Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Apa yang Kamu Tahu?!



Apa yang Kamu Tahu?!

2Wu Yunyun buru-buru berkata, "Kakekku memaki orang. Sepertinya ada orang yang menjatuhkan bunganya."      1

Fang Yang terkekeh, "Kakekmu benar-benar sehat."     

"Tentu saja…!" timpalnya.     

"Barusan kamu menanyakan pesta ulang tahun Nyonya? Kebetulan kamu sudah selesai ujian, apa kamu ingin datang untuk bersenang-senang?" tanya Fang Yang.     

Wu Yunyun tertegun. Bagaimana Fang Yang bisa tahu kalau ia mengikuti ujian?     

Eh, tentu saja dia tahu. Di pertemuan sebelumnya, ia pernah membahasnya. Tapi sekarang ia tidak membahasnya dan Fang Yang masih bisa ingat masalah ini. Ini baru lebih aneh. Seharusnya Fang Yang cukup sibuk, kan? Mana mungkin ia mengingat hal sepele semacam ini.     

"Apa aku boleh datang?" tanyanya.     

"Kalau aku mengundangmu, kenapa tidak boleh?" jawab Fang Yang.     

"Bisakah kamu mengundang beberapa orang lagi?" Wu Yunyun bertanya sambil tersenyum, "Keluargaku, Ehm… ada beberapa orang yang ingin datang juga."     

"Ini…" Fang Yang menjawab dengan serba salah, "Bos dan Nyonya sendiri lah yang membuat daftar undangan, jadi aku tidak berani mengubahnya."     

"Lalu kenapa aku bisa datang?"     

"Sebagai pasanganku."     

Wajah Wu Yunyun tiba-tiba memerah dan pikirannya hampir kehilangan kendali, "Ehm, kamu masih sibuk, kan? Tapi kamu malah sengaja meluangkan waktu untuk meneleponku. Kamu kerja dulu saja, nanti kita bicara lagi."     

"Oke." Fang Yang merendahkan suaranya, "Kalau begitu, apa besok kita bisa bertemu?"     

Wu Yunyun tertegun, 'Apa maksudnya?'     

Sepertinya Fang Yang sudah bisa menebak situasi Wu Yunyun sekarang, kan? Jika tidak, kenapa ia bisa menjawab dengan lancar? Sekarang ia bahkan menanyakan pertanyaan ini, bukankah pertanyaannya ini membantu Wu Yunyun keluar dari masalah?     

Ia menjawab, "Oke."     

"Sampai jumpa." Fang Yang menutup telepon.     

Wu Yunyun menghela napas pelan dan menatap semua orang.     

Wu Lingling dan yang lainnya menggertakkan gigi mereka, dan wajah mereka penuh kecemburuan. Mereka tidak menyangka Fang Yang akan memperlakukan Wu Yunyun sebaik ini. Bukankah itu artinya mereka sudah tidak memiliki kesempatan?     

Tuan Besar Wu Kedua mengamuk, "Apa kamu tidak bisa menyuruhnya memikirkan cara?!"     

"Aku dan dia hanya teman biasa, mana bisa aku menyebutkan permintaan semacam itu?" kata Wu Yunyun.     

"Teman biasa?" Tuan Besar Wu Kedua menatapnya dengan kebingungan. Cara bicara dan isi pembicaraan Wu Yunyun dan Fang Yang barusan, sama sekali tidak seperti teman biasa.     

Wu Yunyun menghela napas dan menjelaskan, "Untuk saat ini masih teman biasa. Aku dan dia belum menjalin hubungan."     

"Sebentar lagi." kata ibu Yun buru-buru, lalu menambahkan semangkuk sup untuknya, "Cepat makan, sudah mau dingin. Setelah selesai makan, istirahatlah lebih awal."     

Wu Yunyun menunduk dan meneguk supnya.     

Ayah Yun berkata pada Tuan Besar Wu Kedua, "Ayah, mari kita lupakan perayaan ulang tahun yang diadakan Sheng Nanxuan untuk istrinya. Kita tidak perlu harus pergi kesana."     

"Apa yang kamu tahu?!" Tuan Besar Wu Kedua membentaknya, "Sekarang seluruh ibu kota sudah tahu kalau dia kerabat kita. Bagaimana bisa dia tidak mengundang kita di acara besar seperti ini. Bagaimana nanti pandangan orang terhadap Ayah? Bagaimana Ayah bisa terus berbisnis di ibu kota kedepannya?"     

Wu Yunyun berdiri, "Aku akan mencari cara lagi."     

Ibu Yun buru-buru mengikutinya memasuki kamar, lalu bertanya, "Bukankah kamu bilang tidak ada hubungan apa-apa dengan Fang Yang? Kenapa tadi…"     

"Benar-benar tidak ada apa-apa." Wu Yunyun menunjukkan padanya pesan dan riwayat panggilan di handphone-nya, "Itu karena dia pintar, jadi dia tidak mengeksposku. Kalau tidak, sekarang Kakek pasti menghukumku dengan menyuruhku berlutut."     

Ketika Ibu Yun mendengar ini, ia sangat marah.     

Wu Yunyun tidak pernah mendapatkan pelajaran ketika masih kecil dan tidak bisa bermuka dua. Sudah beberapa kali ia bertentangan dengan Tuan Besar Wu Kedua. Tuan Besar Wu Kedua pun langsung menyuruhnya berlutut di taman.     

Jalan bebatuan di taman bergeronjal dan hampir membuat kakinya lumpuh.     

Ibu Yun buru-buru berkata, "Kalau begitu cepat hapus! Jangan sampai mereka mengetahuinya. Benar-benar merepotkan! Sendirinya tidak punya cara untuk pergi, tapi malah merepotkanmu. Kamu baru saja selesai ujian, pasti sangat lelah!"     

Wu Yunyun tersenyum, "Sudahlah, Ibu turun dan awasi mereka saja. Aku masih harus menghubungi mereka untuk memberi penjelasan."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.