Menjalin Cinta Dengan Paman

Aku Menyukaimu, Sudah Lama Sekali



Aku Menyukaimu, Sudah Lama Sekali

0Bo Yan membawa An Ge'er ke mobil. Meskipun hal itu dilakukan dengan gerakan yang memaksa, tetapi pria itu tetap tidak kehilangan kelembutannya.     
0

Di dalam mobil, mereka terjebak dalam suasana yang sulit dijelaskan. Bo Yan mengemudikan mobil. Sementara itu, An Ge'er bersandar rapat ke jendela, kepalanya melihat ke arah luar, kedua tangannya memeluk bahunya sendiri. Sosoknya yang rapuh itu membangkitkan rasa kasihan dari siapa pun yang melihatnya.     

Setelah waktu berjalan cukup lama, akhirnya Bo Yan tidak tahan lagi.     

"An Ge'er?"     

Bo Yan memanggil namanya, suaranya lembut di luar dugaan. Tetapi, An Ge'er tidak bergerak.     

Bo Yah mendesah pelan, tatapan matanya tiba-tiba berubah menjadi sedalam lautan. Mau tidak mau, pria itu harus mengakui bahwa peristiwa tidak terduga yang terjadi malam itu membuatnya terkejut. Namun sebenarnya, lebih dari itu dia juga merasa senang…     

Semuanya terjadi secara bertahap, tepat seperti yang direncanakan oleh Bo Yan.     

Akhirnya, dia mendapatkan hati An Ge'er.     

Sebenarnya, Bo Yan tahu cepat atau lambat hari ini akan tiba. Namun bagaimanapun, saat hari ini benar-benar datang, dia tetap merasa terkejut. Pada momen itu, untuk sesaat, dia tidak tahu harus berkata apa agar dapat mengekspresikan isi hatinya dengan lebih baik.     

Karena itulah, Bo Yan belum bisa mengatakan apa-apa.     

'Tapi sekarang…'     

'Karena sudah mengetahui isi hati An Ge'er…'     

Bo Yan melirik An Ge'er melalui kaca mobil, tatapan matanya semakin dalam. Akhirnya dia pun memutuskan...     

Bibir tipis Bo Yan sedikit terbuka, kemudian dia berkata, "An Ge'er, mungkin kamu tidak bisa menebak… sebenarnya aku sudah terlalu lama… menunggu hari ini."     

"..." Tidak ada jawaban dari An Ge'er.     

"Apa kamu… bisa mengerti maksudku?"     

An Ge'er masih terdiam.     

Melihat An Ge'er belum berbicara, Bo Yan pun berdehem ringan, ketegasan melintas di matanya yang sipit dan jernih. Bibirnya yang tipis terbuka ringan, "Aku menyukaimu."     

Suara Bo Yan sangat enak didengar, dalam dan elegan. Mendengar kata itu keluar dari mulutnya bisa membuat orang lain merasakan semacam debaran jantung, bagaikan kembang api yang merekah.     

"Sudah lama sekali menyukaimu…"     

'Dan sekarang mungkin sudah lama berubah menjadi cinta.'     

An Ge'er tetap diam, "..."     

Setelah mengatakan hal itu, hati Bo Yan bukannya menjadi lebih lega, tetapi sebaliknya, malah semakin gelisah.     

Akhirnya, Bo Yan menyatakan isi hatinya kepada An Ge'er. Pria itu telah menunggu lebih dari sepuluh tahun.     

Debaran di hati Bo Yan yang selama ini tak terkatakan akhirnya terungkap. Dia masih sangat tegang.     

Kini, Bo Yan sudah mengatakannya. Pria itu pun bertanya-tanya dalam hati, 'Apakah itu akan membuat An Ge'er takut?'     

Setelah mengatakannya Bo Yan terus menunggu respon dari An Ge'er, tetapi tetap tidak ada jawaban.     

'Aku sudah mengatakan semuanya, tetapi dia masih belum bersuara?'     

Bo Yan akhirnya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menghentikan mobil, lalu mendekat dan melihat An Ge'er. Saat itu, barulah dia menyadari bahwa mata gadis itu terpejam, bibir merahnya sedikit terbuka, kepalanya bersandar di kursi sebelah pengemudi.     

An Ge'er tertidur nyenyak!     

Bo Yan pun kehilangan kata-kata, "..."     

'Jadi, An Ge'er tidak mendengar semua yang baru saja aku katakan?'     

Bo Yan merasa tertekan.     

Beberapa waktu kemudian, Bo Yan akhirnya tertawa tidak berdaya, sudut bibirnya agak terangkat.     

Entah mengapa, hati Bo Yan seperti merasakan kelegaan yang aneh. Ada kilatan rasa sayang yang melintas di matanya yang sipit, juga simpati yang tidak bisa ditutupi.     

An Ge'er benar-benar terlalu lelah. Kalau tidak, dia tidak mungkin tertidur lelap di tengah suasana hati yang begitu rumit.     

Bo Yan melepas mantelnya dan meletakkannya di atas tubuh An Ge'er. Terakhir, dia mendekat ke wajah mungil itu, membungkuk, lalu memberikan ciuman di sudut bibirnya yang merah.     

Setelah itu, barulah Bo Yan mengemudikan mobil lagi dan membawa An Ge'er pulang. Di bawah sinar rembulan, sudut bibirnya yang tipis itu sepertinya sedikit terangkat membentuk lengkungan yang memukau.     

***     

Syuting di kota T sangat sukses. Adegan Xu Wei pada dasarnya sudah selesai. Hanya tersisa adegan pertarungan antara dia dan tokoh utama pria.     

Di bagian klimaks terakhir, tokoh utama pria membunuh penjahat dan menyelamatkan tokoh utama wanita. Tetapi, tubuh tokoh utama wanita membawa virus level X yang disuntikkan oleh penjahat, sangat berbahaya dan bisa menyebar tak terkendali kapan saja. Satu-satunya cara adalah kematian.     

Tetapi tokoh utama pria tidak mengetahui hal itu, dia masih tenggelam dalam kegembiraan karena telah berhasil menyelamatkan tokoh utama wanita dan mendapatkannya kembali. Sementara itu, tokoh utama wanita hanya menatapnya sambil tersenyum, tetapi dalam hati, dia ingin menangis karena rasa sakit…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.