Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Bukankah Katanya, Pembunuh Tidak Punya Perasaan?



Bukankah Katanya, Pembunuh Tidak Punya Perasaan?

0"Tanpa perlu melarikan diri, aku juga bisa keluar." kata Yu Qinghuan.     
0

Gadis kecil itu menatapnya lekat-lekat, "Kalau begitu, bisakah Kakak membawaku bersamamu?"     

Yu Qinghuan mengangkat alisnya. Ia membawa harimau itu sambil terus berjalan dan berkata, "Merepotkan."     

Ketika gadis kecil itu mendengarnya mengatakan ini, ia menganggap Yu Qinghuan berkata, "Boleh.", jadi ia mengikutinya dengan gembira.     

Ketika melihat Yu Qinghuan membawa tubuh harimau itu dengan mudah, ia berkata dengan kagum, "Kakak, kamu benar-benar sangat kuat."     

"..."     

"Tadi saat mencambuk harimau itu, Kakak juga sangat keren. Bisakah Kakak mengajariku?"     

"..."     

"Eh? Apa kamu seorang pembunuh?"     

"Bukan."     

"Fiuh…" gadis kecil itu menghela napas lega, entah karena Yu Qinghuan menjawabnya, atau karena ia bukan seorang pembunuh.     

Setelah berjalan sangat lama, keduanya tiba di sebuah sungai yang dikelilingi ruang terbuka yang luas.     

Yu Qinghuan berhenti dan melemparkan harimau itu ke tanah.     

Gadis kecil itu berkata dengan gugup, "Ini masih wilayah kastil Shadow. Tanah ini milik mereka."     

"Sudah cukup jauh. Kita makan dulu saja." Yu Qinghuan duduk di tepi sungai, melepas sepatu hak tinggi merahnya, dan memasukkan kaki putih mulusnya yang lencir ke dalam air.     

Air beriak melalui kulitnya dengan lembut, sementara wajahnya terlihat nyaman.     

Ketika gadis kecil itu melihat Yu Qinghuan dan mayat harimau itu, ia langsung berjongkok dan berinisiatif untuk menguliti harimau itu.     

Yu Qinghuan meliriknya, dan melihat gerakannya yang terampil. Ia pun bertanya, "Berapa umurmu?"     

Gadis kecil itu mengangkat kepalanya dan menjawab, "8 tahun."     

"Muda sekali?"     

"Iya." Gadis kecil itu menghela napas.     

"Siapa namamu?"     

"Judy."     

"Dari mana asalmu?" Yu Qinghuan melihat wajahnya agak berbeda dari dirinya, tetapi perbedaannya tidak begitu besar, jadi seharusnya gadis ini berasal dari Asia Tengah atau Asia Barat.     

Judy terdiam sejenak, lalu berbisik "Emilia."     

Yu Qinghuan mengangkat alisnya, teringat akan Cindy. Gadis itu seharusnya juga berasal dari Emilia. Itu karena sebagian besar pengungsi di Shantagama berasal dari Emilia.     

"Emilia sangat jauh dari sini." kata Yu Qinghuan.     

Judy terisak, "Kali ini mereka memilih dari Emilia. Kebanyakan dari mereka adalah yatim piatu di zona perang."     

Yu Qinghuan berpikir. Mereka melakukan ini untuk menghindari masalah. Anak yatim dari zona perang hampir tidak punya masa lalu. Selain itu, sejak kecil mereka sudah dihancurkan oleh perang, jadi mereka tidak akan memiliki perasaan untuk dunia ini.     

"Sudah berapa lama kamu di sini?"     

"Enam bulan."     

"Pasti sangat lelah, ya?" Dalam setengah tahun, sudah belajar begitu banyak hal. Bisa kabur untuk menyelamatkan diri, bisa menguliti binatang liar, dan menggunakan berbagai senjata dengan mudah.     

Judy mengangguk. Sesudah menyeka air matanya, ia berkata, "Tapi setelah pelatihan selesai, aku bisa kembali untuk membunuh para pemberontak dan penjajah. Dengan begitu, aku tidak begitu merasa lelah."     

Yu Qinghuan tertegun dan menatapnya kebingungan.     

"Kenapa?" tanyanya gugup.     

"Bukankah katanya seorang pembunuh tidak memiliki perasaan?"     

Judy berkata, "Aku belum menjadi pembunuh."     

Yu Qinghuan menggerakkan sudut mulutnya, lalu melihat ke kejauhan.     

Ia merasa ada sesuatu yang mematuk ujung kakinya. Ketika menunduk, ia melihat seekor ikan berwarna putih. Ia pun tidak bisa menahan senyumnya dan berkata, "Kita bisa makan lagi."     

Setelah mengatakannya, ia mencambuk ikan itu hingga tubuh ikan itu terbang keluar dan jatuh begitu saja di atas kulit harimau yang baru saja dikupas.     

Wajah Judy tersiram air.     

Yu Qinghuan tertawa, "Sudah saatnya kamu mencuci wajahmu."     

Judy meletakkan daging harimau itu dan berjalan ke air. Ketika melihat wajahnya belepotan dan berlumuran darah, ia segera mengambil air dan menggosok wajahnya dengan panik.     

Setelah itu, ia melihat Yu Qinghuan sedang memotong daging harimau dengan belati. Ia pun bertanya dengan sedih, "Bagaimana kalau tidak ada api?"     

"Kalau begitu, kita hanya bisa memakannya mentah-mentah." Yu Qinghuan mengambil daging harimau segar dan memasukkannya ke dalam mulutnya.     

Judy terdiam, "..."     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.