Istri Kebingungan: Suami Misterius Susah Ditebak

Takutnya Dia Memiliki Niat Buruk



Takutnya Dia Memiliki Niat Buruk

0Gong Mo menebak Yu Xinran tidak ingin berada di ruangan yang sama dengan Sun Boyu, jadi ia pun mengangguk.     
0

Keduanya bangkit dan berkata pada para tetua, "Kami mau memeriksa ke bawah dulu."     

"Pergilah, pergilah." Wu Surong buru-buru berkata pada Gong Mo, "Biar Nenek yang menjaga Huzi. Kamu tenang saja."     

"Terima kasih, Nenek." Gong Mo berbalik sambil tersenyum, lalu meninggalkan ruangan bersama Yu Xinran.     

Pandangan mata Sun Boyu mengikuti mereka berdua. Ketika Kakek Zhang melihatnya, ia mengira cucunya menyukai Yu Xinran. Ia pun menghela napas iba.     

Yu Zhengming dan Wu Surong menggoda Huzi. Ketiganya bermain dengan khusyuk.     

Kakek Zhang dan Sun Boyu duduk bersebelahan selama beberapa saat. Sun Boyu yang merasa dirinya sudah merusak suasana pun berdiri, "Kakek, aku turun sebentar."     

Kakek Zhang mengangguk. Sesudah cucunya pergi, ia berbalik dan bertanya pada Yu Zhengming, "Yu tua."     

Wu Surong memotongnya, "Zhang tua, Xinran kami sudah punya pacar, jadi jangan mendekatkan Boyu dan Xinran. Aku lihat mereka berdua tidak memiliki ketertarikan. Jika kamu melakukannya, itu akan sangat canggung."     

"Tapi…" Kakek Zhang meringis, "Bukannya aku begini karena menyukai Xinran? Selain itu, Boyu pasti menyukai Xinran. Lihat saja dia barusan."     

"Sesuatu yang dipaksa tidak akan berakhir dengan baik." Wu Surong berkata, "Selain itu, bukankah kamu ini ingin memaksa memisahkan pasangan yang saling jatuh cinta?"     

Yu Zhengming berkata, "Jika Xinran tidak memiliki pacar, aku juga akan membiarkanmu ikut campur. Boyu adalah anak yang baik, kami juga menyukainya, Tapi Xinran sudah punya pacar. Mereka tidak berjodoh, jadi bukankah kita tidak bisa memaksanya?"     

"Hah…" Kakek Zhang menghela napas, "Kalian selalu bilang Xinran punya pacar, tapi di hari seperti ini aku juga tidak melihatnya membawa pacarnya itu."     

"Kami masih saja tidak bisa membujukmu." Wu Surong memasang wajah datar.     

"Hei, Kakak Ipar, jangan marah. Aku tidak bermaksud begitu."     

"Pacar Xinran tidak memiliki latar belakang keluarga, jadi dia tidak terbiasa dengan acara seperti ini. Akan tetapi bagaimanapun juga, asalkan Xinran menyukainya, kami tidak akan ikut campur."     

"Tapi…" Kakek Zhang bertanya dengan prihatin, "Kalau begitu, bukankah akan terjadi masalah? Kalian jangan marah karena aku berkata begini. Aku juga berkata begini karena mengkhawatirkan Xinran saja. Meskipun banyak anak laki-laki di kelas kita manja, tapi masih lebih baik dari orang-orang yang tidak punya apa-apa itu. Hidup orang-orang itu penuh perjuangan, takutnya mereka memiliki niat buruk!"     

"Kelas kita ini…" Wu Surong menghela napas, "Mungkin saja bertemu orang-orang dari keluarga besar yang memiliki niat buruk dan ingin menyingkirkan keluarga yang lain. Bukankah begitu? Justru orang-orang yang tidak memiliki latar belakang ini, paling-paling tinggal biarkan saja berjuang sendiri. Orang seperti ini tidak akan mampu mengusik keluarga Yu, jadi aku justru tenang Xinran mencari orang yang seperti ini."     

Ketika Kakek Zhang mendengar ini, dia terdiam. Dia juga merasa canggung dan murung, "Kakak Ipar berkata seperti ini karena curiga keluarga Zhang kami juga memiliki niat buruk?"     

Bagaimanapun juga Kakek Zhang selalu ingin menculik Yu Xinran ke rumahnya dan menjadikannya cucu menantu perempuannya.     

Yu Zhengming berkata, "Zhang tua, jika kamu berkata seperti ini, persahabatan kita selama beberapa puluh tahun ini akan segera berakhir. Surong hanya bicara saja, bukannya mengataimu. Memangnya kami tidak tahu kalau kamu sudah menganggap Xinran seperti cucu kandungmu sendiri? Kalau kamu bersikeras berkata seperti ini, aku justru curiga kalau kamu benar-benar menyembunyikan sesuatu."     

"Ya sudah, ya sudah, ya sudah!" Kakek Zhang berkata, "Aku yang salah. Aku tidak seharusnya berkata seperti itu. Hah… Bukankah aku begini karena mengkhawatirkan Xinran dan tidak rela melepaskannya?"     

"Ehhhh!" Huzi meraung.     

Ketiganya menatapnya.     

Ia mengerutkan kening dan mendengus dengan tidak senang.     

Kakek Zhang bertanya keheranan, "Ada apa dengannya?"     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.