, matanya seketika melebar…     

Kemudian, samar-samar An Ge'er seperti mendengar Bo Yan berulang kali memanggil namanya...     

Pada saat itu, An Ge'er bagaikan disambar petir, dia ketakutan sehingga memejamkan matanya. Sesaat kemudian, tidak bisa menahan diri dan mulai berteriak, "Aaahhh…!     

"Aaahhh...!"     

An Ge'er berteriak dua kali, kemudian melarikan diri.     

Di sisi lain, gerakan Bo Yan yang ada di dalam kamar mandi pun tiba-tiba menegang karena mendengar jeritan An Ge'er. Matanya yang dingin penuh dengan antusiasme yang dalam, api yang besar sudah tersulut di sana.     

Bo Yan pun berjalan keluar dari kamar mandi. Meskipun bagian bawah tubuhnya dililit dengan handuk berwarna hitam, tetapi itu tetap tidak bisa membuat orang lain mengabaikan lengkungan yang tinggi di tubuhnya.     

Sangat seksi!     

Penampilan Bo Yan yang dingin bisa membuat hati orang yang melihatnya hampir bergetar dan menjerit.     

Ketika kaki depan An Ge'er baru akan melompat keluar dari kamar Bo Yan, detik berikutnya gadis itu ditahan, lalu langsung dibalik dan ditekan ke pintu. Dengan ganas dan kuat, tanpa peduli dengan teriakan perlawanannya, bibirnya diserang.     

'Cukup.'     

'Aku sudah berusaha sebaik mungkin, aku telah memberinya banyak sekali kesempatan untuk melarikan diri.;     

'Tetapi, gadis ini malah datang sendiri.'     

Bo Yan meraih bibir dan lidah An Ge'er lalu menghisapnya dengan kuat, tangannya yang besar benar-benar merobek baju luar gadis itu.     

Saat An Ge'er dicium oleh Bo Yan, seluruh tubuhnya menjadi lemah. Tidak ada sedikit pun kekuatan untuk melawan lagi.     

Saat bibir yang tipis dilepaskan, mulut mungil itu tampak memerah dan menggoda. Mata bunga persik An Ge'er kabur, seluruh tubuhnya bersandar lemah pada Bo Yan. Tali bahu kaus kecilnya juga entah sejak kapan telah merosot, memperlihatkan bahunya yang lembut dan kurus, serta sebagian besar dari warna putih di dadanya yang halus itu.      

Melihat An Ge'er seperti itu, mata Bo Yan dipenuhi dengan api dan obsesi yang mendekati kegilaan. Dengan nyaris kasar, dia langsung menarik pakaian dalam gadis itu.     

Saat itu, rasionalitas, semua hasrat dan harapan, seperti dimusnahkan…     

Dalam mimpi pun, Bo Yan menginginkan semua itu, tubuh An Ge'er yang tak terhitung sudah berapa kali difantasikannya di malam hari.     

Ketika semua itu benar-benar terjadi, Bo Yan pun mengamuk bagaikan binatang buas seperti dalam mimpinya.     

Suara isakan An Ge'er adalah afrodisiak terbaik baginya. Bo Yan benar-benar ketagihan pada gadis itu.     

Baik itu hati maupun tubuh Bo Yan, semuanya benar-benar telah ditaklukkan oleh An Ge'er.     

Keduanya menabrak kursi, menabrak dinding, dan akhirnya berguling di tempat tidur besar…     

Meskipun dalam hati An Ge'er bermaksud untuk memerhatikan Bo Yan, tapi dia benar-benar takut dengan penampilan pamannya yang menggila itu.     

Terutama pemandangan Bo Yan yang baru saja dilihat An Ge'er, benar-benar membuatnya sangat ketakutan. Air matanya mengalir seiring dengan napasnya yang terengah-engah.     

An Ge'er belum pernah melihat Bo Yan yang seperti itu. Sedikit pun tidak seperti pamannya yang biasanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.