Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Paling Banyak Menjadi Bencana Bagi Satu Gadis



Paling Banyak Menjadi Bencana Bagi Satu Gadis

0Gong Mo menatapnya dengan marah. Ini semua salah Sheng Nanxuan yang menyebut Gong Mo tua. Dari mananya ia tua?     
0

Sheng Nanxuan menundukkan kepalanya dan menandatangani dokumen di tangannya,lalu menyerahkannya pada Fang Yang, "Begini saja."     

"Baik." Fang Yang mengemasi dokumen dan pergi.     

Sheng Nanxuan menoleh dan bertanya pada Gong Mo, "Apa kamu ingin membuat pakaian untuk Tian Cheng?"     

Gong Mo bertanya dengan heran, "Bagaimana kamu bisa tahu?"     

Sheng Nanxuan mendengus, "Memangnya ini sulit ditebak? Di antara orang-orang yang kamu kenal, hanya Tian Cheng yang bisa memakai pakaian anak gadis itu. Kamu ingin mengundangnya ke pesta ulang tahun?"     

"Dia baru saja selesai ujian masuk perguruan tinggi."     

Ketika Fang Yang keluar, kebetulan ia mendengar kalimat ini. Tiba-tiba ia teringat akan nona muda dari keluarga Wu yang juga mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.     

Gong Mo berkata, "Bibi dan Paman sudah hampir tiga bulan bercerai. Jika Tian Cheng tetap tinggal di rumah, kemungkinan ia akan jadi banyak pikiran. Akan lebih baik menyuruhnya untuk datang ke tempatku. Nanti sesudah aku selesai merayakan ulang tahunku, aku akan membawanya ke Italia."     

"Apa dia akan setuju?"     

"Seharusnya. Bibi sudah begitu dewasa, dia juga sudah bukan anak kecil lagi yang perlu dikhawatirkan oleh Tian Cheng. Tian Cheng masih muda, jadi baik baginya untuk lebih banyak keluar dan melihat dunia."     

"Ya, kalau begitu bilang saja padanya." Sheng Nanxuan tidak keberatan.     

Gong Mo tersenyum, lalu menoleh untuk melihat Huzi yang sedang memainkan mainannya. Ia pun berkata padanya, "Ayo coba baju barumu."     

Huzi melemparkan mainan itu dan bangkit berdiri. Ia meraih pakaiannya, mengamatinya, lalu melompat dengan gembira, "Ibu, ayo cepat!"     

"Kamu ini…! Dasar bocah yang mementingkan penampilan!" Gong Mo menggendong Huzi ke pangkuannya, "Bagaimana kalau kamu sudah besar nanti? Oh, entah berapa banyak gadis yang akan terluka…!"     

"Hm, hm…?" Huzi tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya, dan menggelengkan kepalanya tanpa sadar.     

Sheng Nanxuan melirik Gong Mo dari samping dan berkata, "Tidak akan. Paling banyak putraku menjadi bencana bagi satu gadis."     

Gong Mo tertegun menatapnya.     

Sheng Nanxuan mengedip-ngedipkan matanya, "Keturunan…!"     

Gong Mo berseru, "Tapi kamu tidak menurun dari ayahmu."     

Wajah Sheng Nanxuan menegang.     

Gong Mo tertegun, lalu buru-buru berkata, "Aku tidak bermaksud begitu."     

"Tidak apa-apa."     

Gong Mo menggigit bibirnya, menyingkirkan Huzi, lalu mendekatinya dan berkata dengan hati-hati, "Maafkan aku."     

"Tidak masalah." Ia tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, "Dia ayahku. Ini fakta yang tidak bisa diubah."     

"Tapi dia tidak layak!" kata Gong Mo dengan marah.     

"Jadi kualitas baik yang aku miliki. Pasti menurun dari ibuku."     

Gong Mo yang melihat Sheng Nanxian benar-benar tidak marah pun diam-diam menghela napas lega.     

Ketika teringat akan Yu Qinghuan, tiba-tiba ia bertanya, "Apa sudah ada kabar tentang Ibu?"     

Sheng Nanxuan menggelengkan kepalanya dan menghela napas, "Aku sama sekali tidak tahu kemana Carter bersembunyi."     

"Jangan khawatir." Gong Mo menghibur, "Ibu bahkan sudah berhasil melalui bertahun-tahun ini, jadi dia pasti akan baik-baik saja. Asalkan dia masih hidup, kita masih memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi."     

Sheng Nanxuan terdiam, lalu mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk memeluk Gong Mo.     

Sebenarnya, tidak masalah juga baginya jika ia benar-benar tidak pernah bertemu Yu Qinghuan lagi. Takdirnya dan Yu Qinghuan memang begitu dangkal. Mungkin inilah yang dinamakan kehidupan. Asal ada Gong Mp di sisinya, Sheng Nanxuan sudah merasa cukup. Gong Mo tidak hanya memberinya cinta, tetapi juga keluarga. Jika ia berharap lebih banyak, Sheng Nanxuan seolah agak serakah.     

Sheng Nanxuan menghela napas, "Semoga saja masih bisa bertemu lagi."     

Keserakahan adalah naluri manusia. Sheng Nanxuan bukan hanya ingin bertemu dengan ibunya lagi, tapi ia bahkan ingin lebih sering bertemu dengannya. Meski ia tidak bisa membayangkan seperti apa menjalani kehidupan dengan Yu Qinghuan, tapi memiliki mimpi bukanlah hal yang buruk.     

Huzi yang melihat mereka berangkul-rangkulan pun berbaring dengan murung di samping, 'Mana katanya tadi bilang mau memakaikan baju baru untukku? Hmph! Ayah dan Ibu, semuanya orang jahat! Kedepannya aku mau bermain dengan orang lain saja, dan tidak memedulikan Ayah dan Ibu!'     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.